Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Emas, Investasi Tepat di Tengah Gejolak Geopolitik

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 07 October 2024 | Penulis: Hutama Prayoga | Editor: Redaksi
Emas, Investasi Tepat di Tengah Gejolak Geopolitik

KABARBURSA.COM - Emas dinilai sebagai investasi yang tepat di tengah gejolak geopolitik. Selain aman, investasi ini juga diklaim likuid dan menguntungkan. Berdasarkan data dari Goldprice.org, perubahan harga emas dalam sepuluh tahun terakhir sudah mencapai lebih dari 110 persen. Emas dianggap sebagai aset likuid, karena dapat dengan cepat dicairkan dalam bentuk uang tunai dalam kondisi mendesak.

Financial Planner Aliyah Natasya, mengatakan generasi muda harus melek investasi untuk mendapatkan keamanan finansial di masa depan.

"Di tengah gejolak geopolitik yang mempengaruhi kondisi ekonomi saat ini, masyarakat perlu memahami pilihan instrumen tepat untuk berinvestasi," ujar dia dalam acara media gathering bertajuk "Cerdas Berinvestasi Emas" di Jakarta, Senin, 7 Oktober 2024.

Sementara itu, Direktur BCA Syariah Pranata, menuturkan generasi muda selalu mengharapkan investasi yang mudah, cepat dan menguntungkan.

"Selain proses pengajuan pembiayaan yang sangat mudah, keunggulan dari pembiayaan emas kami antara lain kepastian gramasi dan angsuran hingga akhir pembiayaan dengan jangka waktu yang dapat disesuaikan dengan kemampuan nasabah," ungkap Pranata.

Pada Agustus 2024, BCA Syariah berhasil membukukan pertumbuhan positif mencapai 89,1 persen untuk pembiayaan konsumer. Pembiayaan Emas iB sebagai salah satu produk konsumer BCA Syariah berhasil memperoleh pertumbuhan yang tertinggi, mencapai 210,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

[caption id="attachment_90021" align="aligncenter" width="680"] Foto: Hutama Prayoga/Kabarbursa.com[/caption]

Pencapaian tersebut turut mencerminkan meningkatnya minat masyarakat untuk berinvestasi melalui pembiayaan emas di BCA Syariah.

Jika dilihat dari segmentasi nasabah, 42 persen dari nasabah pembiayaan merupakan kaum milenial dengan ticket size pembiayaan sebesar Rp21 juta dan jangka waktu pembiayaan yang paling diminati adalah satu tahun.

"Melalui pembiayaan Emas iB, kami ingin meningkatkan akses masyarakat terhadap produk investasi di bank syariah sekaligus membantu mengamankan masa depan finansial mereka dengan tetap mematuhi prinsip-prinsip syariah," Pranata menambahkan.

Harga Emas Dunia Melemah

Diberitakan sebelumnya, harga emas dunia menunjukkan pelemahan pada hari ini, Senin, 7 Oktober 2024, setelah laporan tenaga kerja Amerika Serikat (AS) yang dirilis Jumat pekan lalu menunjukkan hasil yang lebih baik dari ekspektasi.

Diperkirakan, harga emas akan mengalami fluktuasi yang signifikan dalam pekan ini akibat rilis berbagai data ekonomi dari AS, termasuk laporan inflasi dan risalah pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC).

Menurut data dari Refinitiv, pada penutupan perdagangan Jumat lalu, harga emas turun 0,14 persen menjadi USD2.652,24 per troy ons. Sepanjang pekan lalu, harga emas melemah selama tiga hari berturut-turut, dengan total penurunan mencapai 0,4 persen, dan secara keseluruhan harga emas turun 0,22 persen dalam sepekan.

Pada hari ini, pukul 06:16 WIB, harga emas tercatat kembali terdepresiasi 0,05 persen menjadi USD2.650,93 per troy ons. Penurunan harga emas ini terjadi setelah laporan pekerjaan AS yang lebih kuat dari yang diperkirakan mengurangi harapan untuk pemotongan suku bunga yang agresif oleh The Fed dalam waktu dekat, sehingga memperkuat nilai dolar AS (DXY).

Harga emas diprediksi akan mengalami volatilitas tinggi pekan ini, seiring dengan banyaknya rilis data ekonomi dari Amerika Serikat (AS).

Pada Kamis, 10 Oktober 2024 mendatang, AS akan mengeluarkan data Indeks Harga Konsumen (IHK) untuk periode September 2024, yang menjadi perhatian utama pasar.

[caption id="attachment_90026" align="aligncenter" width="680"] Foto: Hutama Prayoga/Kabarbursa.com[/caption]

Sebagai latar belakang, IHK untuk Agustus 2024 menunjukkan inflasi sebesar 0,2 persen secara bulanan (month to month/mtm), dengan inflasi tahunan melandai menjadi 2,5 persen (year on year/yoy) dari sebelumnya 2,9 persen pada Juli. Ini menandai tingkat kenaikan tahunan terendah sejak Februari 2021, yang menunjukkan bahwa inflasi mulai mendekati target 2 persen yang ditetapkan oleh bank sentral AS, The Fed.

IHK inti, yang tidak termasuk makanan dan energi, mengalami kenaikan sedikit lebih tinggi dari ekspektasi pada Agustus. Kenaikan ini dipicu oleh lonjakan harga dalam sektor layanan tempat tinggal dan transportasi, yang menjadi faktor penting dalam perhitungan inflasi.

Selain data IHK, pada hari yang sama juga akan dirilis data klaim pengangguran awal secara mingguan. Data ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai kondisi pasar tenaga kerja AS, yang merupakan indikator penting bagi kebijakan moneter The Fed.

Selanjutnya, pada Kamis, 10 Oktober, investor akan menantikan rilis Risalah Rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC). Dokumen ini memberikan wawasan mengenai kebijakan moneter AS dan dapat memberikan petunjuk tentang arah keputusan suku bunga di masa depan.

Kedua data ini, inflasi dan risalah FOMC, adalah yang paling ditunggu oleh para pelaku pasar. Pasar berharap informasi ini akan memberikan kejelasan lebih lanjut mengenai kebijakan The Fed dan dampaknya terhadap ekonomi, serta bagaimana hal ini akan memengaruhi harga emas dalam waktu dekat.

Para investor diharapkan untuk memantau dengan seksama perkembangan ini, karena hasilnya dapat memicu pergerakan signifikan dalam harga logam mulia.(*)