KABARBURSA.COM - PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) mengumumkan adanya perubahan struktur di jajaran manajemen. Perubahan tersebut melibatkan pergantian anggota Direksi dan/atau Dewan Komisaris.
Corporate Secretary MIKA, Joyce V. Handajani, mengungkapkan bahwa Perseroan telah menerima surat pengunduran diri dari dr. Nurvantina Pandina, MM., yang resmi mengakhiri masa jabatannya sebagai Direksi Perseroan per 8 Oktober 2024.
Meski demikian, perusahaan memastikan bahwa pengunduran diri salah satu anggota Direksi tersebut tidak berdampak pada aktivitas operasional, aspek hukum, kondisi keuangan, maupun keberlanjutan bisnis Perseroan secara keseluruhan.
Emiten yang mengelola rumah sakit, PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA), telah menetapkan target pertumbuhan bisnis yang ambisius untuk tahun 2024 ini.
Kepala Hubungan Investor MIKA, Aditya Widjaja mengungkapkan, perusahaan optimistis dapat mencapai pertumbuhan normal di kisaran 12,5 persen-15 persen secara tahunan, dengan margin EBITDA sekitar 35 persen-37 persen.
“Pada tahun sebelumnya, kinerja MIKA mencatat pertumbuhan tipis. Berdasarkan laporan keuangannya, pendapatan bersih MIKA meningkat 5,33 persen year on year (YoY) menjadi Rp 4,26 triliun, dibandingkan Rp 4,04 triliun di tahun 2022,” jelasnya Rabu 3 April 2024.
Pendapatan tersebut terdiri atas pendapatan rawat inap sebesar Rp 2,87 triliun dan pendapatan rawat jalan sebesar Rp 1,39 triliun.
Menurut Aditya, sebagian besar pertumbuhan tahun lalu disebabkan oleh peningkatan volume pasien, baik rawat inap maupun rawat jalan. Operasional rumah sakit baru juga memberikan kontribusi signifikan pada pertumbuhan tersebut. “Pada tahun 2023 kami juga membuka 3 rumah sakit baru (RS), dua RS di Januari 2023, Mitra Keluarga Pamulang dan Mitra Keluarga Slawi, serta 1 RS di November 2023 yaitu Mitra Keluarga Grand Wisata, yang turut memberikan kontribusi bagi pendapatan Perseroan,” ungkapnya.
Sebagai langkah strategis untuk pertumbuhan bisnis ke depan, MIKA akan merintis pembangunan dua hingga tiga rumah sakit baru lagi tahun ini. Salah satunya telah dilakukan pada Januari 2024, sementara dua lainnya direncanakan pada bulan April 2024 dan semester kedua tahun ini.
Aditya tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai lokasi tepatnya ketiga rumah sakit baru tersebut, hanya menyatakan harapannya agar ketiga rumah sakit tersebut dapat beroperasi pada tahun 2025 mendatang.
Dari sisi belanja modal (capital expenditure/Capex), MIKA telah menyiapkan dana sekitar Rp 1 triliun. Dana ini akan digunakan untuk pembangunan 3 rumah sakit baru serta penambahan peralatan di rumah sakit yang sudah ada saat ini.
Sebagai catatan tambahan, hingga Desember 2023, MIKA telah memiliki total 30 jaringan rumah sakit, termasuk 3 RS yang dibuka pada tahun sebelumnya.
Hingga akhir tahun 2023, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk MIKA mencapai Rp 916,13 miliar, turun 8,87 persen year on year (yoy) dibandingkan dengan Rp 1 triliun pada tahun sebelumnya.
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.