Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Mengintip Potensi AGAR dari Hilirisasi Rumput Laut

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 06 October 2024 | Penulis: Yunila Wati | Editor: Redaksi
Mengintip Potensi AGAR dari Hilirisasi Rumput Laut

KABARBUSA.COM - Indonesia dikenal sebagai salah satu produsen rumput laut terbesar di dunia dengan potensi produksi mencapai 9,2 juta ton per tahun. Namun, dari jumlah tersebut, hanya sekitar 5,4 juta ton yang dimanfaatkan oleh industri, sehingga masih terdapat 3-4 juta ton yang belum termanfaatkan secara optimal.

Melihat potensi ini, pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan berbagai kementerian terkait, mendorong hilirisasi rumput laut sebagai bagian dari strategi nasional untuk meningkatkan nilai tambah sektor kelautan dan perikanan.

Hilirisasi rumput laut merujuk pada pengolahan komoditas ini menjadi produk-produk bernilai tinggi seperti bioplastik, kosmetik, pangan, pupuk organik, dan berbagai produk turunannya. Salah satu produk inovatif yang dihasilkan adalah biostimulant atau pupuk organik berbasis rumput laut. Produk ini berfungsi untuk meningkatkan kualitas tanah dan tanaman, serta menjaga kualitas air, terutama dalam sektor pertanian dan perikanan.

KKP telah bekerja sama dengan Koperasi Produsen Mina Agar Makmur di Karawang, Jawa Barat, dalam upaya hilirisasi rumput laut. Mereka memproduksi biostimulant berbasis rumput laut yang diharapkan mampu mendukung sektor pertanian sebagai pupuk organik yang ramah lingkungan.

Namun, tantangan yang dihadapi adalah tingginya biaya untuk mendapatkan izin edar, yang bisa mencapai Rp45 juta per izin. Untuk mengatasi masalah ini, KKP berjanji akan memfasilitasi biaya izin edar agar produk ini dapat segera dipasarkan secara luas, termasuk untuk ekspor.

Selain KKP, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) juga terlibat dalam mendukung hilirisasi dengan melakukan restrukturisasi industri rumput laut. Beberapa pabrik pengolahan rumput laut mangkrak dan tidak berproduksi sejak 2016, yang menyebabkan penurunan kapasitas produksi. Menanggapi hal ini, Kemenperin telah merancang program restrukturisasi yang mencakup pemberian insentif dan penggantian mesin-mesin usang. Harapannya, dengan restrukturisasi ini, pabrik-pabrik pengolahan rumput laut yang mangkrak dapat kembali beroperasi dan mendukung hilirisasi.

Namun, program hilirisasi juga menghadapi tantangan dari fluktuasi harga rumput laut. Pada tahun 2024, harga rumput laut sempat anjlok hingga Rp6.000 per kilogram, yang disinyalir terkait dengan wacana pelarangan ekspor rumput laut mentah oleh Presiden Joko Widodo. Kebijakan ini bertujuan untuk memastikan bahwa produk rumput laut Indonesia diolah terlebih dahulu di dalam negeri sehingga memberikan nilai tambah yang lebih tinggi.

Kontribusi Rumput Laut bagi Perekonomian Indonesia

Secara ekonomi, rumput laut berkontribusi besar terhadap sektor perikanan dan kelautan Indonesia. Pada tahun 2020, nilai ekspor rumput laut mencapai USD275 juta atau sekitar Rp4 triliun. Menurut data dari Griffith University, kontribusi rumput laut terhadap ekonomi Indonesia sebenarnya bisa mencapai USD1,89 miliar dari total produksi budi daya rumput laut sebesar USD2,05 miliar setiap tahunnya.

Selain manfaat ekonomi, hilirisasi rumput laut juga mendukung pengembangan produk berkelanjutan yang ramah lingkungan. Salah satunya adalah pengembangan bioplastik dan produk organik berbasis rumput laut yang dapat mengurangi ketergantungan pada produk berbahan kimia dan plastik konvensional.

Di pasar modal Indonesia, ada beberapa emiten yang bergerak di sektor pengolahan dan produksi rumput laut, salah satunya adalah PT Asia Sejahtera Mina Tbk (AGAR).

AGAR merupakan salah satu produsen rumput laut terbesar di Indonesia yang didirikan pada tahun 2008. Perusahaan ini menghasilkan tiga jenis rumput laut utama, yaitu Eucheunema cottonii, Eucheunema spinosum, dan Gracilaria sp. Produk-produk rumput laut dari AGAR digunakan dalam berbagai sektor, termasuk pangan, obat-obatan, pupuk, dan bahan baku untuk karagenan, agar-agar, serta alginat. AGAR juga mengekspor produknya ke berbagai negara, seperti Filipina, Malaysia, Tiongkok, Amerika Selatan, Denmark, dan Spanyol.

