KABARBURSA.COM - Indeks-indeks utama di Wall Street melesat pada perdagangan Selasa, 8 Oktober 2024. Penguatan ini membalikkan tren pelemahan sebelumnya. Kenaikan Wall Street didorong oleh turunnya harga minyak serta fokus investor pada situasi geopolitik di Timur Tengah.
S&P 500 menguat 0,97 persen dan ditutup di level 5.751,13, sementara Nasdaq Composite melonjak 1,45 persen menjadi 18.182,92. Di sisi lain, Dow Jones Industrial Average naik 126,13 poin atau 0,3 persen dan berakhir di level 42.080,37.
Penurunan harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) sebesar 4,6 persen menjadi pendorong utama penguatan pasar. Harga minyak turun setelah pedagang memantau respons Israel terhadap serangan rudal Iran serta upaya Amerika Serikat untuk meredam potensi eskalasi konflik di kawasan tersebut.
Sektor energi di S&P 500 tertekan dengan penurunan 2,6 persen, diikuti saham Marathon Petroleum yang jatuh 7,7 persen dan Valero Energy yang turun 5,3 persen.
Manajer Portofolio Senior di Dakota Wealth Management, Robert Pavlik, mengatakan perhatian utama pasar tetap pada potensi perang. "Gambaran yang lebih besar adalah pemilu (AS) mendatang dan ketidakpastian kebijakan pajak yang bisa memengaruhi pendapatan perusahaan," ujarnya.
Saham-saham teknologi menjadi motor penggerak utama Wall Street pada Selasa. Nvidia dan Broadcom masing-masing menguat 4 persen dan 3 persen. Meta Platforms, Tesla, dan Microsoft juga naik lebih dari 1 persen, sedangkan Palo Alto Networks melonjak hingga 5 persen.
Perdagangan awal Oktober ditandai dengan volatilitas tinggi, dipicu kekhawatiran atas eskalasi konflik di Timur Tengah serta kenaikan imbal hasil obligasi AS. Imbal hasil obligasi 10 tahun AS bahkan melampaui 4 persen, memberi tekanan tambahan pada pasar.
Meski pasar sempat menguat akhir pekan lalu, optimisme mulai meredup minggu ini. Data ketenagakerjaan yang kuat menyebabkan ekspektasi Federal Reserve tidak akan terburu-buru memangkas suku bunga, terutama mengingat kekuatan pasar tenaga kerja AS. "Data jangka pendek menunjukkan ekonomi AS masih tangguh, yang membuat investor khawatir bank sentral akan menunda pemangkasan suku bunga lebih lama," kata Pavlik.
Indeks-indeks utama Wall Street sebelumnya tergelincir akibat kenaikan tajam harga minyak dan imbal hasil obligasi AS. Pada Senin, 7 Oktober 2024 lalu, Dow Jones Industrial Average anjlok 398,51 poin atau 0,94 persen, berakhir di level 41.954,24. Sementara S&P 500 turun 0,96 persen menjadi 5.695,94, dan Nasdaq Composite terperosok 1,18 persen ke 17.923,90.
Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun melonjak lebih dari 4 basis poin ke 4,02 persen, menandai pertama kalinya sejak Agustus kembali menembus angka 4 persen. Di sisi lain, ketegangan yang terus memanas di Timur Tengah mendorong harga minyak mentah AS naik lebih dari 3 persen, menetap di atas US$ 77 per barel.
Penurunan ini terjadi setelah pekan yang cukup bergejolak, di mana indeks Wall Street mencatat kenaikan tipis. Sepanjang pekan lalu, S&P 500 naik 0,2 persen, Nasdaq terkerek 0,1 persen, dan Dow Jones hanya menguat 0,1 persen.
“Kita baru saja melalui minggu yang terselamatkan oleh laporan pekerjaan pada Jumat lalu. Saat ini, investor dengan hati-hati memantau imbal hasil obligasi AS yang naik dan harga energi yang terus mendaki,” ujar Chief Market Strategist di B Riley Wealth, Art Hogan.
Hogan mengatakan kedua faktor ini membuat investor khawatir apakah situasinya akan semakin memburuk sebelum membaik. “Kami tidak berpikir demikian, namun hal ini jelas menjadi alasan untuk lebih berhati-hati, terutama menjelang musim laporan keuangan,” katanya.
Di tengah penurunan, saham sektor energi menjadi satu-satunya yang berhasil bertahan di zona hijau, naik sekitar 0,4 persen. Sementara itu, sektor utilitas dan konsumsi non-primer mencatatkan penurunan paling tajam, masing-masing melemah sekitar 2 persen.
Sepanjang pekan ini, perhatian pasar akan tertuju pada risalah pertemuan The Fed yang dijadwalkan rilis pada Rabu, 9 Oktober 2024, serta data Indeks Harga Konsumen (CPI) pada Kamis, 10 Oktober 2024. Di sisi lain, musim laporan pendapatan juga mulai memanas dengan hasil dari Delta Air Lines dan JPMorgan Chase yang akan dirilis pada Kamis dan Jumat.
Adapun pada Jumat, 4 Oktober 2024 pekan lalu, Indeks Dow Jones Industrial Average mencetak rekor penutupan tertinggi, mengakhiri hari dengan kenaikan 341,16 poin atau 0,81 persen, mencapai level 42.352,75.
Indeks S&P 500 juga menunjukkan performa positif, naik 51,13 poin atau 0,90 persen menjadi 5.751,07, sementara Nasdaq Composite meningkat 219,37 poin atau 1,22 persen, berakhir di angka 18.137,85.
Kenaikan ini didorong oleh laporan pekerjaan yang lebih baik dari yang diperkirakan, yang membantu meredakan kekhawatiran investor mengenai potensi pelambatan perekonomian.
Meskipun terjadi lonjakan pada hari Jumat, selama sepekan kemarin, indeks hanya mencatat kenaikan tipis akibat meningkatnya ketegangan di Timur Tengah. Secara keseluruhan, Dow mencatat kenaikan sebesar 0,1 persen, S&P 500 naik 0,2 persen, dan Nasdaq hanya meningkat 0,1 persen.
Sektor energi S&P mengalami kenaikan 1,1 persen seiring dengan peningkatan harga minyak. Kekhawatiran terkait situasi di Timur Tengah turut mempengaruhi indeks ini, yang melonjak 7 persen sepanjang minggu, mencatatkan kenaikan persentase mingguan tertinggi sejak Oktober 2022.(*)