KABARBURSA.COM - Skema pungut salur dana kompensasi batu bara melalui mitra instansi pengelola (MIP), dianggap menguntungkan bagi PT Bukit Asam Tbk (PTBA). Dengan skema tersebut, produsen batu bara akan dikenakan iuran terhadap seluruh volume penjualan perusahaan.
Direktur Jenderal Kementerian ESDM Tri Winarno, mengatakan, perhitungan skema pungut salut memiliki dua komponen. Pertama, selisih harga jual spot dan DMO khusus, dan kedua adalah rasio tarif. Nantinya, dana yang terhimpun akan digunakan untuk memberikan kompensasi kepada emiten yang menjual batu bara ke dalam negeri yang menggunakan harga DMO khusus. Kompensasi ini berupa pembayaran selisih antara harga jual spot dengan harga DMO khusus.
"Skema ini akan terealisasi. Tujuan pentingnya adalah untuk mengatasi masalah disparitas antara harga batu bara di pasar spot dan harga domestic market obligation," kara Tri, Selasa, 1 Oktober 2024.
Menanggapi hal ini, Investment Analyst Stockbit Hendriko Gani, memberikan pandangannya. Dalam riset yang dilakukan Stockbit pada hari ini, jika skema pungut salur dana kompensasi batu bara ini diimplementasikan, maka emiten yang menjual mayoritas batu baranya ke dalam negeri dengan harga DMO khusus, berpotensi diuntungkan.
Stockbit kemudian memberikan hitung-hitungannya, sebagai berikut:
Dari data di atas dapat ditarik kesimpulan, PTBA berpotensi membukukan kenaikan pendapatan seebsar Rp7,3 triliun pada FY25F dari kompensasi yang diberikan dari dana kompensasi batu bara.
Sementara itu, total iuran yang harus dibayarkan PTBA adalah Rp4,1 triliun. Di sini, PTBA masih berpotensi mencatatkan keuntungan sebelum pajak, yaitu dari sebelumnya Rp3,2 triliun menjadi Rp10,4 triliun atau setara dengan +43,9 persen.
Dengan asumsi tingkat pajak yang sama dengan asumsi sebelumnya sebesar 22,8 persen, maka laba bersih PTBA berpotensi meningkat sebesar Rp2,4 triliun menjadi Rp7,8 triliun, naik 43,9 persen.
Kemudian, mengacu pada harga saham PTBA sebesar Rp3.080 per lembar saham per penutupan bursa Senin, 30 September 2024, maka PTBA berpotensi diperdagangkan dengan valuari P/E FY25F sebesar 4,56x berdasarkan proyeksi laba bersih sebesar Rp7,8 triliun.
Valuasi ini turun dari level 6,57x dengan proyeksi laba bersih tanpa kompensasi.
Saham PTBA hari ini dibuka dengan harga Rp3,080 dan stabil hingga penutupan sesi I perdagangan Selasa, 1 Oktober 2024. Sayangnya, harga turun ke 2,990, yang merupakan level terendah hari ini, sebelum sedikit naik kembali ke 3,010. Ini menunjukkan adanya tekanan jual yang cukup besar sepanjang hari. Penurunan harga sebesar -70 poin (-2.27 persen) juga menunjukkan sentimen negatif di pasar terhadap saham PTBA.
Sementara itu, volume transaksi yang terjadi sebesar 209 ribu lot menandakan ada aktivitas jual beli yang cukup signifikan. Tercatat nilai transaksi yang berhasil dibukukan sebesar Rp63.1 miliar. Ini menunjukkan likuiditas yang baik, meskipun penurunan harga terjadi. Penyebabnya adalah aksi jual dari investor besar atau tekanan profit taking setelah periode kenaikan sebelumnya.
Meskipun ada penurunan hari ini, harga masih jauh dari batas penurunan maksimum harian (ARB) di 2,310. Harga tertinggi yang bisa dicapai tanpa ada mekanisme auto rejection adalah 3,850. Tetapi melihat kondisi penurunan hari ini, kemungkinan harga mendekati level ARA dalam waktu dekat cukup kecil kecuali ada sentimen positif yang kuat.
Penurunan harga saham PTBA sebesar -2.27 persen bisa disebabkan oleh beberapa faktor:
Jika melihat dari analisis data di atas. maka tampak bahwa PTBA mengalami tekanan jual yang signifikan hari ini, dengan harga turun -2.27 persen dan mencapai level terendah 2,990. Volume perdagangan yang cukup tinggi, menunjukkan adanya likuiditas yang baik, namun juga mencerminkan aksi jual dari investor.
Meskipun ada penurunan, harga masih dalam batas aman dari ARB, dan tidak ada indikasi langsung harga akan jatuh lebih jauh kecuali ada sentimen negatif lebih lanjut. Investor mungkin perlu mempertimbangkan apakah penurunan ini adalah peluang pembelian (buy on dip) atau tanda untuk menunggu kejelasan lebih lanjut dari tren pasar dan harga batu bara global.(*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.