Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Pendapatan Adaro Terus Naik, Berani Tinggalkan Bisnis Batu Bara?

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 06 October 2024 | Penulis: Citra Dara Vresti Trisna | Editor: Redaksi
Pendapatan Adaro Terus Naik, Berani Tinggalkan Bisnis Batu Bara?

KABARBURSA.COM - Analis Komoditas dan Founder Traderindo.com, Wahyu Tribowo menilai emiten di bidang mineral, terutama batu bara, seperti PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) sedang dalam kondisi terbaik. Menurutnya, ADRO berpotensi mencari prospek medium dan long term.

“Kinerja ADRO mantap. PT Adaro Energy Indonesia Tbk mencetak laba bersih USD404 juta pada kuartal II tahun ini, naik 8 persen secara kuartalan atau turun 2,7 persen secara tahunan, melewati proyeksi, yang didorong oleh penjualan di atas estimasi,” kata Wahyu kepada Kabar Bursa, Sabtu, 4 Oktober 2024.

Volume penjualan ADRO juga meningkat 12,1 persen secara kuartal menjadi 18,5 juta ton dan 9,5 persen secara tahunan. Ia menambahkan, ADRO berkomitmen mendukung pemerintah menurunkan gas rumah kaca, termasuk untuk mencapai net zero emission pada 2060.

Hal ini mendorong ADRO membidik 50 persen total pendapatan dari bisnis non batu bara termal pada 2030. Guna memenuhi target tersebut, ADRO bakal mengembangkan bisnis di bidang yang mendukung ekosistem hijau di Indonesia.

ADRO berencana memisahkan bisnis pilar pertambangan dan beberapa bisnis pendukung di bawah AAI dengan pilar bisnis Adaro Minerals dan Adaro Green.

“Langkah ini bagus dan efektif untuk memaksimalkan kinerja AAI dan pilar-pilar bisnis non batu bara termal tersebut karena memungkinkan setiap perusahaan untuk berfokus pada pengembangan keunggulan inti masing-masing,” kata Wahyu.

ADRO menargetkan transaksi spin off ini akan membantu AAI dan pilar bisnis non batu bara termal bisa meningkatkan fokus pengembangan dan kinerja.

“Pemisahan ini secara tidak langsung bakal membantu bisnis hijau perseroan mendapatkan lebih banyak akses terhadap sumber pembiayaan, utamanya pada proyek-proyek ramah lingkungan,” tuturnya.

Kinerja Saham ADRO

Berdasarkan data Stockbit, perusahaan tambang batu bara raksasa, PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), menunjukkan kinerja keuangan yang cukup solid pada tahun 2024. Laporan keuangan per semester pertama memperlihatkan tren positif meskipun menghadapi berbagai tantangan eksternal, termasuk volatilitas harga komoditas dan perubahan regulasi global terkait energi. Dengan demikian, ADRO tetap menjadi perhatian utama bagi para pelaku pasar modal dan investor.

Berdasarkan data keuangan terbaru, ADRO membukukan pendapatan bersih yang cukup signifikan pada kuartal pertama dan kedua 2024. Pendapatan bersih (net income) ADRO pada Q1 2024 mencapai Rp5,942 triliun, sementara di Q2 2024 naik menjadi Rp6,825 triliun.

Kenaikan ini cukup menggembirakan, meski tidak setinggi performa pada tahun 2022 yang mencatat pendapatan bersih tertinggi. Dalam tren tahunan (annualised), pendapatan bersih ADRO diproyeksikan mencapai Rp25,534 triliun pada 2024, mendekati angka pendapatan pada 2023 yang berada di Rp25,342 triliun.

Pada tahun-tahun sebelumnya, ADRO menghadapi fluktuasi kinerja yang cukup signifikan. Pada 2022, perusahaan ini mencatat kinerja yang sangat baik dengan pendapatan tahunan sebesar Rp38,872 triliun, puncaknya terjadi pada Q2 dan Q3 2022 ketika ADRO meraih Rp12,303 triliun dan Rp10,946 triliun secara berurutan.

Namun, pada 2021 dan tahun-tahun sebelumnya, kinerja perusahaan sempat berfluktuasi, dengan pendapatan bersih tahun 2021 hanya mencapai Rp13,328 triliun, dan bahkan lebih rendah pada 2020 dengan Rp2,043 triliun karena dampak pandemi global.

Peningkatan kinerja di tahun 2024 menunjukkan pemulihan yang kuat setelah melewati periode penuh tantangan. Meski belum sepenuhnya mencapai puncak kinerja seperti pada 2022, ADRO tampak semakin stabil dari sisi operasional dan keuangan.

Prospek Saham dan Tantangan Energi Global

Saham ADRO masih menjadi favorit di kalangan investor berkat fundamental yang solid dan prospek industri yang cerah. Kapitalisasi pasar perusahaan tercatat sebesar Rp117,191 triliun, dengan nilai enterprise mencapai Rp102,366 triliun.

Data ini menunjukkan bahwa ADRO berada di posisi keuangan yang sehat, meski masih ada tantangan yang harus dihadapi terkait transisi energi global menuju penggunaan energi bersih dan terbarukan.

Adaro, sebagai perusahaan tambang batu bara, berada di persimpangan antara peluang dan tantangan. Di satu sisi, harga batu bara yang stabil dan permintaan global yang tinggi menjaga performa keuangan perusahaan tetap positif.

Di sisi lain, tekanan terhadap perusahaan batu bara untuk mengurangi emisi karbon dan beralih ke energi terbarukan akan menjadi tantangan besar dalam jangka panjang.

Namun, perusahaan ini sudah mulai melakukan diversifikasi usaha ke energi baru dan terbarukan sebagai bagian dari strategi menghadapi masa depan yang lebih hijau.

Tren Keuangan dan Harapan Investor

Dari perspektif investor, pertumbuhan laba bersih (net income) dan stabilnya pendapatan per saham (EPS) memberikan sinyal positif. Dalam laporan keuangan ADRO, performa sepanjang kuartal kedua dan proyeksi hingga akhir tahun 2024 cukup menjanjikan.

Meski performa kuartalan seperti pada Q2 2022 mencatat pendapatan luar biasa sebesar Rp12,303 triliun, pertumbuhan di tahun 2024 memperlihatkan stabilitas yang lebih baik dibandingkan fluktuasi besar pada tahun sebelumnya.

Melihat perkembangan ini, banyak investor melihat potensi jangka panjang ADRO sebagai peluang baik. Walaupun ada risiko terkait kebijakan energi global yang semakin ketat, perusahaan ini tampaknya tetap berada di jalur yang tepat untuk beradaptasi dan menghadapi tantangan tersebut. (*)