KABARBURSA.COM - PT Indika Energy Tbk (INDY) berencana menjual anak usaha di bidang pengusahaan hutan (HPH) yaitu PT Trisetia Citagraha (TCG) ke entitas milik konglomerat Prajogo Pangestu. Rencana tersebut langsung mendapat respon positif dari pasar hingga harga sahamnya meroket 80 poin.
INDY mengawali bulan Oktober ini dengan kinerja positif. Selasa, 1 Oktober 2024, sahamnya mencatatkan keuntungan sebesar 4.68 persen dengan penutupan di harga Rp1,790. Saham ini dibuka di Rp1,710 dan mencetak titik tertinggi di Rp1,805, mencerminkan antusiasme investor yang kuat terhadap potensi pertumbuhan perusahaan di sektor energi.
Dalam perdagangan yang berlangsung, volume transaksi mencapai 489 ribu lot dengan total nilai transaksi sekitar Rp85.8 miliar. Para analis mencatat bahwa minat beli yang tinggi menunjukkan keyakinan pasar terhadap fundamental perusahaan dan prospek sektor energi yang sedang berkembang di Indonesia.
Salah satu faktor pendorong kenaikan ini adalah optimisme terhadap proyek infrastruktur yang sedang dilaksanakan di tanah air. Dengan pengalaman dan jaringan yang luas, Indika Energy berpotensi menjadi salah satu pemain utama dalam proyek-proyek besar ini, yang diperkirakan dapat mendatangkan pendapatan yang signifikan di masa depan.
Namun, para investor disarankan untuk tetap waspada. Meskipun saham INDY menunjukkan tren positif, volatilitas harga yang wajar tetap ada. Jika harga saham jatuh di bawah Rp1,665, ini dapat memicu penurunan lebih lanjut. Para analis merekomendasikan untuk memantau perkembangan pasar dan kinerja perusahaan secara berkala.
"Kenaikan ini adalah indikasi bahwa investor mulai melihat kembali potensi sektor energi, terutama dengan fokus pemerintah pada pengembangan infrastruktur," kata salah satu analis pasar saham, Rita Effendy.
"Kami percaya bahwa INDY memiliki potensi untuk tumbuh lebih lanjut, tetapi penting untuk mengawasi kondisi pasar dan faktor-faktor eksternal lainnya," lanjut dia.
Dengan semangat optimisme yang mengelilingi PT Indika Energy, banyak investor yang berharap agar tren positif ini dapat berlanjut dan mendatangkan keuntungan lebih lanjut. Sementara itu, bagi para investor yang berencana masuk, pengamatan terhadap level-level harga kunci akan menjadi penting untuk mengambil keputusan investasi yang tepat.
Kembali kepada niatan INDY menjual anak usahanya, TCG. Rencananya, pelepasan TCH dilakukan melalui anak usaha lainnya, yaitu PT Indika Multi Properti (IMP) kepada Barito Group, melalui PT Barito Pacific Lumber (BPL). Adapun nilai transaksi mencapai Rp26,77 miliar.
Untuk diketahui, BPL merupakan anak usaha yang dimiliki langsung oleh Prajogo Pangestu. BPL juga merupakan pemegang saham minoritas dari PT Barito Pacific Tbk (BRPT). Sedangkkan TCG, merupakan anak usaha tidak langsung INDY yang penguasaan sepenuhnya dilakukan oleh IMP.
Jadi, skenarionya adalah IMP akan mendivestasi 6.332 lembar saham (setara dengan 80 persen) saham TCG kepada BPL. Perjanjian ini ditandatangani dalam sebuah ikatan jual beli saham bersyarat yang telah dilakukan pada 26 September 2024. Transaksi dilaksanakan dalam dua tahapan, dengan rincian sebanyak 80 persen merupakan nilai pengalihan hak atas uang muka penyetoran modal.
