KABARBURSA.COM - Sebagai laporan tahunan, sektor teknologi di Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan performa mengecewakan sepanjang tahun 2023. Saham IDXTECHNO, yang mencakup sejumlah emiten big cap di sektor tersebut, mengalami penurunan signifikan.
Berdasarkan data per 22 Desember 2023, dari 11 sektor yang terdapat di BEI, delapan di antaranya mengalami pelemahan, sementara tiga sisanya menunjukkan performa positif. IDXTECHNO mencatatkan performa paling buruk dengan penurunan tajam sebesar 15,44 persen sejak awal tahun (year to date/YtD).
Tren negatif ini dipengaruhi oleh ketidakpastian global, suku bunga tinggi yang mempengaruhi pergerakan pasar sepanjang tahun, serta fenomena "tech winter". Dorongan pemegang saham untuk perusahaan eks-startup dengan kapitalisasi pasar besar agar segera mencapai profitabilitas juga menjadi sentimen negatif bagi saham-saham teknologi.
Meskipun saham-saham teknologi raksasa di Amerika Serikat sudah mengalami perubahan arah positif, termasuk berkat sinyal dovish dari bank sentral AS dan tren kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), saham-saham sejenis di Indonesia masih kesulitan mendapatkan katalis positif yang berkelanjutan.
Sejumlah saham mencatatkan penurunan mencolok, seperti saham PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) yang merosot 46,12 persen YtD. Saham EMTK masih dalam fase downtrend seiring kinerja fundamental yang belum membaik. Rugi bersih yang ditanggung EMTK mencapai Rp162,19 miliar selama periode 9 bulan 2023, berbanding terbalik dengan laba bersih Rp554 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Emiten e-commerce lainnya, PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), juga menjadi pemberat sektor teknologi. Saham BUKA turun 20,61 persen sepanjang 2023. Performa BUKA belum menunjukkan perbaikan yang signifikan, dengan rugi bersih Rp776,22 miliar hingga kuartal III-2023, berbeda jauh dari laba bersih Rp362 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) juga mengalami fluktuasi sepanjang tahun, dengan penurunan 5,49 persen YtD. Meskipun sempat berbalik arah pada awal Desember 2023, saham GOTO kembali terkoreksi. Investor mengantisipasi kerja sama GOTO dengan TikTok, namun saham belum mampu menguat secara konsisten.
GOTO mengonfirmasi rencana investasi hingga USD15 miliar dari TikTok, dengan TikTok akan menjadi pemegang saham pengendali di PT Tokopedia. Transaksi ini diharapkan selesai pada kuartal pertama 2024 dan menjadi sinyal positif untuk saham GOTO.
Meski demikian, beberapa analis tetap skeptis terhadap dampak jangka panjang dari kerja sama ini terhadap kinerja saham GOTO. Pertumbuhan saham sektor teknologi di Indonesia diharapkan lebih bergantung pada perkembangan positif dalam skala dan pertumbuhan bisnis mereka.