KABARBURSA.COM - Dalam pekan pertama bulan Oktober 2024, aktivitas investor asing di Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan kecenderungan penjualan yang lebih tinggi dibandingkan pembelian.
Meskipun pada 1 Oktober tercatat adanya transaksi beli bersih sebesar Rp509,4 miliar setelah melakukan jual bersih besar-besaran mencapai Rp3,1 triliun sehari sebelumnya, tren negatif segera kembali muncul.
Pada 2 Oktober, investor asing mencatatkan penjualan bersih senilai Rp662,4 miliar, yang kemudian meningkat menjadi Rp1,1 triliun pada 3 Oktober.
Penjualan berlanjut dengan net sell Rp521 miliar pada 4 Oktober. Secara total, dalam empat hari perdagangan, investor asing membukukan net sell sebesar Rp5,3 triliun, sementara hanya satu hari mencatat net buy sebesar Rp509,4 miliar. Meski demikian, total akumulasi net buy sepanjang tahun ini mencapai Rp 47,8 triliun.
Selama periode 30 September hingga 4 Oktober 2024, sejumlah saham besar menjadi fokus penjualan asing.
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mencatat penjualan bersih tertinggi dengan nilai mencapai Rp2,9 triliun, diikuti oleh PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang mengalami net sell Rp1,1 triliun dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sebesar Rp844,2 miliar.
Saham-saham lainnya yang banyak dijual termasuk PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) dengan net sell Rp306,2 miliar, PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) Rp202 miliar, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) Rp183,8 miliar, dan PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) Rp136,1 miliar.
Sebaliknya, investor asing lebih aktif melakukan pembelian saham PT Astra International Tbk (ASII) dengan net buy Rp409,9 miliar, diikuti oleh PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang mencatat net buy Rp185,5 miliar, serta PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) dengan nilai Rp135,2 miliar.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Jumat, 4 Oktober 2024, tercatat berada di level 7,496, mengalami penurunan dengan beberapa indikator teknikal yang menunjukkan potensi koreksi lebih lanjut.
Mengutip analisis teknikal yang dilakukan tim riset IIE yang dipublikasikan Sabtu, 5 Oktober 2024, IHSG berada dalam kondisi negatif dengan beberapa indikator utama seperti MACD yang menunjukkan tren bearish dan RSI yang berada di level 39,5, mengindikasikan sentimen pasar yang sedang melemah.
IHSG telah menembus support di level 7,675 dan jika penurunan berlanjut, indeks berpotensi turun lebih dalam hingga target inverted cup with handle di 7,445, bahkan mungkin mencapai gap di 7,366.
Indikator supertrend juga telah mengonfirmasi sinyal jual, memperkuat prediksi koreksi ini. Namun, jika IHSG mampu bertahan di support kumo dan Fibonacci retracement (FR) 50 persen di level 7,455, hal ini bisa menjadi sinyal awal penguatan kembali menuju level resistance sebelumnya di 7,810 hingga 7,910.
Di tengah pelemahan IHSG, saham-saham sektor logam, terutama nikel, seperti PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL), PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), dan PT Timah Tbk (TINS) menarik perhatian para investor. Saham-saham ini menunjukkan potensi rebound setelah menguji level support kuat masing-masing.
NCKL berada di area buy 940 – 890 dengan indikator MACD positif dan RSI di level 55,1. Saham ini baru saja rebound dari support kuat di 860 dan jika mampu menembus resistance 950, ada peluang rally hingga target double bottom di 1,050. Investor disarankan untuk melakukan pembelian jika harga melewati 950 dengan target 995 dan 1,050, sementara stop loss ditempatkan di 860.
Saham MDKA berhasil menembus resistance jangka pendek di 2,510 dan saat ini berada di atas indikator tenkansen, kijunsen, dan kumo, mengindikasikan tren positif. MDKA memiliki potensi untuk membentuk pola inverted head and shoulders dengan target harga 2,940. Area buy yang direkomendasikan berada di 2,730 – 2,600 dengan target terdekat di 2,800 dan stop loss di 2,580.
TINS menunjukkan penguatan setelah menembus resistance di 1,095. Saham ini berpotensi melanjutkan rally dengan pola cup with handle dan ascending triangle menuju target harga di 1,345 dan 1,535. Dengan RSI di level 74,8, TINS memiliki momentum kuat untuk bergerak lebih tinggi. Investor disarankan untuk membeli di area 1,250 – 1,150 dengan stop loss di 1,140.
Saham MEDC sedang berada di tren positif setelah berhasil menembus resistance garis tren di 1,300. Saat ini, MEDC berpotensi melanjutkan rally menuju target descending triangle pattern di 1,600. Dengan indikator MACD positif dan RSI di 66,4, investor disarankan untuk membeli di area 1,470 – 1,400 dengan target pertama di 1,500 dan target kedua di 1,600.
BUMI juga mencatatkan performa positif setelah menembus poin A di 111. Jika saham ini mampu bertahan di atas level tersebut, ada potensi rally menuju PRZ shark pattern di 173. Rekomendasi buy berada di area 140 – 130 dengan stop loss di 128, target pertama di 150, dan target kedua di 173.
Saham EXCL telah rebound dari support Fibonacci retracement 61,8 persen di 2,200 dan jika momentum berlanjut, saham ini akan menguji high terakhir di 2,380. Jika resistance tersebut berhasil ditembus, potensi rally ke 2,620 terbuka lebar. Meskipun MACD masih menunjukkan sinyal negatif, investor disarankan untuk mempertimbangkan pembelian di area 2,320 – 2,200 dengan target pertama di 2,400 dan target kedua di 2,620.
Secara keseluruhan, meskipun IHSG menunjukkan sinyal koreksi, saham-saham di sektor logam dan energi masih menawarkan peluang menarik bagi investor dengan strategi trading yang tepat. Dengan mengamati level support dan resistance kunci, investor dapat memanfaatkan momentum rebound untuk mengoptimalkan potensi keuntungan.
Sementara itu, pengamat pasar modal William Hartanto, memandang IHSG kemungkinan bakal rebound di pertengahan pekan depan. Meski begitu, dia mengakui jika IHSG masih akan melemah pada awal minggu mendatang.
“Untuk pekan depan diperkirakan ada potensi rebound yang terjadi di pertengahan pekan depan, jadi kemungkinannya sampai awal pekan depan masih melemah,” katanya kepada Kabar Bursa, Sabtu, 5 Oktober 2024.
Lebih lanjut William memperkirakan, pelemahan IHSG pada awal pekan depan sudah semakin terbatas. Hal inilah yang akan membuat IHSG bakal rebound di pertengahan pekan selanjutnya.
Seperti diketahui, IHSG melemah 47,74 poin atau sebesar 0,63 persen menuju level 7.496,091 alias berada di zona merah pada penutupan perdagangan kemarin.
Berdasarkan data perdagangan RTI Business, sepanjang kemarin level tertinggi IHSG berada di 7.549,233 sedangkan level terendah bertengger di 7.467,796. Sebanyak 234 saham menguat, 333 saham berada di zona merah, dan 225 saham mengalami stagnasi. (*)
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.