KABARBURSA.COM - Investor kenamaan Lo Kheng Hong memperbesar kekuasaannya di PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS). Diketahui, kepemilikan saham Pak Lo, sapaannya, di BUMN tersebut melebihi raksasa investasi multinasional BlackRock.
Mengutip data terkini dari web resmi PGAS, kepemilikan saham Lo di PGAS mencapai 0.08 persen atau setara dengan 194.764.800 saham per 31 Agustus 2024. Kepemilikan tersebut menempatnyanya di posisi ketujuh dalam daftar pemegang saham terbesar PGAS, berada satu peringkat di atas BlackRock dengan kepemilikan 175.434.700 saham (0,72 persen).
Hebatnya lagi, Lo bersanding dengan perusahaan investasi beken asal Amerika Serikat, yaitu Vanguard, yang memiliki 1,69 persen saham di PGAS.
Fakta ini kemudian membuat PGAS kian berkilau, karena kehadiran Lo yang semakin kuat memiliki daya tarik besar untuk para investor mendekat.
Lantas, seberapa kuat fundamental PGAS?
Saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) mencatatkan kenaikan yang signifikan pada perdagangan terkini dengan harga penutupan di level Rp1.500, mengalami kenaikan sebesar 2,74 persen atau +40 poin dibandingkan penutupan sebelumnya di level Rp1.460. Penguatan ini menarik perhatian pelaku pasar, karena mengindikasikan potensi positif bagi saham BUMN ini di tengah sentimen pasar yang dinamis.
Performa Perdagangan Hari Ini
Saham PGAS diperdagangkan dengan volume sebesar 642 ribu lot, yang mencerminkan minat beli yang tinggi dari investor. Nilai total transaksi yang tercatat mencapai Rp95,9 miliar, sebuah angka yang cukup signifikan dan menunjukkan besarnya aktivitas perdagangan saham ini.
Saat ini, saham PGAS memiliki batas atas (Auto Rejection Atas, ARA) di level Rp1.825, yang dapat menjadi target potensi kenaikan harga saham jika momentum penguatan terus berlanjut. Di sisi lain, batas bawah (Auto Rejection Bawah, ARB) berada di level Rp1.095, yang menjadi level kritis jika terjadi koreksi harga.
Kenaikan harga saham PGAS menjadi sentimen positif di sektor energi dan potensi peningkatan konsumsi gas alam domestik. Investor tampaknya optimis terhadap prospek PGAS, terutama dengan meningkatnya kebutuhan energi dan peluang ekspansi bisnis. Selain itu, data teknikal menunjukkan bahwa saham PGAS mengalami momentum bullish, dengan volume perdagangan yang cukup besar sebagai indikasi adanya permintaan yang kuat.
Mengutip data-data Stockbit, Jumat, 4 Oktober 2024, seperti ini analisis mendalam berdasarkan prinsip-prinsip Warren Buffett yang menekankan pada value investing dan memperhatikan valuasi, profitabilitas, solvabilitas, serta efektivitas manajemen:
Valuasi Saham
Buffett sering mencari saham dengan valuasi yang murah berdasarkan beberapa metrik fundamental, seperti rasio Price-to-Earnings (P/E), Price-to-Book (P/B), dan Price-to-Sales (P/S).
Saat ini, P/E PGAS sebesar 7,03, lebih rendah dari median IHSG yang berada di 7,89. Kondisi ini menandakan bahwa saham PGAS diperdagangkan dengan valuasi yang relatif lebih murah dibandingkan rata-rata pasar. Rasio P/E ini juga menunjukkan bahwa pasar memberikan harga yang rendah terhadap setiap Rp1 laba bersih yang dihasilkan oleh perusahaan. Ini yang menjadikan saham PGAS menarik dari perspektif value investing.
Dengan rasio P/B sebesar 0,84, harga saham PGAS diperdagangkan di bawah nilai buku per sahamnya, yang artinya investor membayar lebih sedikit daripada nilai ekuitas bersih yang dimiliki perusahaan. Ini bisa menjadi sinyal bahwa saham tersebut undervalued.
Rasio P/S sebesar 0,61 juga menunjukkan bahwa pasar memberikan valuasi yang rendah terhadap pendapatan perusahaan. Buffett umumnya lebih menyukai perusahaan dengan rasio P/S yang rendah, terutama bila diimbangi dengan margin laba yang kuat.
Profitabilitas
Buffett menghargai perusahaan dengan margin laba yang konsisten dan tinggi, karena hal itu menunjukkan kekuatan kompetitif (economic moat).