Pada penutupan perdagangan akhir pekan, 4 Oktober 2024, saham PT Asia Sejahtera Mina Tbk (AGAR) mencatatkan harga penutupan sebesar Rp316 per saham, mengalami kenaikan sebesar 1.28 persen atau Rp4 dibandingkan harga penutupan sebelumnya di Rp312. Meskipun pergerakan ini menunjukkan tren positif, investor harus memperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi dinamika harga saham ini.

Data Perdagangan

  • Harga Pembukaan: Rp326
  • Harga Tertinggi: Rp326
  • Harga Terendah: Rp304
  • Volume Transaksi: 905 lot
  • Nilai Transaksi: Rp28 miliar
  • Frekuensi Transaksi: 52 kali
  • Free Buy: Rp4.4 miliar

Dari data di atas, terlihat bahwa harga pembukaan saham AGAR berada di level Rp326, tetapi mengalami penurunan di awal perdagangan hingga mencapai harga terendah Rp304 sebelum akhirnya ditutup di Rp316. Hal ini menunjukkan adanya volatilitas yang cukup tinggi dalam pergerakan harga saham AGAR.

Analisis Teknikal

Dari analisis teknikal, harga saham AGAR berada di bawah Average Price (Avg) di Rp310, yang menunjukkan bahwa saat ini harga saham masih memiliki ruang untuk perbaikan jika sentimen pasar positif. Namun, penting untuk dicatat bahwa harga saat ini juga mendekati level Auto Reject Atas (ARA) di Rp390, dan Auto Reject Bawah (ARB) di Rp234.

Jika harga dapat menembus batas atas, ada kemungkinan untuk mencapai level resistance lebih tinggi, tetapi jika menembus batas bawah, bisa jadi sinyal untuk memperhatikan potensi penurunan lebih lanjut.

Volatilitas Transaksi Saham

PT Asia Sejahtera Mina Tbk (AGAR) telah mengeluarkan surat klarifikasi terkait volatilitas transaksi sahamnya, menanggapi permintaan dari Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui surat nomor S-10202/BEI.PP1/09-2024. Surat tersebut memberikan penjelasan terkait informasi dan fakta material yang dapat mempengaruhi nilai efek perusahaan.

Dalam penjelasannya, perusahaan menegaskan bahwa hingga saat ini tidak ada informasi atau fakta material yang dapat mempengaruhi nilai efek dan keputusan investasi pemodal. Ini sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor 31/POJK.04/2015 dan Peraturan Nomor I-E yang mengatur kewajiban penyampaian informasi oleh perusahaan terbuka.

Poin-poin Penting yang Ditegaskan:

  1. Tidak Ada Fakta Material: PT Asia Sejahtera Mina Tbk menegaskan tidak mengetahui adanya informasi atau fakta material yang dapat mempengaruhi nilai efek perusahaan, baik menurut peraturan OJK maupun peraturan BEI.
  2. Tidak Ada Aktivitas Pemegang Saham Tertentu: Perusahaan juga menyatakan bahwa tidak ada aktivitas dari pemegang saham tertentu yang dapat mempengaruhi kondisi pasar saham.
  3. Tanpa Rencana Tindakan Korporasi: Perseroan menginformasikan bahwa tidak ada rencana untuk melakukan tindakan korporasi yang berpotensi mempengaruhi pencatatan saham di bursa dalam tiga bulan ke depan.
  4. Rencana Pemegang Saham Utama: Menurut penjelasan, pemegang saham utama tidak memiliki rencana terkait kepemilikan sahamnya dalam waktu dekat.

Surat yang ditandatangani oleh Direktur Utama, Indra Widyadharma, ini bertujuan untuk memberikan kejelasan dan transparansi kepada pemegang saham dan investor mengenai situasi perusahaan saat ini. PT Asia Sejahtera Mina Tbk berharap langkah ini dapat meningkatkan kepercayaan pemodal dan menjaga stabilitas nilai saham di pasar.

Tentang PT Asia Sejahtera Mina Tbk

PT Asia Sejahtera Mina Tbk adalah salah satu perusahaan terkemuka di Indonesia dalam industri pengolahan rumput laut. Dengan komitmen terhadap transparansi dan keterbukaan informasi, perusahaan ini berusaha untuk memberikan informasi yang akurat dan tepat waktu kepada semua pemangku kepentingan.(*)