KABARBURSA.COM - Saham PT Ciputra Development Tbk (CTRA) anjlok pasca rugi Rp5,6 miliar dampak dari kebakaran Mal Ciputra, Jumat, 4 Oktober 2024. Diketahui, Mal Ciputra yang terletak di Jl S Parman Raya, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, terbakar diduga akibat ledakan pipa gas.
Dilihat dari data Stockbit hari ini, saham PT Ciputra Development Tbk (CTRA) mengalami penurunan harga sebesar -4,07 persen pada perdagangan terbaru, dengan penutupan di level Rp1.295 per saham, turun 55 poin dibandingkan hari sebelumnya. Pada awal perdagangan, saham CTRA dibuka di level Rp1.350, dan sepanjang hari sempat menyentuh harga tertinggi di Rp1.355 sebelum akhirnya melemah hingga mencapai harga terendahnya di Rp1.295.
Volume transaksi saham CTRA mencapai 170.000 lot dengan nilai perdagangan mencapai Rp22,4 miliar. Harga rata-rata selama perdagangan tercatat di Rp1.318 per saham. Penurunan harga ini terjadi di tengah dinamika pasar yang cukup berfluktuasi, meskipun Ciputra Development masih menunjukkan fundamental yang kuat dalam laporan kinerja semester I/2024.
Fluktuasi harga ini mencerminkan kondisi pasar yang sensitif terhadap sentimen-sentimen eksternal serta dinamika industri properti di Indonesia. Meskipun mengalami tekanan dalam perdagangan ini, secara umum CTRA memiliki prospek jangka panjang yang positif dengan berbagai proyek properti unggulan yang sedang berjalan, termasuk pengembangan pusat perbelanjaan dan kawasan residensial.
Namun, pelaku pasar akan tetap memperhatikan kinerja perusahaan ke depannya, terutama terkait pencapaian target prapenjualan dan strategi pengembangan proyek-proyek yang dapat menopang kinerja keuangan di semester II/2024.
Kebakaran yang terjadi di lantai 5 dan 6 Mal Citraland berlangsung pukul 00.50 WIB, Jumat, 4 Oktober 2024. Kepala Seksi Operasi Sudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Barat Syarifudin, menyebut kebakaran diduga terjadi karena korsleting listrik di salah satu restoran yang berada di lantai lima.
Dalam kebakaran tersebut, sebanyak 16 unit armada pemadam kebakaran dikerahkan untuk menjinakkan api. Hasilnya, api berhasil padam pukul 04.20 WIB. Perkiraan luas area yang terbakar di lantai 5 kurang lebih 300 meter persegi, begitu pula di lantai 6. Beruntung tidak ada korban jiwa dari kebakaran tersebut.
"Kebakaran ini menyebabkan kerugian sekitar Rp5,6 miliar," kata Syarifudin, dalam pernyataan tertulisnya.
Mengutip data Stockbit, hari ini, dapat dianalisis kinerja saham CTRA dengan menggunakan pendekatan Warren Buffett. Investor ternama ini biasanya mengombinasikan EPS dengan analisis lain, seperti Price to Earnings (P/E) ratio, Return on Equity (ROE), dan pertumbuhan laba dari waktu ke waktu. Buffett paling senang mencari perusahaan dengan pertumbuhan EPS yang stabil, yang mencerminkan keberlanjutan keuntungan dalam jangka panjang.
Berdasarkan data terbaru:
Warren Buffett akan memulai dengan melihat tren EPS ini selama beberapa tahun terakhir untuk menilai konsistensi kinerja perusahaan. Konsistensi dalam peningkatan EPS menunjukkan bahwa CTRA telah mampu mempertahankan profitabilitas dan efisiensi operasional.
P/E ratio (TTM) CTRA saat ini adalah 11,45, lebih tinggi dibandingkan median P/E IHSG sebesar 7,89. P/E ratio ini relatif rendah jika dibandingkan dengan ekspektasi pasar pada perusahaan properti besar, dan mungkin mencerminkan bahwa saham CTRA masih undervalued.
Buffett seringkali tertarik pada saham yang P/E-nya lebih rendah dari rata-rata industri namun memiliki prospek pertumbuhan yang kuat. Dengan EPS yang cukup stabil, P/E yang rendah bisa mengindikasikan bahwa CTRA menawarkan peluang investasi yang menarik.
Dalam analisis Buffett, selain nilai EPS saat ini, penting juga memperhatikan potensi pertumbuhan EPS di masa depan. Berdasarkan data, Forward P/E ratio CTRA adalah 11,00, yang menunjukkan ekspektasi pasar terhadap stabilitas atau bahkan pertumbuhan laba di masa mendatang.
Selain itu, PEG ratio (Forward) berada di angka 2,18, menunjukkan bahwa perusahaan memiliki pertumbuhan laba yang cukup baik, meskipun tidak sangat agresif. Buffett akan melihat ini sebagai hal positif, asalkan perusahaan dapat mempertahankan pertumbuhan yang stabil.
Secara keseluruhan, berdasarkan pendekatan Warren Buffett, saham CTRA menunjukkan beberapa faktor fundamental yang menarik, termasuk:
Namun, Buffett juga akan memperhatikan faktor risiko lainnya, termasuk stabilitas industri properti di Indonesia, serta kemampuan perusahaan dalam menjaga keunggulannya di tengah persaingan pasar yang ketat.
Berdasarkan metodologi Warren Buffett, PT Ciputra Development Tbk (CTRA) dapat dianggap sebagai saham yang layak dipertimbangkan untuk investasi jangka panjang, dengan fokus pada potensi pertumbuhan laba yang berkelanjutan dan valuasi yang masih relatif murah.
PT Ciputra Development Tbk (CTRA) adalah perusahaan yang memiliki beberapa proyek properti termasuk Mal Ciputra. Hingga semester I/2024, CTRA membukukan laba bersih sebesar Rp1,02 triliun, meningkat 32,12 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Selain itu, prapenjualan (marketing sales) mencapai Rp6,08 triliun atau 54,8 persen dari target tahunan yang ditetapkan sebesar Rp11,1 triliun. Ini mencerminkan kekuatan bisnis mereka di sektor properti residensial dan komersial.
Di bursa, saham CTRA telah terapresiasi sekitar 8,12 persen sejak awal tahun dan berada di level Rp1.265 per lembar pada awal Agustus 2024. CTRA terus menunjukkan prospek yang menjanjikan, terutama dengan fokus pada pengembangan proyek-proyek properti besar termasuk pusat perbelanjaan dan residensial.(*)