KABARBURSA.COM - Indonesia memperoleh prestasi luar biasa dengan masuk ke dalam 10 besar negara penghasil produk manufaktur di dunia, menjadikannya satu-satunya negara ASEAN dalam daftar yang diumumkan oleh safeguardglobal.com.
Menurut Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, Indonesia kini duduk di peringkat ke-10 dan menyumbang sekitar 14 persen dari total produksi manufaktur global. Posisi ini menandai kenaikan yang signifikan dalam empat tahun terakhir, di mana Indonesia awalnya berada di posisi 16.
Menteri Perindustrian menyatakan, "Indonesia merupakan kekuatan manufaktur terbesar di ASEAN." Kenaikan peringkat ini juga mencerminkan dampak positif sektor manufaktur terhadap sektor lainnya.
Seiring dengan peningkatan output industri, sektor transportasi, energi, pertanian, perkebunan, dan kelautan juga akan mengalami pertumbuhan, menjadi sumber bahan baku dan faktor produksi bagi sektor manufaktur.
Posisi Indonesia sebagai pemain utama dalam manufaktur global diperkuat oleh peningkatan nilai output industri dari 2020 hingga September 2023. Pada 2020, nilai output industri mencapai USD 210,4 miliar, meningkat menjadi USD 228,32 miliar pada 2021, dan mencapai USD 241,87 miliar pada 2022. Hingga September 2023, nilai output industri telah mencapai sekitar USD 192,54 miliar.
Peningkatan daya saing sektor industri didukung oleh investasi nyata, baik dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun Penanaman Modal Asing (PMA). Investasi di sektor manufaktur terus meningkat, mencapai Rp 4.576 triliun pada 2022, dan mencapai Rp 413 triliun pada Januari hingga September 2023.
Produk industri manufaktur Indonesia juga berhasil menembus pasar ekspor, terutama dalam total ekspor Indonesia. Angka ekspor industri manufaktur meningkat dari USD 13,109 miliar pada 2020 menjadi USD 20,606 miliar pada 2022, menunjukkan pertumbuhan sebesar 16,29 persen dari tahun sebelumnya.
Sektor manufaktur juga memberikan kontribusi signifikan terhadap penciptaan lapangan kerja. Jumlah tenaga kerja di sektor ini terus meningkat, mencapai 18,9 juta pada 2022. Data terbaru menunjukkan bahwa sektor industri pengolahan nonmigas memiliki 19,29 juta pekerja.
Prestasi gemilang sektor manufaktur Indonesia terlihat dalam Indeks Manajer Pembelian (PMI) Manufaktur yang telah berada pada level ekspansi selama 27 bulan berturut-turut. Hal ini mencerminkan stabilitas sektor manufaktur Indonesia di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Menteri Perindustrian menegaskan komitmen pemerintah untuk membangun negeri melalui pembangunan industri, dengan fokus pada hilirisasi industri. Upaya ini terutama difokuskan pada sektor berbasis agro, bahan tambang, mineral, migas, dan batubara.
Pemerintah juga menggalakkan program pendidikan, pelatihan vokasi, Making Indonesia 4.0, peningkatan penggunaan produk dalam negeri, serta penumbuhan wirausaha baru untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.