Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

BSI (BRIS) Punya Empat Cara untuk Pertahankan Kinerja Positif

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 10 October 2024 | Penulis: Hutama Prayoga | Editor: Redaksi
BSI (BRIS) Punya Empat Cara untuk Pertahankan Kinerja Positif

KABARBURSA.COM -  PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) telah membeberkan cara dalam mempertahankan kinerja positif yang terus ditunjukkan Perseroan.

Direktur Sales & Distribution BSI Anton Sukarna  menyampaikan terdapat empat strategi yang akan dilakukan oleh BSI untuk mewujudkan hal tersebut ke depannya.

Pertama, BSI harus bisa memperluas cakupan pasar yang ada. Anton mengatakan salah satu upaya yang dilakukan oleh BSI dengan cara menargetkan generasi muda dan orang-orang yang conformist.

"Selama ini kita berkembang dari market yang pindah ke syariah, kita ingin kembangkan yang sudah syariah sedari awal untuk bisa masuk juga. Di sisi lain, pendekatan juga akan diperkuat, baik pendekatan secara offline dan online,” kata dia dalam keterangan resmi dikutip, Kamis, 10 Oktober 2024.

Strategi kedua adalah perusahaan dengan kode saham BRIS ini bakal memperdalam market syariah dengan memperkuat model investasi baru seperti emas.

Anton menyebut, BSI mendapatkan berkah karena menjadi salah satu Perusahaan yang diberikan izin oleh pemerintah untuk berjualan emas dan menjadikan emas sebagai salah satu investasi.

Sementara  ketiga ialah dengan memperkuat transactional base yang fokus pada transaksi harian nasabah melalui e-channel BSI seperti BSI Mobile dan ATM.

Anton mengatakan saat ini BSI fokus untuk meningkatkan jumlah merchant QRIS dan EDC BSI agar lebih mudah diakses oleh masyarakat.

Perlu diketahui, jumlah merchant QRIS BSI mencapai 392 ribu merchant dan EDC baru 3.305 merchant per Agustus 2024. Menurutnya, saat ini market terbesar BSI masih ada pada sektor payroll base dengan jumlah hingga 2 juta nasabah.

“Sekarang kita coba dorong ke transactional. Supaya nantinya transaksi akan full di BSI. Contoh pengusaha jilbab mugkin nasabah BSI tapi tools pembayarannya belum menggunakan BSI," jelas Anton.

Adapun Strategi terakhir, lanjut Anton, adalah penguatan dari sisi digital, yang mana ini akan membuka pintu peluang bagi BSI untuk bisa melayani nasabah selama 24 jam, borderless.

Dirinya menjelaskan saat ini 97,9 persen nasabah sudah menggunakan e-channel BSI sebagai sarana mereka bertransaksi.

Anton mengungkapkan BSI terus berupaya meningkatkan layanan digital melalui channel mobilr banking yang bisa diandalkan dan mampu menjawab setiap kebutuhan nasabah ke depannya.

"Dari sisi digital, ini sedang disiapkan oleh BSI baik dari sisi penguatan IT, penguatan personel IT, dan akan ada yang baru untuk jadi game charger selanjutnya dari BSI," ucapnya.

Dalam Tiga Tahun, Aset BRIS Tumbuh 48 Persen

PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) menorehkan pertumbuhan aset mencapai 48 persen dalam tiga tahun terakhir, terhitung sejak 2020 hingga Desember 2023.

Sementara, pada kuartal II 2024 bank dengan kode emiten BRIS ini mencatatkan aset senilai Rp360,85 triliun. Dengan begitu, secara aset BSI bertengger di posisi keenam perbankan Indonesia.

Menjaga performa rasio keuangan DPK, pembiayaan, efisiensi beban biaya serta optimalisasi dana murah, menjadikan BSI sukses menjaga dan meningkatkan kinerja solid.

Kinerja aset BSI dalam periode 2021-2023 didukung oleh kepercayaan nasabah terhadap BSI dalam bentuk pengelolaan dana pihak ketiga (DPK) dengan pertumbuhan 11,86 persen.

