MGRO Optimis Bisnis CPO Tumbuh di 2024

KABARBURSA.COM - PT Mahkota Group Tbk (MGRO) memandang optimis terhadap prospek industri crude palm oil (CPO) atau minyak sawit mentah dalam waktu yang akan datang.

Usli Sarsi, Direktur Utama Mahkota Group, menyatakan bahwa secara fundamental, posisi pasokan dan permintaan CPO di pasar global diperkirakan akan tetap ketat. Kondisi ini disebabkan oleh pertumbuhan pasokan yang terbatas akibat kelangkaan pembukaan kebun baru, yang terkait dengan moratorium dan aktivitas peremajaan di sektor industri.

Adanya permintaan terhadap mandat biodiesel B35 dari Pemerintah Indonesia menjadi sentimen positif, terutama di tengah perkiraan perlambatan ekonomi global, seperti yang diungkapkan Usli dalam paparan Public Expose pekan lalu.

Melihat ke depan, Mahkota Group percaya bahwa prospek industri ini akan tetap kuat dalam jangka panjang. Keyakinan ini didasarkan pada produktivitas tinggi, harga yang bersaing, penggunaan yang luas, serta kondisi cuaca yang tidak menentu yang dapat mendukung kenaikan harga CPO.

Hingga kuartal III-2023, Mahkota Group mencatat volume penjualan CPO dan produk turunannya mencapai 321.000 ton, menunjukkan peningkatan sebesar 13 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yakni sekitar 282.000 ton.

Dari total penjualan tersebut, sekitar 85,5 persen masih didominasi oleh pasar lokal, sementara sisanya sekitar 14,5 persen diekspor. Ketatnya prosedur penjualan ekspor membuat pasar lokal tetap menjadi kekuatan utama dalam segmen penjualan.

Volume penjualan secara keseluruhan pada September 2023 meningkat 13 persen dibandingkan tahun sebelumnya, sejalan dengan meningkatnya permintaan pasar terhadap produk minyak sawit dan turunannya.

Dalam strategi untuk lebih memfokuskan pada produk bernilai tambah, MGRO mencatat bahwa kontribusi produk turunan mencapai 72 persen dari total penjualan hingga September 2023.

Sebagai tambahan informasi, saat ini MGRO mengelola 7 pabrik kelapa sawit, termasuk 1 pabrik yang merupakan bagian dari perusahaan asosiasi pabrik kelapa sawit. Pabrik ini telah terintegrasi dengan 1 pabrik refinery dan Pabrik Kernel Crushing Plant (KCP). Pabrik-pabrik tersebut tersebar di Sumatera Utara, Riau, dan Sumatera Selatan, dengan rata-rata produksi sekitar 40-60 ton per jam.