KABARBURSA.COM - Siapa sangka tim nasional (timnas) Indonesia saat ini memiliki skuad dengan nilai pasar di bursa transfer terbesar di Asia. Menurut Transfermarkt, tim Garuda berada di peringkat kedelapan dengan nilai EUR24,53 juta atau setara dengan Rp422,2 miliar.
Nilai yang melambung ini berkat kehadiran dua pemain keturunan baru yaitu Mees Hilgers dan Eliano Reijnders. Masih dari sumber yang sama, Hilgers ditaksir memiliki nilai pasar sebesar Rp121,67 miliar, sedangkan Reijnders berharga Rp11,30 miliar.
Hilgers, yang mendapat pewarganegaraan baru-baru ini, bermain di liga tertinggi Belanda, Eredivisie, yaitu FC Twente. Ia menjadi sorotan lantaran proses naturalisasi dan setelah laga timnya kontra Manchester United.
Lahir pada 13 Mei 2001, Hilgers saat ini diharapkan akan memperkuat lini belakang timnas Indonesia. Hilgers memiliki garis keturunan Indonesia, yang menjadi dasar ketertarikannya untuk membela Garuda.
Dengan keterampilan membaca permainan yang baik, tekel yang tepat, dan kemampuan mendistribusikan bola dari lini belakang, kehadirannya diharapkan bisa memberikan dampak positif bagi skuad timnas Indonesia di masa mendatang.
Selain itu, Thom Haye dengan nilai pasar Rp52,14 miliar, Jay Idzes yang bernilai Rp43,45 miliar, dan Calvin Verdonk dengan nilai Rp43,45 miliar, juga menjadi bagian dari deretan pemain keturunan yang memperkuat timnas Indonesia.
Menariknya, hampir 90 persen dari total nilai pasar timnas Indonesia berasal dari pemain keturunan, menunjukkan betapa besar peran mereka dalam meningkatkan kekuatan tim.
Jika program naturalisasi terus berlanjut dan hasil kualifikasi Piala Dunia 2026 menunjukkan perkembangan positif, bukan tidak mungkin Timnas Indonesia akan semakin mendekati, atau bahkan melampaui, nilai pasar tim nasional Arab Saudi. Saat ini, selisih nilai kedua tim hanya sekitar Rp83,44 miliar.
Faktanya, nilai pasar pemain Timnas Indonesia sudah melampaui Qatar dan Yordania. Nilai pasar Qatar tercatat sebesar Rp353,72 miliar, sementara Yordania berada di angka Rp295,49 miliar.
Sementara itu, tim dengan skuad termahal di Asia adalah Timnas Jepang, dengan total nilai pasar Skuad Samurai Biru mencapai sekitar Rp4,7 triliun. Di posisi kedua, Timnas Korea Selatan memiliki nilai skuad sebesar Rp2,8 triliun. Timnas Iran menempati peringkat ketiga dengan nilai pasukan sebesar Rp818 miliar.
Nilai tersebut masih lebih tinggi daripada skuad Timnas Australia yang diperkirakan mencapai Rp681 miliar, membuat Socceroos berada di peringkat keempat skuad termahal di Asia. Di bawah mereka secara berurutan ada Uni Emirat Arab (Rp660 miliar), Uzbekistan (Rp652 miliar), dan Arab Saudi (Rp502 miliar).
Hal ini menumbuhkan optimisme bahwa Timnas Indonesia tidak hanya bersaing di tingkat Asia Tenggara, tetapi juga semakin diperhitungkan di level Asia.
Di ASEAN, Thailand menjadi negara yang berada di belakang Indonesia, namun Skuad Gajah Perang, julukan Thailand, tertinggal cukup jauh di Asia. Timnas Thailand berada di peringkat ke-16 di Asia dan kedua di ASEAN.
Nilai pasar bek-bek tim nasional (timnas) Indonesia terus merangkak naik, menunjukkan peningkatan minat klub-klub luar terhadap pemain-pemain Tanah Air. Termutakhir, 8 orang dari 10 bek termahal di ASEAN berasal dari tim Garuda.
Situs pemeringkat dan pemberi nilai pasar terhadap pesepak bola, Transfermarkt, merilis data tersebut. Satu posisi yaitu pemain bertahan timnas di ASEAN menarik untuk diperhatikan saat ini.
Dalam data itu, hanya dua pemain termahal yang bukan berasal dari timnas Indonesia. Sementara sisanya merupakan penggawa timnas Garuda. Siapa saja mereka itu?
Dua pemain nontimnas adalah Kenny Dougall dan Dion Cools. Dougal merupakan bek dari timnas Thailand berusia 31 tahun. Nilai pasarnya sekitar EUR500 ribu sehingga menempati peringkat kesembilan bek termahal di ASEAN.
Di peringkat kelima ada pemain timnas Malaysia berdarah Belgia yakni Cools. Cools saat ini memiliki nilai pasar EUR800 ribu menurut Transfermarkt.
Yang menarik dari daftar ini adalah masuknya dua pemain baru timnas Indonesia, Mees Hilgers dan Eliano Reijnders, yang kini tercatat sebagai bagian dari bek termahal di kawasan ASEAN.
Kehadiran mereka membawa angin segar bagi lini belakang timnas, sekaligus menunjukkan betapa kompetitifnya harga para pemain Indonesia di pasar internasional.
Eliano Reijnders saat ini menempati posisi ketujuh dalam daftar bek termahal di ASEAN. Pemain yang berkarir di PEC Zwolle ini memiliki nilai pasar sekitar EUR650 ribu. Nilai ini mencerminkan potensi besar yang dimiliki Reijnders, meski masih berada di tahap awal karirnya di kancah internasional.
Di sisi lain, Mees Hilgers telah mencuri perhatian sebagai bek termahal di ASEAN saat ini, dengan nilai pasar fantastis mencapai tujuh juta Euro. Pemain FC Twente ini juga berhasil masuk dalam daftar sembilan besar bek termahal di Asia.
Angka tersebut tentu saja menggambarkan reputasi serta kualitas yang dimiliki Hilgers sebagai pemain bertahan dengan prospek masa depan cerah.
Dari daftar yang ada, mayoritas bek timnas Indonesia yang masuk ke dalam kategori bek termahal merupakan pemain naturalisasi, yang menunjukkan pentingnya kontribusi mereka bagi timnas.
Namun, yang juga patut diapresiasi adalah keberadaan satu pemain lokal asli Indonesia yang mampu bersaing di level tertinggi. Rizky Ridho, bek muda yang kini membela Persija Jakarta, berhasil menempatkan dirinya di posisi ke-10 dalam daftar bek termahal di ASEAN.
Nilai pasar Ridho mencapai EUR425 ribu, sebuah angka yang cukup kompetitif dan tidak terlalu jauh berbeda dari Kenny Dougall yang berada di peringkat kesembilan dengan nilai pasar EUR500 ribu.
Keberhasilan para pemain ini menembus daftar bek termahal menunjukkan semakin meningkatnya kualitas dan nilai para pemain Indonesia di panggung sepak bola internasional, terutama di kawasan Asia dan ASEAN. (*)