Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Duka Cita KRAS di Tengah Suka Cita Naiknya Harga Saham

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 03 October 2024 | Penulis: Yunila Wati | Editor: Redaksi
Duka Cita KRAS di Tengah Suka Cita Naiknya Harga Saham

KABARBURSA.COM - PT Krakatau Steel (Persero) Tbk sedang berduka. Sang pimpinan, Purwono Widodo, baru saja tutup usia. Namun, di balik duka terselip bahagia. Perdagangan saham emiten berkode KRAS ini naik 32 poin atau setara dengan 24,06 persen.

Direktur Utama KRAS tersebut wafat pukul 20.37 WIB, Rabu, 2 Oktober 2024 di RS Medistra Jakarta. Walau duka menyelimuti perseroan, Corporate Secretary Krakatau Steel M Tantra Maulana, menegaskan kegiatan operasional tetap berjalan sebagaimana mestinya.

"Seluruh Dewan Komisaris, Direksi, serta karyawan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk menyampaikan duka cita mendalam atas kehilangan pemimpin yang sangat kami hormati dan banggakan," kata Tantra dalam keterangan resminya, dikutip Kamis, 3 Oktober 2024.

Tantra, mewakili keluarga besar almarhum dan perseroan, juga memohon maaf atau segala khilaf dan berharap dia agar amal ibadah Purwono Widodo diterima di sisi Allah SWT.

Pergerakan Saham KRAS

Pada perdagangan hari ini, saham PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) menunjukkan kenaikan yang signifikan dengan menguat 24,06 persen atau naik 32 poin menjadi Rp165 per saham. Peningkatan ini menjadi sinyal optimisme bagi para investor, seiring dengan laporan profit yang cukup menggembirakan dari perusahaan baja pelat merah ini.

KRAS dibuka di level Rp135 per saham, sedikit lebih tinggi dibanding harga penutupan sebelumnya yang berada di angka Rp133 per saham. Selama sesi perdagangan, saham KRAS sempat mencapai level tertinggi di Rp174 sebelum akhirnya ditutup pada Rp165. Nilai transaksi saham ini mencapai Rp55,6 miliar dengan total volume perdagangan sebanyak 3.512.000 lot. Saham KRAS juga terlihat aktif dengan frekuensi perdagangan sebanyak 20.016 kali.

Meskipun harga saham KRAS mengalami kenaikan signifikan, terdapat aksi jual asing (foreign sell) yang cukup besar, tercatat mencapai Rp4,2 miliar. Di sisi lain, aksi beli asing (foreign buy) lebih kecil dengan nilai Rp 1,6 miliar. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun investor asing masih melakukan aksi jual, ada permintaan yang kuat dari investor domestik, yang mendorong harga saham tetap naik.

Di lain sisi, saham KRAS mencatatkan harga rata-rata (average price) pada hari ini di level Rp158. Sementara itu, batas atas harga saham (ARA) berada di Rp179 per saham, dengan batas bawah (ARB) di Rp87 per saham. Kisaran pergerakan harga yang cukup lebar ini mencerminkan volatilitas yang tinggi, namun juga menawarkan potensi keuntungan yang besar bagi para investor yang siap mengambil risiko.

Kinerja Keuangan KRAS

Mengutip data Stockbit, KRAS mencatatkan Earnings Per Share (EPS) negatif sebesar -129,68 (TTM) dan -108,73 (Annualised). Ini menunjukkan bahwa perusahaan mengalami kerugian, yang berdampak pada ketidakstabilan keuntungan bagi pemegang saham. Dalam filosofi investasi Warren Buffett, perusahaan dengan EPS negatif tidak akan menarik perhatian, karena Buffett lebih memilih perusahaan yang mampu menghasilkan laba konsisten.

KRAS juga menunjukkan rasio laba bersih terhadap pendapatan (Net Profit Margin) sebesar -16,32 persen untuk kuartal terbaru, yang berarti perusahaan mengalami kerugian yang cukup besar dari total pendapatan. Ini semakin menegaskan bahwa perusahaan sedang menghadapi tantangan profitabilitas yang serius.

Selain itu, KRAS memiliki Price-to-Earnings Ratio (PE Ratio) yang juga negatif, baik dalam perhitungan annualised (-1.52) maupun trailing twelve months (-1.27). Rasio PE negatif ini menjadi indikasi bahwa investor akan sulit mendapatkan imbal hasil yang positif dari perusahaan ini, setidaknya dalam waktu dekat. Bandingkan dengan IHSG yang memiliki PE median sebesar 7.89, saham KRAS jelas berada di luar preferensi Buffett, yang umumnya mencari perusahaan dengan rasio PE yang stabil dan lebih rendah dibandingkan nilai pasar.

Lebih lanjut, Price to Book Value (PBV) KRAS berada di 0.44, yang menandakan bahwa saham ini diperdagangkan di bawah nilai buku. Hal ini bisa menjadi indikasi bahwa pasar tidak terlalu optimis terhadap kinerja masa depan perusahaan. Meskipun secara teori saham undervalued dengan PBV rendah bisa menarik perhatian, Buffett akan lebih melihat kualitas bisnis dan potensi pertumbuhan jangka panjang.

Indikator solvabilitas menunjukkan bahwa KRAS memiliki rasio utang terhadap ekuitas (Debt-to-Equity Ratio) sebesar 3.23 dan Long-term Debt/Equity Ratio sebesar 0.11. Rasio ini menunjukkan perusahaan memiliki beban utang yang cukup besar. Buffett biasanya menghindari perusahaan dengan rasio utang yang tinggi karena preferensinya adalah perusahaan dengan sedikit atau tanpa utang yang bisa mengancam likuiditas perusahaan di masa depan.

Likuiditas KRAS juga rendah, dengan rasio lancar (Current Ratio) hanya 0.28 dan rasio cepat (Quick Ratio) sebesar 0.19. Angka-angka ini menandakan bahwa KRAS mungkin menghadapi kesulitan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Dalam prinsip Buffett, perusahaan yang sehat memiliki rasio likuiditas yang memadai untuk mengatasi fluktuasi ekonomi.

KRAS mencatatkan Free Cash Flow (FCF) yang negatif sebesar -981 miliar, serta Cash From Operations (CFO) yang juga negatif sebesar -528 miliar. Ini menunjukkan bahwa perusahaan tidak menghasilkan cukup arus kas dari operasi untuk mendanai pengeluaran modal. Dalam pandangan Buffett, arus kas yang stabil dan positif merupakan indikator kuat dari kekuatan fundamental perusahaan.

Selain itu, KRAS juga mencatat Return on Equity (ROE) sebesar -34,82 persen, jauh di bawah standar Buffett yang umumnya mencari ROE di atas 12 persen. ROE negatif ini menjadi sinyal bahwa perusahaan tidak memberikan pengembalian yang memadai bagi pemegang saham dari ekuitas yang mereka miliki.

Walaupun kinerja harga saham KRAS menunjukkan peningkatan 1 bulan terakhir sebesar 37,50 persen, secara tahunan (Year to Date) harga saham ini masih turun sebesar -14,06 persen, dan dalam periode 3 tahun terakhir saham ini telah turun hingga -67,65 persen. Buffett lebih memilih perusahaan dengan rekam jejak pertumbuhan yang stabil dan memiliki keunggulan kompetitif yang berkelanjutan, yang tampaknya tidak tercermin dalam saham KRAS.(*)