Hingga Juni 2024, Kelolaan DPK BSI terus mengalami kenaikan mencapai Rp296,70 triliun, naik 17,50 persen. Selain itu, kinerja Tabungan naik 16,09 persen ke level Rp128,78 triliun di mana sekitar 39 persen atau Rp49,96 triliun merupakan tabungan Wadiah di mana perusahaan tidak memberikan bagi hasil, sehingga dapat menjaga level cost of fund. Likuiditas BSI bertumbuh juga seiring pertambahan nasabah telah mencapai 20,46 juta.

Direktur Utama BSI Hery Gunardi, mengatakan Di industri perbankan, size does matter karena modal dan aset besar bakal memperkuat kapasitas intermediasi. Perseroan berkomitmen untuk terus memberi manfaat berkelanjutan dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional, melalui kinerja bisnis dan keuangan yang tetap terjaga, sehat dan sustain.

“Pertumbuhan aset yang solid ini menjadi bukti bahwa BSI sebagai bank syariah mampu bersaing dan unggul di tengah dinamika industri yang semakin kompetitif,” ujarnya dalam keterangan resmi dikutip, Senin, 30 September 2024.

Selain aset,  lanjut Hery, berbagai indikator utama seperti DPK, laba bersih, dan rasio CASA BSI juga tumbuh secara positif dan berkelanjutan.

BRIS Bukukan Keuangan Impresif

PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) membukukan kinerja keuangan impresif pada kuartal II 2024. Per Juni 2024, laba bersih bank dengan kode saham BRIS ini mencapai Rp3,4 triliun, tumbuh 20,28 persen secara tahunan.

Direktur Utama BSI Hery Gunardi, mengatakan Perseroan berhasil menjaga kinerja keuangan dan bisnis secara sehat dan berkualitas sepanjang kuartal II tahun 2024, di tengah makroekonomi cukup menantang yang ditandai dengan naiknya suku bunga acuan seperti BI Rate yang naik ke level 6,25 persen pada awal kuartal II 2024 untuk mendukung stabilitas nilai tukar rupiah.

“Pertumbuhan BSI dalam berbagai indikator kunci, seperti aset, DPK, laba bersih, dan rasio CASA, merupakan yang tertinggi di industri perbankan nasional,” ujar dia dalam keterangan resmi, Selasa, 3 September 2024.

Saat ini komposisi dana murah mencapai 62,05 persen, sementara komposisi pembiayaan 71,73 persen, berada di segmen ritel dan konsumer termasuk UMKM. Pada sisi lain baik dari sisi overhead cost maupun kualitas kredit terjaga dengan baik.

BSI juga mencatat pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) Rp296,70 triliun, naik 17,50 persen. Selain itu, kinerja tabungan naik 16,09 persen ke level Rp128,78 triliun di mana sekitar 39 persen atau Rp49,96 triliun merupakan tabungan Wadiah di mana perusahaan tidak memberikan bagi hasil sehingga dapat menjaga level cost of fund.

Dengan kondisi likuiditas dan pembiayaan, sepanjang kuartal II 2024 pendapatan perusahaan ditopang oleh pendapatan margin dan bagi hasil yang naik 11,44 persen menjadi Rp12,08 triliun, serta pendapatan berbasis fee yang tumbuh 28,01 persen menjadi Rp2,48 triliun.

Di sisi lain, rasio efisiensi (BOPO) turun dari 70,87 persen ke level 69,23 persen.  Dari sisi rasio profitabilitas ROE perusahaan membaik ke 17,88 persen naik dari 17,27 persen posisi Juni 2023.

Hery pun menegaskan, selain laba bersih, beberapa indikator kinerja juga mencatatkan pertumbuhan dobel digit.

Untuk aset, BSI mencatat pertumbuhan sebesar 15,10 persen yoy menjadi Rp360,85 triliun, dan ini sebagai pertumbuhan tertinggi. Pertumbuhan Dana pihak ketiga (DPK) BSI sebesar 17,50 persen yoy.(*)