Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Saham ADMR: Peluang Breakout Menuju Level Kunci Rp1.605

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 02 October 2024 | Penulis: Yunila Wati | Editor: Redaksi
Saham ADMR: Peluang Breakout Menuju Level Kunci Rp1.605

KABARBURSA.COM - Saham PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) menunjukkan pergerakan yang menarik di bursa saham dengan potensi breakout dari resistensi downtrend. Saat ini, harga saham ADMR diperdagangkan pada level Rp1.560, mengalami kenaikan sebesar 3,65 persen atau 55 poin dibandingkan dengan harga penutupan sebelumnya di Rp1.505. Dengan rentang harga harian antara Rp1.475 dan Rp1.585, saham ini menunjukkan volatilitas yang cukup tinggi.

Pergerakan harga ADMR saat ini memperlihatkan saham sedang berupaya menembus beberapa level penting. Setelah berhasil menembus resistensi downtrend di Rp1.420, ADMR kini bergerak mendekati target resistensi berikutnya di Rp1.605. Jika level Rp1.605 berhasil ditembus, ini bisa menjadi sinyal kuat bagi kelanjutan tren bullish yang bisa membuka peluang kenaikan lebih lanjut.

Transaksi saham ADMR juga cukup aktif dengan nilai perdagangan mencapai Rp66,5 miliar. Ini menandakan minat yang besar dari pelaku pasar, yang melihat potensi breakout ini sebagai peluang untuk memperoleh keuntungan dari kenaikan harga saham.

Level resistensi Rp1.605 menjadi kunci penting bagi pergerakan saham ADMR. Jika saham berhasil menembus level ini dan bertahan di atasnya, maka kemungkinan besar harga akan melanjutkan tren naik menuju level yang lebih tinggi. Di sisi lain, jika harga tidak mampu mempertahankan momentum, ada kemungkinan terjadi koreksi kembali ke support box di sekitar Rp1.420 yang sebelumnya berfungsi sebagai resistensi.

Garap KEK Mangkupadi

Keuangan PT Adaro Minerals Indonesia Tbk juga sepertinya akan bertambah karena adanya peluang untuk menggarap Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mangkupadi yang terletak di Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara.

Fokus utama dari KEK Mangkupadi adalah pengembangan sektor manufaktur, khususnya dalam produksi dan pengolahan, logistik dan distribusi, serta pengembangan energi terbarukan. Di mana PT Kalimantan Aluminium Industry yang bergerak di bidang smelter aluminium menjadi anchor investor dari KEK ini.

Kalimantan Aluminium Industry diketahui merupakan anak usaha Adaro Minerals Indonesia yang berarti pula entitas dari Grup Adaro Energy (ADRO).

Dalam rilis terkait kinerja semester I-2024 ADMR, aktivitas konstruksi di PT Kalimantan Aluminium Industry terus berlanut, dengan progres yang dicapai pada area smelter, aluminium, area jetty, serta area mess permanen untuk karyawan.

Total Investasi Rp504 Triliun

KEK Mangkupadi menjadi salah satu dari enam KEK baru yang telah disetujui oleh Dewan Nasional KEK. Selain itu, juga merupakan perluasan KEK Nongsa di Batam. Adapun Dewan Nasional KEK juga merekomendasikan kepada presiden untuk penetapan PP atas enak KEK baru ini serta penambahan luasan untuk KEK Nongsa.

"Semua usulan KEK ini akan segerap disiapkan regulasinya dan kami menargetkan peraturan pemerintah (PP) terkait yang diperkirakan rampung pada minggu kedua Oktober ini," kata Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, dikutip dari keterangan resmi yang dirilisnya belum lama ini.

KEK Mangkupadi sendiri memiliki luas lahan sebesar 11.696,53 hektar dan ditargetkan dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 140.796 orang dan merealisasikan investasi sebesar Rp504 triliun.

Kinerja ADMR

Mengutip data dari Stockbit, Rabu, 2 Oktober 2024, menunjukkan bahwa EPS (TTM) ADMR adalah 206,31 dengan EPS yang di-annualized sebesar 199,51. Dengan laba bersih dalam 12 bulan terakhir sebesar Rp8.434 miliar. Ini mencerminkan peningkatan signifikan dibandingkan beberapa tahun sebelumnya.

