KABARBURSA.COM - PT Indosat Tbk (ISAT) atau Indosat Ooredoo Hutchison, mengonfirmasi pengalihan aset pusat data ke perusahaan afiliasinya, PT Starone Mitra Telekomunikasi (SMT). Transaksi ini mencapai Rp2,625 triliun, menurut manajemen perusahaan.
Manajemen ISAT, dalam keterangan resmi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), menyebutkan bahwa transaksi ini mencakup penandatanganan forward rate agreement (FRA) dan asset transfer agreement (ATA). Selain itu, terdapat perjanjian-perjanjian lain terkait operasional pusat data dan penyediaan layanan setelah pengalihan aset.
Pengalihan ini, menurut manajemen, dilakukan agar SMT dapat mengembangkan bisnisnya dengan memanfaatkan infrastruktur pusat data di seluruh Indonesia. ISAT, yang memiliki 25 persen saham di SMT, berharap mendapatkan nilai tambah dalam jangka panjang.
Transaksi ini termasuk penandatanganan perjanjian sewa properti induk antara ISAT dan SMT senilai Rp1,204 miliar per tahun selama 14 tahun. SMT, sebagai anak perusahaan ISAT, berfokus pada pengelolaan pusat data.
BDx Asia Data Center Holdings Pte Ltd (BDx) juga terlibat dalam transaksi ini sebagai mitra. BDx adalah penyedia pusat data colocation dan solusi hybrid cloud di Asia-Pasifik.
ISAT menegaskan bahwa transaksi ini dilakukan untuk mendukung pengembangan bisnis dan keberlanjutan SMT dalam menghadapi perkembangan teknologi dan kebutuhan layanan digital di Indonesia.
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.