Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

IX Indobursa Exchange Kenalkan Bursa Komoditi Berjangka

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 05 October 2024 | Penulis: Pramirvan Datu | Editor: Redaksi
IX Indobursa Exchange Kenalkan Bursa Komoditi Berjangka

KABARBURSA.COM - IX Indobursa Exchange resmi memperkenalkan bursa komoditas baru yang berfokus pada perdagangan komoditas strategis di Indonesia, khususnya sebagai acuan harga perdagangan minyak sawit mentah (CPO).

Direktur Utama IX Indobursa Exchange, Agung Rihayanto, menyampaikan bahwa bursa ini dirancang untuk mendorong transparansi dan efisiensi perdagangan komoditas utama di Indonesia, terutama CPO. “Kami optimis dapat menjadi referensi harga yang kredibel dan solusi tata kelola perdagangan komoditas yang lebih baik,” ujarnya di Jakarta, Sabtu.

Sebagai produsen CPO terbesar di dunia, Indonesia membutuhkan mekanisme perdagangan yang transparan dan terstruktur. Kehadiran IX Indobursa Exchange diharapkan dapat menciptakan ekosistem perdagangan komoditas yang lebih efisien dan terpercaya, tambah Agung.

Indobursa Exchange adalah bursa berjangka komoditas independen yang dimiliki oleh para pelaku industri komoditas fisik, dan bekerja sama dengan PT Kliring Berjangka Indonesia, anak usaha BUMN Danareksa Holding, untuk proses kliring serta penyelesaian transaksi.

Agung menekankan bahwa Indobursa mengedepankan konsep kemitraan sehat dengan seluruh pelaku di sektor kelapa sawit, mulai dari petani kecil hingga perusahaan besar. Dengan demikian, Indobursa tidak hanya membuka pasar bagi semua, tetapi juga berkomitmen untuk meningkatkan mutu produk serta efisiensi perdagangan.

Pada Jumat (4/10), IX Indobursa Exchange memperkenalkan diri kepada para pemangku kepentingan, menampilkan potensi besar dalam menciptakan pasar komoditas yang lebih transparan, teratur, dan efisien.

Kepala Badan Pengawasan Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), Kasan, menyatakan bahwa peluncuran IX Indobursa Exchange adalah langkah konkret dalam merealisasikan rencana pemerintah yang telah dirumuskan sejak beberapa tahun terakhir. Menurutnya, sebagai produsen CPO terbesar dunia, Indonesia memiliki peran strategis dalam mengarahkan dinamika pasar komoditas global.

“Pemerintah akan terus berupaya untuk menciptakan acuan harga yang transparan dan kredibel, khususnya di sektor CPO, guna memperkuat posisi Indonesia di pasar internasional,” tegas Kasan.

Sementara itu, Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia, Budi Susanto, menyebutkan bahwa kehadiran IX Indobursa Exchange adalah langkah besar untuk meningkatkan transparansi dan efisiensi di pasar komoditas. Ini sangat penting bagi kelapa sawit, yang merupakan salah satu pilar utama perekonomian Indonesia.

Ketua Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia, Arsjad Rasjid, menyatakan harapannya agar IX Indobursa Exchange bisa menjadi platform yang efisien dan transparan, serta mampu memfasilitasi penemuan harga (price discovery) yang lebih akurat untuk komoditas-komoditas strategis nasional, mulai dari sektor pertanian, perkebunan, hingga energi.

Peningkatan Ekspor Nonmigas

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa minyak kelapa sawit (CPO) dan tembaga menjadi pendorong utama peningkatan ekspor nonmigas pada Agustus 2024.

Deputi Bidang Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, menyebutkan bahwa nilai ekspor lemak dan minyak hewani atau nabati, terutama CPO, naik sebesar 470,78 juta dolar AS dibandingkan Juli 2024. Negara-negara tujuan utama ekspor komoditas ini adalah India, Pakistan, dan Malaysia.

Selain itu, ekspor bijih logam, terak, dan abu, terutama tembaga dan konsentratnya, juga mengalami kenaikan signifikan, dengan peningkatan nilai sebesar 334,65 juta dolar AS. Negara tujuan utama ekspor tembaga adalah Tiongkok, Korea Selatan, dan Filipina. Seperti dalam keterangannya di Jakarta, Selasa 17 September 2024.

Ekspor mesin dan perlengkapan elektrik juga meningkat sebesar 163,21 juta dolar AS, dengan Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Thailand sebagai negara tujuan utama.

Secara keseluruhan, ekspor Indonesia pada Agustus 2024 mencapai 23,56 miliar dolar AS, naik 5,97 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Ekspor nonmigas mengalami kenaikan 7,43 persen, dari 20,81 miliar dolar AS pada Juli menjadi 22,36 miliar dolar AS pada Agustus 2024.

Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, turut menegaskan pentingnya memperluas pasar ekspor sawit. Indonesia, yang menguasai sekitar 60 persen pasar sawit dunia, memiliki peluang besar untuk meningkatkan kemandirian di sektor pangan dan energi, terutama melalui konversi sawit menjadi biodiesel B50.

Uni Eropa Membatasi CPO Dari Indonesia

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan bahwa pemerintah, melalui Kementerian Pertanian, sedang mengeksplorasi kemungkinan untuk mengalihkan antara 3 hingga 5 juta ton minyak kelapa sawit mentah (CPO) yang biasanya diekspor ke Eropa, untuk memenuhi kebutuhan domestik.

Direktur Bioenergi Kementerian ESDM, Edi Wibowo, menjelaskan bahwa langkah ini terutama untuk mendukung program biodiesel B50, yakni campuran solar dengan 50 persen bahan bakar nabati.

Menurut Edi, langkah ini sejalan dengan upaya Uni Eropa yang berusaha membatasi impor CPO dari Indonesia.

“Selisih antara 3 hingga 5 juta ton CPO yang biasa kita ekspor ke Eropa dapat dialihkan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, seperti yang disarankan Presiden Terpilih Prabowo Subianto; jika Eropa enggan membeli, kita akan manfaatkan untuk kepentingan domestik, salah satunya untuk program B50,” ujar Edi dalam konferensi pers di Jakarta Pusat, Senin 9 September 2024.

Selain rencana alih guna dalam negeri, Edi juga membuka kemungkinan bahwa CPO yang tidak diekspor ke Eropa dapat dijual ke negara-negara lain. Namun, gagasan ini masih dalam tahap kajian lebih lanjut.(*)