KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah di level 7543.828 atau turun 0,26 persen pada perdagangan Kamis, 3 Oktober 2024. Sepanjang hari ini level tertinggi IHSG berada di angka 7581.334, sedangkan level terendah yakni 7504.407.
Sebanyak 284 saham terpantau menguat, 296 saham melemah, dan 216 saham mengalami stagnan pada penutupan perdagangan sore ini.
Dari sektoral, terdapat lima sektor yang berada di posisi hijau, seperti siklikal (0,64 persen), properti (0,44 persen), finansial (0,30 persen), industrial (0,31 persen), infrastruktur (0,07 persen), dan nonsiklikal (0,05 persen).
Sementara yang berada di zona merah di antaranya sektor basic industrial (0,69 persen), energy (0,71 persen), health (0,69 persen), teknologi (1,11 persen), dan transportasi (0,14 persen).
Sementara itu pasar saham hari ini memperlihatkan kinerja yang positif untuk beberapa emiten properti besar, terutama di sektor properti residensial. Saham dari lima emiten utama, yaitu PT Ciputra Development Tbk (CTRA), PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), dan PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI), mengalami peningkatan, seiring dengan sentimen optimistis di pasar modal.
Saham CTRA mencatatkan kenaikan sebesar 1,12 persen, atau naik 15 poin, dengan harga penutupan pada level 1.350. Dibuka di 1.335, saham ini sempat mencapai level tertinggi harian di 1.360 sebelum turun sedikit mendekati penutupan.
Aktivitas perdagangan tercatat aktif dengan total volume transaksi sebesar 166 ribu lot dan nilai transaksi mencapai Rp22,2 miliar.
Meskipun pergerakan harga saham masih dalam rentang yang relatif stabil, CTRA menunjukkan kekuatan bertahan dengan support di 1.310, sementara target kenaikan (ARA) di 1.665 tampak jauh dari jangkauan dalam waktu dekat.
PWON mencatatkan kenaikan tipis sebesar 0,40 persen, atau 2 poin, dengan harga penutupan di level 500. Setelah dibuka pada harga 498, saham ini sempat menyentuh level tertinggi di 505 sebelum kembali turun.
Dengan total volume transaksi yang tinggi, mencapai 499 ribu lot dan nilai transaksi sebesar Rp24,9 miliar, PWON memperlihatkan aktivitas perdagangan yang cukup aktif, namun kenaikan harga masih terjaga dalam rentang yang sempit.
Target ARA berada di 620, menunjukkan potensi kenaikan yang masih dapat dikejar jika sentimen positif terus berlanjut.
SMRA menutup perdagangan dengan kenaikan 5 poin atau 0,74 persen ke level 685. Saham ini dibuka di 675, lalu bergerak dalam rentang harga 675 hingga 695. Aktivitas perdagangan tercatat sangat aktif dengan volume transaksi sebesar 404 ribu lot dan nilai mencapai Rp27,7 miliar.
Meskipun kenaikan yang tercatat relatif moderat, target ARA di 850 menunjukkan bahwa saham SMRA memiliki potensi kenaikan lebih lanjut, terutama jika faktor-faktor eksternal seperti sentimen ekonomi makro mendukung sektor properti.
ASRI menjadi bintang di antara emiten properti hari ini dengan kenaikan signifikan sebesar 2,91 persen atau naik 6 poin ke level 212. Saham ini dibuka pada 206, dan sempat menyentuh level tertinggi harian di 220 sebelum kembali stabil di 212.
Volume transaksi ASRI tercatat sangat besar, mencapai 747 ribu lot dengan nilai transaksi Rp15,9 miliar. Aktivitas jual-beli oleh asing turut mendominasi, dengan pembelian asing mencapai Rp2,9 miliar dan penjualan asing sebesar Rp6,5 miliar.
Potensi kenaikan lebih lanjut terlihat dari target ARA di level 256, memperlihatkan bahwa saham ini masih memiliki ruang untuk tumbuh lebih tinggi.
Secara keseluruhan, emiten properti hari ini menunjukkan kinerja positif dengan kenaikan moderat hingga signifikan, terutama pada saham ASRI yang mengalami kenaikan tertinggi. Sentimen optimistis di sektor properti diperkirakan masih akan berlanjut, terutama jika didukung oleh kebijakan ekonomi yang berpihak pada sektor ini.
Namun, pelaku pasar juga diimbau untuk tetap waspada terhadap volatilitas yang bisa terjadi, terutama mengingat pergerakan saham yang masih dalam rentang fluktuasi harian yang cukup lebar. Terus mencermati perkembangan makroekonomi dan kebijakan pemerintah akan menjadi kunci dalam mengambil keputusan investasi di sektor ini.
Head Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas Oktavianus Audi, menyebut sejatinya tren emiten properti sudah bullish sejak Juni, Juli, hingga Agustus 2024. Tren positif tersebut memang sudah priced in atau sesuai dengan ekspetasi para pelaku pasar saham.
“Tetapi, memang butuh waktu. Namun secara tren, kami melihat sudah ada inflow lagi ke sektor properti. Kami juga melihat beberapa (emiten) masih cukup menarik,” kata Oktavianus kepada Kabarbursa.com, Selasa, 1 Oktober 2024.
Selain itu, dia melihat penjualan sektor properti masih sesuai dengan target dan marketing sales, sehingga masih terbilang oke. Adapun emiten yang patut disoroti adalah CTRA dan SMRA.
PT Ciputra Development Tbk dinilai bisa diuntungkan ketika suku bunga acuan atau BI rate mengalami penurunan. Head of Invesment Information Mirae Asset Sekuritas Martha Christina, mengatakan penjualan marketing sales CTRA mayoritas berasal dari kredit pemilikan rumah (KPR).
“CTRA mungkin akan menjadi perusahaan yang paling dapat manfaat dengan penurunan suku bunga, karena sekitar 50-60 persen dari penjualan marketing salesnya CTRA itu kan dari KPR,” ujarnya dalam acara ‘Media Day’ yang diselenggarakan Mirae Asset Sekuritas, di Jakarta, Kamis, 12 September 2024.
Selain itu, Martha menyebut target pasar dari CTRA ialah kelas menengah ke bawah. Hal ini berbeda dengan emiten-emiten besar lainnya seperti PANI, BSDE, PWON, dan SMRA yang memiliki target pasar kelas menengah ke bawah. “Jadi CTRA yang menengah ke bawah akan sangat relate dengan penurunan suku bunga,” kata dia.
Di sisi lain, Martha memandang lima emiten properti terbesar seperti CTRA, PANI, BSDE, PWON, dan SMRA memiliki daya tarik masing-masing. (*)