KABARBURSA.COM - PT Net Visi Media Tbk atau NETV mengumumkan pengunduran diri direktur dan komisaris perusahaan pada Senin, 7 Oktober 2024.
Berdasarkan keterbukaan informasi, Sekretaris Perusahaan NETV Shinta Trisnawati Sutrisno menjelaskan bahwa empat orang direktur dan tiga orang komisaris menyampaikan surat pengunduran diri tersebut.
Secara rinci, keempat orang direktur yang mengundurkan diri adalah Deddy Hariyanto (direktur utama), Azuan Syahril (direktur perseroan), Fendy Nagasaputra (direktur perseroan), dan Ferry (direktur perseroan).
"Sementara itu, komisaris utama Lie Halim, komisaris independen perseroan Clifford David Rees, dan komisaris independen perseroan Rachmat Nugroho, juga juga menyatakan berhenti dari jabatan dan pekerjaannya tersebut," ujar Shinta seperti dikutip Selasa, 8 Oktober 2024.
Lebih lanjut, perseroan akan mengikuti dan menjalankan ketentuan-ketentuan yang diatur sesuai dengan anggaran dasar perseroan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk untuk meminta persetujuan dari pemegang saham atas pengunduran diri tersebut dan perubahan susunan direksi dan dewan komisaris perseroan melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) perseroan.
Selain itu, hingga saat ini, informasi atau fakta material ini tidak berdampak material terhadap kelangsungan usaha NETV.
Sebelumnya, NETV menjelaskan rencana reverse stock atau menggabungkan beberapa saham menjadi satu saham baru dengan rasio 2:1.
Dikutip dari keterbukaan informasi, Sekretaris Perusahaan NETV Shinta Trisnawati Sutrisno mengatakan bahwa nominal saham perseroan akan menjadi Rp200 dari sebelumnya sebesar Rp100.
Selain itu, jumlah saham setelah aksi reverse stock adalah sebanyak 11, 72 miliar lembar dari sebelumnya sebesar 23,45 miliar lembar.
“Perseroan berencana untuk melaksanakan Penambahan Modal Tanpa Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) atau reverse stock split guna memperbaiki posisi keuangan NETV,” ujar Shinta, dikutip Sabtu, 5 Oktober 2024.
Selain itu, langkah NETV adalah sebagai bagian dari upaya perbaikan keuangan secara menyeluruh, dan untuk memastikan kelangsungan usaha, perseroan telah melakukan negosiasi dengan PT MD Entertainment Tbk (FILM).
Berdasarkan perjanjian penyertaan saham bersyarat yang ditandatangani pada 26 Agustus 2024, FILM akan menjadi investor utama dalam rencana penambahan modal perusahaan.
Langkah ini dirancang untuk mengatasi kekurangan modal serta masalah solvabilitas, termasuk melunasi semua pinjaman kepada Newton Capital Ltd (NCL) dan Gita Inti Investama (GII).
Selain itu, perusahaan juga mendapatkan pendanaan untuk modal kerja yang diperlukan guna mendorong kinerja operasional dan keuangan agar kembali positif. Untuk keperluan ini, perusahaan akan meminta persetujuan dari para investor dalam rapat umum pemegang saham luar biasa yang akan digelar pada 8 Oktober 2024 terkait rencana reverse stock.
Berikut jadwal terkait perampingan saham: perdagangan saham dengan nilai nominal lama di pasar reguler dan negosiasi akan berakhir pada 21 Oktober 2024, dan perdagangan saham dengan nominal baru di pasar reguler dan negosiasi akan dimulai pada 22 Oktober 2024. Perdagangan di pasar tunai akan dihentikan sementara pada 22 Oktober 2024, dan kembali dibuka pada 23 Oktober 2024.
Pemegang saham yang berhak berpartisipasi dalam pembelian saham Odd Lot (tanggal pencatatan) ditetapkan pada 23 Oktober 2024.
Periode awal penawaran pembelian saham Odd Lot dimulai pada 23 Oktober 2024, dan perdagangan saham dengan nominal baru di pasar tunai akan dimulai pada 24 Oktober 2024. Periode akhir penawaran saham Odd Lot akan berakhir pada 30 Oktober 2024.
Ada beberapa alasan yang mungkin mendasari keputusan ini. Salah satunya adalah untuk meningkatkan daya tarik saham di mata investor. Dengan harga saham yang lebih tinggi, perusahaan dianggap lebih stabil dan prospektif.
Selain itu, reverse stock split juga bisa menjadi langkah awal untuk melakukan aksi korporasi lainnya, seperti merger atau akuisisi.
Bagi pemegang saham, reverse stock split bisa menjadi kabar baik maupun buruk. Di satu sisi, harga saham yang naik bisa meningkatkan keuntungan jika saham tersebut dijual.
Namun, di sisi sisi lain, jumlah saham yang dimiliki akan berkurang. Oleh karena itu, penting bagi investor untuk memahami betul implikasi dari langkah ini sebelum mengambil keputusan investasi.
Sebelumnya diberitakan bahwa FILM berencana akan membeli 25,22 miliar saham baru milik NETV. Setiap saham memiliki nilai nominal Rp50, dengan total nilai pengambil bagian sebesar Rp1,26 triliun.
Langkah korporasi ini dianggap langkah strategis yang dapat mengubah lanskap industri media dan hiburan di Indonesia. Akuisisi ini melibatkan pembelian 80,05 persen saham NETV oleh FILM, yang memiliki potensi besar dalam meningkatkan daya saing di sektor media, terutama penyiaran televisi dan hiburan digital. (*)