"Setelah penyelesaian transaksi, TCG tidak lagi menjadi anak perusahaan INDY dan tidak dikonsolidasi dalam laporan keuangan Perseroan," tegas Corporate Secretary INDY Adi Pramono, di Jakarta, kemarin, 30 September 2024.
Menurut Adi, langkah ini diambil sesuai strategi bisnis diversifikasi perusahaan. Ia juga memastikan perusahaan fokus terhadap pelaksanaan kegiatan usaha yang berkelanjutan.
PT Indika Energy Tbk (INDY) menunjukkan dinamika menarik dalam kinerja keuangannya, dengan berbagai indikator yang mencerminkan potensi dan tantangan di pasar saham saat ini. Saham INDY, yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, telah menarik perhatian investor dengan rasio harga terhadap laba (PE Ratio) yang bervariasi dan margin profitabilitas yang mencerminkan efisiensi operasional perusahaan.
Valuasi dan Kinerja Keuangan
Saham INDY saat ini memiliki Current PE Ratio (Annualised) sebesar 13.54, sedangkan Current PE Ratio (TTM) berada di 11.04. Dengan Forward PE Ratio yang sangat menarik di 5.00, ini menunjukkan potensi pertumbuhan laba di masa depan yang mungkin belum sepenuhnya tercermin dalam harga saham saat ini. Di sisi lain, median PE Ratio IHSG TTM adalah 7.89, menunjukkan bahwa INDY mungkin dinilai relatif lebih mahal dibandingkan pasar secara keseluruhan.
Meskipun mengalami penurunan Revenue (Quarter YoY Growth) sebesar -7.84 persen, perusahaan berhasil mempertahankan Gross Profit Margin (Quarter) di 16.82 persen dan Operating Profit Margin (Quarter) sebesar 9.73 persen. Namun, Net Profit Margin (Quarter) hanya mencapai 0.24 persen, mencerminkan tantangan dalam mempertahankan profitabilitas di tengah kondisi pasar yang volatile.
Profitabilitas dan Likuiditas
INDY mencatatkan Net Income (TTM) sebesar 845 miliar dan Revenue (TTM) sebesar 41,252 miliar, dengan Cash From Operations (TTM) sebesar 1,943 miliar. Hal ini menunjukkan arus kas operasional yang positif meskipun ada tekanan pada pendapatan. Dengan Current Ratio (Quarter) di 2.40 dan Quick Ratio (Quarter) di 2.29, perusahaan menunjukkan posisi likuiditas yang solid, memberikan keyakinan kepada investor bahwa INDY mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Dividen dan Payout Ratio
Bagi para investor yang mencari pendapatan pasif, INDY menawarkan dividen sebesar 92.13 dengan Dividend Yield sebesar 5.14 persen. Payout Ratio di angka 69.68 persen menunjukkan bahwa perusahaan masih memberikan dividen yang kompetitif meskipun menghadapi tantangan dalam pertumbuhan laba.
Dalam hal kinerja saham, INDY mengalami 1 Year Price Returns sebesar -18.64 persen, tetapi mencatatkan Year to Date Price Returns yang mengesankan sebesar 24.74 persen. Lonjakan ini menandakan adanya harapan baru di pasar setelah periode penurunan yang berkepanjangan. Investor berharap bahwa perusahaan akan dapat mengatasi tantangan yang ada dan beradaptasi dengan kondisi pasar yang berubah.
Dengan berbagai indikator yang menunjukkan potensi pertumbuhan dan efisiensi operasional, PT Indika Energy Tbk (INDY) tetap menjadi perhatian di kalangan investor. Meskipun ada tantangan yang dihadapi, terutama dalam hal pertumbuhan pendapatan dan profitabilitas, posisi likuiditas yang kuat dan kebijakan dividen yang menguntungkan menjadikan INDY sebagai opsi yang menarik di pasar energi. Investor diharapkan untuk terus memantau perkembangan di sektor ini serta strategi yang diambil perusahaan dalam menghadapi dinamika pasar yang ada.(*)