Jika dilihat dari Gross Profit Margin, PGAS memiliki margin laba kotor sebesar 21,98 persen pada kuartal terakhir. Meski margin ini cukup baik, Buffett biasanya mencari margin laba kotor di atas 40 persen pada perusahaan dengan economic moat yang kuat. Namun, untuk perusahaan di sektor utilitas seperti PGAS, margin ini cukup solid.
Operating Profit Margin PGAS di angka 14,09 persen, yang menunjukkan efisiensi perusahaan dalam mengendalikan biaya operasionalnya. Buffett juga memperhatikan laba bersih, yang saat ini ada di angka 7,54 persen.
Earnings Yield (TTM) sebesar 14,23 persen menunjukkan bahwa laba bersih per saham cukup tinggi terhadap harga saham. Ini sangat menarik bagi Buffett dalam menilai potensi pengembalian dari investasi.
Efektivitas Manajemen dan Return on Equity (ROE)
Buffett sering kali menilai manajemen berdasarkan kemampuan mereka untuk mengalokasikan modal secara efektif. Jika dilihat, PGAS memiliki ROE sebesar 11,91 persen, yang menunjukkan bahwa perusahaan mampu mengembalikan hampir 12 persen dari ekuitas pemegang saham dalam bentuk laba bersih.
Buffett umumnya menyukai perusahaan dengan ROE yang tinggi dan stabil, dan meskipun ROE ini tidak spektakuler, ini merupakan angka yang baik untuk perusahaan dengan valuasi yang rendah.
Di angka 10,63 persen, ROCE PGAS menunjukkan bahwa perusahaan dapat memaksimalkan penggunaan modalnya untuk menghasilkan laba. Buffett menyukai ini, karena menunjukkan efisiensi dalam penggunaan modal.
Solvabilitas dan Leverage
Buffett juga peduli dengan kesehatan neraca perusahaan, terutama dalam hal utang. Perusahaan dengan utang yang rendah memiliki fleksibilitas yang lebih besar dalam menghadapi ketidakpastian.
Itu semua dimiliki oleh PGAS. Berdasarkan data Stockbit, PGAS memiliki rasio utang terhadap ekuitas sebesar 0,44, yang berarti bahwa perusahaan memiliki tingkat utang yang relatif rendah dibandingkan dengan ekuitasnya. Ini artinya PGAS tampak cukup sehat dari sisi leverage.
Begitu pula dengan current ratio 1,75 dan quick ratio 1,62, PGAS memiliki likuiditas yang cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Ini menandakan bahwa perusahaan mampu menangani kewajiban jangka pendeknya tanpa kesulitan, yang merupakan hal positif dari perspektif solvabilitas.
Arus Kas dan Dividen
Buffett sangat menghargai perusahaan yang memiliki arus kas yang kuat dan memberikan dividen yang stabil. PGAS diketahui memiliki free cash flow sebesar Rp 10,769 miliar, yang sangat positif. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan mampu menghasilkan kas yang signifikan setelah mengurus belanja modal. Free cash flow yang kuat menjadi salah satu indikator utama dalam menilai kesehatan keuangan jangka panjang.
Selain itu, PGAS memberikan dividen dengan yield 9,87 persen, yang sangat menarik bagi investor income-seeking. Payout ratio sebesar 58,76 persen menunjukkan bahwa perusahaan mampu membayar dividen sambil tetap mempertahankan kas untuk kebutuhan operasional dan investasi masa depan.
Pertumbuhan
Buffett sering kali mencari perusahaan yang memiliki potensi pertumbuhan jangka panjang yang stabil. Di sini, pertumbuhan pendapatan PGAS sebesar 18,14 persen dari tahun ke tahun menunjukkan bahwa perusahaan masih dapat memperluas pangsa pasarnya dan meningkatkan penjualan, yang menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan laba di masa depan.
Dari analisis di atas dapat disimpulkan, PGAS menawarkan valuasi yang menarik dengan rasio P/E dan P/B yang rendah, profitabilitas yang baik, serta arus kas yang kuat. Selain itu, utang perusahaan relatif rendah dan dividen yang dibayarkan cukup besar, sehingga menarik bagi investor yang mencari kombinasi antara pertumbuhan moderat dan penghasilan pasif dari dividen.
Meski demikian, Buffett biasanya lebih menyukai perusahaan dengan economic moat yang kuat dan stabilitas jangka panjang. Meskipun PGAS tidak memiliki margin yang setinggi perusahaan teknologi atau konsumsi, sektor utilitas dan energi di mana PGAS beroperasi memberikan stabilitas yang dapat diandalkan.(*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.