Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Perkuat Bisnis Hotel di Bali, SSIA Kantongi Kredit Rp1,41 Triliun

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 09 January 2025 | Penulis: Syahrianto | Editor: Redaksi
Perkuat Bisnis Hotel di Bali, SSIA Kantongi Kredit Rp1,41 Triliun

KABARBURSA.COM - PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) melalui entitas anaknya, PT Suryalaya Anindita International (SAI), mengumumkan penerimaan fasilitas kredit tambahan dari PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar Rp1,415 triliun.

Sekretaris Perusahaan SSIA Yulean mengatakan, fasilitas ini bertujuan untuk mendukung renovasi Melia Bali Hotels & Resorts dan perpanjangan hak pemanfaatan lahan terkait.

Ia menambahkan, perubahan kesepuluh dari perjanjian kredit ini disetujui pada tanggal 7 Januari 2025. "Fasilitas kredit terbagi menjadi dua tranches, dengan Tranche A sebesar Rp1,2 triliun untuk pembiayaan renovasi, dan Tranche B sebesar Rp215 miliar untuk perpanjangan hak pemanfaatan serta pembayaran sewa di muka kepada PT Pengembang Pariwisata Indonesia/Injourney Tourism Development Corporation (ITDC)," ungkap Yulean dalam keterbukaan informasi, Kamis, 9 Januari 2025.

Tranche A dari fasilitas kredit akan digunakan untuk biaya renovasi Melia Bali Hotels & Resorts, yang direncanakan selesai pada tahun 2026. Renovasi ini diharapkan dapat mendongkrak kinerja operasional SAI dan Perseroan secara keseluruhan, meskipun tidak ada pendapatan usaha yang diharapkan dari Melia Bali pada tahun 2025, karena hotel tersebut akan menjalani proses renovasi.

Sementara itu, Tranche B akan digunakan untuk perpanjangan hak pengelolaan lahan di Melia Bali dan pembayaran sewa di muka kepada ITDC untuk menjamin hak atas tanah dan bangunan yang digunakan untuk hotel tersebut.

Dengan adanya tambahan fasilitas kredit ini, diperkirakan akan ada peningkatan aset dan liabilitas pada SAI dan Perseroan. Setelah renovasi selesai, pendapatan usaha diharapkan akan bertambah, meskipun biaya bunga atas fasilitas pinjaman dan depresiasi penyusutan renovasi akan memengaruhi beban operasional.

"Fasilitas ini juga mendukung kelangsungan usaha Perseroan dan anak perusahaannya, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, melalui peningkatan kinerja pasca-renovasi," terang Yulean.

Dari sisi hukum, tidak terdapat dampak material terkait dengan perubahan perjanjian kredit ini. Perusahaan tetap berkomitmen untuk menjalankan kewajibannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Dengan langkah ini, Surya Semesta Internusa terus memperkuat basis operasional dan keuangan melalui pendanaan yang strategis untuk meningkatkan aset serta meningkatkan kinerja bisnis jangka panjang.

Sebelumnya diberitakan, Surya Semesta Internusa berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp228,4 miliar pada kuartal ketiga 2024, melonjak signifikan dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2023 yang mencatatkan kerugian sebesar Rp23,7 miliar. Laba bersih per saham untuk kuartal ini tercatat sebesar Rp48,60 per lembar, menggambarkan pemulihan yang kuat dalam kinerja keuangan perusahaan.

Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis oleh SSIA, pendapatan perusahaan untuk periode sembilan bulan pertama (9M24) mencapai Rp3,9 triliun, naik sebesar 30 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang tercatat Rp3,0 triliun. Kenaikan pendapatan ini juga tercermin dalam angka laba bruto yang meningkat sebesar 55,5 persen, dengan total mencapai Rp1,2 triliun.

Perusahaan yang bergerak di sektor properti ini juga berhasil meningkatkan EBITDA (laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi) sebesar 107,1 persen yoy, dari Rp339,5 miliar pada 9M23 menjadi Rp703,0 miliar pada 9M24.

Pada kuartal ketiga 2024, SSIA membukukan pendapatan sebesar Rp1,1 triliun, yang menunjukkan pertumbuhan 33,3 persen dibandingkan kuartal kedua 2024 (qoq). Laba bruto juga mengalami lonjakan yang signifikan dengan nilai Rp307,0 miliar, meningkat 85,8 persen dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.

Lebih lanjut, EBITDA untuk kuartal III 2024 tercatat Rp115,5 miliar, dengan margin EBITDA mencapai 18 persen, dan margin laba bersih yang tercatat pada 5,9 persen. SSIA berhasil menjaga efisiensi operasional yang baik, meskipun dalam kondisi pasar yang dinamis.

Kinerja laba bersih perusahaan pada kuartal III 2024 mengalami lonjakan luar biasa dibandingkan dengan triwulan III 2023 yang tercatat rugi sebesar Rp23,7 miliar. SSIA berhasil membalikkan kerugian tersebut dengan mencatatkan laba bersih Rp228,4 miliar pada periode ini, berkat kinerja operasional yang solid dan efisiensi dalam pengelolaan biaya.

Performa Saham SSIA

Saham SSIA mengalami penurunan signifikan sebesar 1,81 persen pada perdagangan hari ini, dengan harga saham ditutup pada level Rp1.085 per lembar. Penurunan tersebut berbanding terbalik dengan angka pembukaan di Rp1.110, meskipun saham sempat mencapai level tertinggi di Rp1.120.

Pada sesi perdagangan Kamis, 9 Januari 2025, volume transaksi saham SSIA tercatat sebanyak 18,09 juta saham dengan nilai transaksi mencapai Rp19,8 miliar. Rata-rata volume perdagangan saham dalam sepekan terakhir berada pada angka 30,25 juta saham.

Meskipun harga saham SSIA berada di bawah level pembukaan, perusahaan tetap mencatatkan volume transaksi yang cukup signifikan. Dalam konteks ini, investor dan pelaku pasar akan terus mengawasi perkembangan saham SSIA seiring dengan dinamika pasar yang dapat mempengaruhi harga saham pada sesi perdagangan mendatang.

Perubahan harga saham yang terjadi pada hari ini turut berkontribusi pada fluktuasi yang terjadi dalam pasar saham secara keseluruhan, dan menunjukkan adanya ketidakpastian dalam pergerakan harga saham tersebut. (*)