KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah ke level 7.491,96 atau turun sebesar 0,16 persen pada perdagangan Selasa, 8 Oktober 2024.
Mengutip data perdagangan RTI Business, sebanyak 122 saham terpantau menguat, 59 saham melemah, dan 179 saham mengalami stagnan.
Terdapat sejumlah saham yang bertengger di posisi top gainers pada pagi ini di antaranya adalah emiten VERN yang baru saja melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini.
Adapun saham yang menghijau meliputi LMPI (34,41 persen), VERN (22,05 persen), IOTF (15,38 persen), PTMR (11,72 persen), dan KLIN (10,00 persen).
Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan antara lain atau top losers sementara DNAR (9,64 persen), OILS (9,09 persen), FWCT (8,82 persen), VINS (8,40 persen), dan BAJA (8,00 persen).
Adapun, terkait pergerakan IHSG pada hari ini, Research Team PT Reliance Sekuritas Tbk (RELI) memproyeksikan IHSG berpotensi diperdagangkan mixed cenderung melemah dengan support pada level 7,420 dan resistance pada level 7,581.
"Meningkatnya tensi geopolitik berpotensi melanjutkan outflow dari asing, sementara pasar akan mencermati kenaikan harga komoditas," tulis Research Team Reliance Sekuritas dalam risetnya kepada Kabarbursa.com.
Secara teknikal, Reliance Sekuritas menyampaikan candle terakhir IHSG berbentuk candle doji dan masih menguji level MA60, sementara indicator stochastic telah berada di level oversold. Adapun saham yang memiliki potensi naik pada beberapa hari mendatang yaitu ILM, ELSA, MEDC, PGAS.
Sementara dari bursa Asia, Reliance Sekuritas mencatat pada pagi ini telah diperdagangkan di zona merah, saat laporan ini ditulis perdagangan indeks Nikkei 225 diperdagangkan melemah (0.75 persen).
"Sedangkan, index Kospi diperdagangkan melemah (0.57 persen)," tulis Reliance Sekuritas.
Pemangkasan suku bunga yang diperkirakan akan dilakukan The Federal Reserve (The Fed) dan Bank Indonesia bisa berdampak terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Martha Christina memperkirakan The Fed bakal menurunkan suku bunga sekitar 75 basis poin.
“Dari kami memperkirakan memang tiga kali pemangkasan itu minimal 75 basis poin,” kata Martha Christina dalam acara ‘Media Day’ di Jakarta, Kamis, 12 September 2024.
Adapun untuk suku bunga acuan BI rate, Mirae Asset Sekuritas memprediksi akan dipangkas di level 5,75 persen.
Penurunan suku bunga baik dari The Fed maupun Bank Indonesia membuat Mirae Asset Sekuritas memproyeksikan IHSG berada di level 7.915 hingga akhir 2024.
Martha mengatakan, target IHSG yang diusung pada September 2024 itu mengalami kenaikan jika dibandingkan target sebelumnya yakni 7585.
“Faktor yg bisa membuat IHSG ke level 7915 terakait dengan pemangkasan suku bunga, baik dari The Fed maupun BI,” ujar dia.
Selain pemangkasan suku bunga, Martha melihat kenaikan IHSG tersebut juga ditopang dengan adanya event besar di akhir tahun ini yaitu Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).
“Kemudian optimisme kepada pemerintahan baru, lalu di semester II pertumbuhan ekonomi lebih bagus karena ada event besar, Pilkada, dan didukung oleh nilai tukar yang stabil,” tuturnya.
Transisi pemerintahan baru yang sedang dialami Indonesia diprediksi tidak memberikan dampak besar bagi perdagangan saham Indonesia. Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemungkinan akan mendapat angin segar di tengah agenda besar pemerintahan ini.
Diketahui, pada Oktober 2024 ada dua agenda besar yang sangat berpengaruh bagi masa depan bangsa, yaitu pelantikan anggota DPR dan DPD RI yang dilaksanakan Selasa, 1 Oktober 2024, dan pelantikan Presiden serta Wakil Presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka yang akan dilaksanakan pada 20 Oktober mendatang.
Head Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas Oktavianus Audi, mengatakan pasar saham Indonesia sedang menemukan tren positifnya meskipun di akhir September kemarin ditutup merah.
Apalagi, belakangan ini sentimen yang mempengaruhi IHSG mayoritas berasal dari eksternal, seperti adanya stimulus dari Bank Central China.
Selain itu, adanya rilis kinerja emiten pada kuartal ketiga akan semakin mendorong sentimen positif IHSG.
“Stimulus ini yang membuat terjadinya inflow ke pasar China sangat deras dan di Indonesia kalau kita lihat kemarin untuk transaksi dalam satu pekan terakhir sudah terjadi outflow lebih dari Rp7 triliun. Kemudian, kita juga bisa berkaja dari tren tahun ke tahun, bahwa kinerja IHSG pada Oktober sepanjang lima tahun terakhir cukup baik,” ujar dia kepada Kabarbursa.com, Selasa, 1 Oktober 2024.
Itulah mengapa Audi begitu optimistis IHSG bisa menguat pada bulan ini. “Kalau melihat di bulan Oktober atau dalam lima tahun terakhir, secara trend memang dalam bulan Oktober 60 persen probabilitas IHSG bisa menghijau,” tutur dia.
Sentimen-sentimen eksternal tersebut tidak hanya memberikan tren positif, tetapi juga membuat gejolak di bursa.
“Kami menyadari betul faktor-faktor internal dalam negeri akan memberikan sentimen positif. Saham perbankan diprediksi masih akan menjadi motor penggerak IHSG pada Oktober ini apalagi sejak Agustus kemarin, kinerja perbankan terbilang positif. Jadi saya optimis IHSG di bulan ini kemungkinan masih bisa terdorong lagi,” ucapnya. (*)