Pertumbuhan laba yang kuat dapat dilihat dari data berikut:

  • Laba kuartalan pada Q1 2024 mencapai Rp1.842 miliar, naik dari Rp1.269 miliar di Q1 2023.
  • Q2 2024 menghasilkan laba bersih sebesar Rp2.236 miliar, meningkat dari Rp1.184 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Kenaikan laba ini mencerminkan pertumbuhan yang konsisten, sesuai dengan apa yang dicari Buffett, yaitu perusahaan yang menunjukkan performa operasional kuat dan stabil dalam jangka panjang.

Menggunakan pendekatan Warren Buffett yang mempertimbangkan valuasi dengan menggunakan Price to Earnings Ratio (PE Ratio), ADMR memiliki PE Ratio TTM sebesar 7,63, yang sedikit lebih rendah dari median IHSG 7,89. Artinya, saham ADMR saat ini relatif undervalued dibandingkan dengan pasar secara keseluruhan.

Namun, Forward PE Ratio ADMR diproyeksikan meningkat menjadi 9,00, yang masih terbilang cukup rendah. Dari perspektif Buffett, PE ratio yang rendah dapat menunjukkan peluang beli jika perusahaan memiliki pertumbuhan laba yang stabil dan berkelanjutan, seperti yang terlihat dari pertumbuhan laba ADMR.

Yield Penghasilan dan Rasio Pengembalian

Earnings Yield (TTM) ADMR berada di 13,10 persen, yang menunjukkan bahwa perusahaan memiliki potensi pengembalian laba yang kuat terhadap harga sahamnya. Ini lebih menarik jika dibandingkan dengan saham dengan yield yang lebih rendah di pasar, dan Buffett sering melihat rasio ini sebagai tanda positif dalam mempertimbangkan investasi jangka panjang.

Selain itu, ADMR menunjukkan kinerja keuangan yang solid dengan Return on Assets (ROA) sebesar 31,98 persen dan Return on Equity (ROE) di 42,07 persen, yang menunjukkan bahwa perusahaan menggunakan aset dan ekuitasnya secara efisien untuk menghasilkan laba.

Tidak hanya itu, Buffett juga melihat rasio keuangan seperti Current Ratio (3,16) dan Quick Ratio (2,78), yang menunjukkan bahwa ADMR memiliki likuiditas yang kuat. Rasio ini memastikan perusahaan mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya tanpa kesulitan keuangan yang berarti.

Selain itu, dengan Debt to Equity Ratio yang sangat rendah di 0,08, ADMR hampir tidak memiliki hutang. Warren Buffett sering menghindari perusahaan yang memiliki hutang tinggi, karena utang yang besar bisa menjadi risiko jika terjadi perubahan ekonomi yang tidak terduga.

Free Cash Flow (FCF) merupakan metrik lain yang sering digunakan Buffett untuk mengevaluasi kualitas pendapatan perusahaan. Berdasarkan data, Free Cash Flow ADMR dalam 12 bulan terakhir adalah Rp3,821 miliar, yang berarti perusahaan mampu menghasilkan kas bersih yang cukup besar setelah dikurangi belanja modal (Capex) sebesar Rp3,769 miliar.

Buffett menghargai perusahaan yang mampu menghasilkan FCF yang kuat, karena ini menunjukkan perusahaan memiliki fleksibilitas untuk mengembalikan keuntungan kepada pemegang saham, baik melalui dividen atau pembelian kembali saham.

Data-data di atas menyimpulkan bahwa ADMR menunjukkan tanda-tanda positif sebagai perusahaan dengan fundamental yang kuat. Dengan EPS yang tumbuh, PE Ratio yang rendah, dan Earnings Yield yang tinggi, ADMR berpotensi memberikan pengembalian yang menarik bagi investor jangka panjang.

Selain itu, perusahaan memiliki likuiditas yang sehat, utang yang rendah, dan kemampuan untuk menghasilkan arus kas bebas yang signifikan. Semua faktor ini menjadikan ADMR sebagai salah satu saham yang menarik untuk dipertimbangkan dalam portofolio jangka panjang menurut prinsip investasi ala Warren Buffett.(*)

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan  Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.