KABARBURSA.COM - PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) melaporkan kegiatan pengeboran dan eksplorasi batu bara pada periode Juli hingga September 2024.
Berdasarkan keterbukaan informasi, Monika Ida Krisnamurti Corporate Secretary ITMG, menyampaikan, aktivitas tersebut merupakan kelanjutan dari program yang dimulai sebelumnya.
Monika menambahkan, total biaya yang dihabiskan oleh ITMG dan anak usahanya dalam kegiatan operasional pertambangan batu bara tersebut mencapai Rp12,11 miliar.
"Kegiatan eksplorasi dilaksanakan oleh Departemen Geologi ITMG, yang mengutamakan aktivitas pengeboran pra-produksi dan pengembangan. Metode yang digunakan mencakup pengeboran lubang terbuka (open hole) dan pengeboran inti (coring) di sejumlah lokasi strategis," ujar Monika.
Adapun kegiatan eksplorasi dijalankan oleh PT Trubaindo Coal Mining, yang beroperasi di Blok Selatan, Muara Lawa, Kutai Barat, Kalimantan Timur, melakukan pengeboran pra-produksi di area ini.
Kegiatan pengeboran dilakukan oleh kontraktor jasa pengeboran PT Cosyindo Teknik (CT). Selama periode ini, 50 lubang dengan total kedalaman 1.902,56 meter untuk open hole dan 467,75 meter untuk coring telah berhasil dibor. Biaya total yang dikeluarkan untuk kegiatan ini mencapai Rp1.783.937.832.
Di lokasi lain, PT Indominco Mandiri melakukan pengeboran di Blok Barat dan Timur yang terletak di Sangatta, Kutai Timur, dan Bontang, Kalimantan Timur.
Kontraktor yang ditunjuk, PT Geryndo Utama, menggunakan empat unit Jackro 175 untuk melaksanakan kegiatan ini. Pada periode yang sama, perusahaan melakukan 108 lubang pengeboran pra-produksi dengan total kedalaman 6.969 meter, yang terdiri dari 62 lubang open hole dan 46 lubang coring. Total biaya untuk kegiatan ini mencapai Rp2.465.198.725.
PT Bharinto Ekatama juga aktif melakukan pengeboran di area kerja yang terbagi menjadi tiga blok utama. Pada kuartal ini, perusahaan berhasil melakukan pengeboran pra-produksi di Blok Lempanang dengan 87 lubang bor, mencapai kedalaman total 5.302 meter untuk open hole dan 3.468 meter untuk coring.
Selain itu, kegiatan eksplorasi di Blok Tenaik juga dilakukan dengan 66 lubang bor. Total biaya pengeboran untuk periode ini adalah Rp6.099.130.809.
Sementara itu, PT Jorong Barutama Greston berencana melakukan pengeboran pra-produksi pada 28 titik. Namun, hingga saat ini, kegiatan pengeboran belum dapat dilakukan karena menunggu izin AMDAL terkait pengalihan Sungai Asam-asam.
PT Tepian Indah Sukses, yang mengoperasikan area Izin Usaha Pertambangan (IUP) seluas 2.065 Ha, telah melakukan kegiatan eksplorasi rinci pada tahun 2023. Pada kuartal II tahun 2024, perusahaan melakukan pengeboran di 50 lubang, mencapai kedalaman total 1.902,56 meter untuk open hole dan 467,75 meter untuk coring. Biaya total pengeboran dalam periode ini adalah Rp1.783.937.832.
Aktivitas pengeboran yang dilakukan oleh PT Indo Tambangraya Megah Tbk dan anak perusahaan menunjukkan komitmen yang kuat terhadap pengembangan sumber daya batubara di Indonesia.
Dengan fokus pada efisiensi dan keberlanjutan, perusahaan berupaya meningkatkan kapasitas produksi di tengah tantangan regulasi dan lingkungan yang ada.
Sebagai bagian dari langkah strategisnya, ITMG juga berencana untuk terus memantau dan menyesuaikan rencana eksplorasi dan produksi berdasarkan perkembangan terkini di sektor batu bara dan kondisi pasar.
Dengan terus melanjutkan kegiatan pengeboran dan eksplorasi, ITMG menunjukkan upaya proaktif untuk memperkuat posisinya di industri batu bara, sekaligus berkontribusi pada pengembangan ekonomi lokal dan nasional.
Aktivitas ini tidak hanya mendukung keberlanjutan operasi perusahaan, tetapi juga menciptakan peluang bagi masyarakat sekitar.
Saham ITMG mengalami penurunan pada perdagangan kemarin, mencatat harga penutupan sebesar Rp26.025. Saham tersebut mengalami penurunan sebesar Rp25, atau 0,10 persen dari harga sebelumnya yang juga tercatat di level Rp26.050.
Perdagangan saham ITMG kemarin cukup aktif, dengan volume perdagangan mencapai 857.400 lot. Meskipun begitu, rata-rata volume perdagangan selama periode tersebut tercatat sebesar 1,74 juta lot, menunjukkan bahwa antusiasme investor mungkin sedikit menurun. Pada sesi perdagangan, saham ini sempat mencapai harga tertinggi di Rp26.125 dan terendah di Rp25.850, mencerminkan volatilitas yang terjadi.
Dari data yang ada, frekuensi transaksi untuk saham ini mencapai 2.188, dengan nilai total transaksi mencapai Rp22,2 miliar. Menariknya, meskipun saham ini mengalami penurunan kemarin, dalam jangka pendek, kinerja saham ITMG menunjukkan angka positif. Selama satu minggu terakhir, return saham ini tercatat sebesar 0,19 persen, dan dalam satu bulan terakhir, return-nya mencapai 0,10 persen.
Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa kinerja jangka panjang saham ITMG menunjukkan tren penurunan. Dalam enam bulan terakhir, saham ini mengalami penurunan sebesar 3,07 persen, dan dalam satu tahun terakhir, return-nya tercatat negatif sebesar 5,28 persen.
Di tengah fluktuasi ini, tekanan jual yang lebih tinggi terlihat dari total penjualan (F Sell) yang mencapai Rp6,2 miliar, lebih besar dibandingkan total pembelian (F Buy) yang hanya mencapai Rp4,4 miliar. Hal ini bisa menjadi indikasi bahwa investor cenderung mengambil langkah hati-hati terhadap pergerakan saham ITMG ke depan. (*)