Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Pefindo Beri Peringkat idAAA untuk Saham BNGA

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 09 September 2024 | Penulis: Syahrianto | Editor: Redaksi
Pefindo Beri Peringkat idAAA untuk Saham BNGA

KABARBURSA.COM - PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) kembali menegaskan peringkat tertinggi idAAA dengan prospek stabil bagi PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA), termasuk obligasi-obligasi yang masih beredar. Prospek peringkat ini dinyatakan stabil, mencerminkan keyakinan kuat terhadap kemampuan Bank CIMB Niaga untuk memenuhi kewajiban finansialnya tepat waktu.

Selain peringkat utama tersebut, Pefindo juga mengukuhkan peringkat idAAA(sy) untuk Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I 2020 yang dikeluarkan oleh Bank CIMB Niaga, yang menunjukkan bahwa instrumen ini memiliki tingkat keamanan yang sangat tinggi bagi investor.

Di sisi lain, untuk obligasi subordinasi yang masih beredar, Pefindo memberikan peringkat idAA, yang dua tingkat lebih rendah dari peringkat keseluruhan bank. Penurunan ini terkait dengan adanya klausul non-viability, yang berarti bahwa obligasi subordinasi tersebut memiliki risiko tambahan terkait dengan likuidasi atau restrukturisasi jika bank mengalami kesulitan.

Dalam keterangannya, Pefindo juga mengungkapkan bahwa Bank CIMB Niaga berencana melunasi beberapa kewajiban obligasi subordinasi. Rencana pelunasan ini mencakup Obligasi Subordinasi III Tahap I Tahun 2019 Seri C yang bernilai Rp481 miliar, serta Obligasi Subordinasi Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2019 senilai Rp83 miliar. Kedua obligasi ini akan jatuh tempo pada 19 Desember 2024.

Bank CIMB Niaga menyatakan bahwa pelunasan tersebut akan dilakukan dengan menggunakan dana internal. Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2024, cadangan dana di bank sentral tercatat mencapai Rp6,7 triliun, sehingga menunjukkan bahwa bank memiliki likuiditas yang cukup untuk memenuhi kewajiban ini.

Pefindo menjelaskan bahwa peringkat idAAA yang diberikan kepada Bank CIMB Niaga didorong oleh dua faktor utama. Pertama, ada kemungkinan besar bahwa CIMB Group, sebagai induk perusahaan, akan memberikan dukungan yang kuat jika Bank CIMB Niaga membutuhkannya.

Kedua, profil kredit mandiri Bank CIMB Niaga sendiri menunjukkan kekuatan yang signifikan, baik dari sisi bisnis maupun dari aspek permodalan. Bank ini memiliki posisi bisnis yang kokoh di pasar, dengan jaringan yang luas dan layanan yang kompetitif, serta modal yang kuat untuk mendukung pertumbuhan di masa mendatang.

Namun demikian, meskipun bank berada dalam posisi yang kuat, Pefindo juga mencatat bahwa Bank CIMB Niaga tetap menghadapi tantangan. Persaingan di sektor perbankan semakin ketat, dan kondisi makroekonomi yang tidak stabil, baik di dalam negeri maupun global, dapat mempengaruhi kinerja bank. Faktor-faktor ini perlu dikelola dengan baik agar tidak berdampak negatif pada profitabilitas dan stabilitas jangka panjang bank.

Pefindo juga menambahkan bahwa peringkat yang diberikan dapat mengalami penurunan jika terlihat adanya penurunan yang signifikan dalam dukungan dari CIMB Group. Hal ini bisa terjadi jika kepemilikan CIMB Group di Bank CIMB Niaga berkurang, atau jika kontribusi grup terhadap bank ini mulai menurun. Dengan demikian, hubungan yang erat dan berkelanjutan antara Bank CIMB Niaga dan induk perusahaannya tetap menjadi salah satu faktor kunci dalam penilaian peringkat.

Kinerja BNGA

Di sisi lain, BNGA mencatatkan laba sebelum pajak konsolidasi (unaudited) sebesar Rp4,4 triliun pada semester pertama 2024. Jumlah ini meningkat 5,8 persen year-on-year dan menghasilkan earnings per share sebesar Rp135,64.

Presiden Direktur CIMB Niaga, Lani Darmawan, menjelaskan bahwa kinerja positif pada semester pertama 2024 didorong oleh pertumbuhan aset produktif, efisiensi operasional yang terjaga, serta pencadangan yang memadai.

"Kami terus menjaga kualitas aset secara efektif dengan mempertahankan rasio gross non-performing loan (NPL) sebesar 2,1 persen, di bawah rata-rata industri. Kinerja ini menunjukkan komitmen CIMB Niaga terhadap strategi lima pilar kami untuk pertumbuhan laba berkelanjutan, dengan fokus pada perluasan basis nasabah, penguatan portofolio CASA, pengelolaan kualitas aset, serta peningkatan keterlibatan digital," ujar Lani.

Lani juga optimis bahwa CIMB Niaga akan meraih kinerja positif di sisa tahun 2024, sejalan dengan strategi jangka panjang yang telah ditetapkan.

"Komitmen kami untuk memberikan kinerja keuangan yang baik sejalan dengan upaya berkelanjutan dalam menyediakan solusi keuangan inovatif dan mudah diakses, mendukung aspirasi keuangan para pemangku kepentingan kami, serta berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi," tambah Lani.

CIMB Niaga diketahui tetap menjaga posisi permodalan dan likuiditas yang solid dengan capital adequacy ratio (CAR) sebesar 22,7 persen dan loan to deposit ratio (LDR) sebesar 85,7 persen. Sementara itu, total aset konsolidasian mencapai Rp346,7 triliun per 30 Juni 2024, semakin memperkuat posisi CIMB Niaga sebagai bank swasta nasional terbesar kedua di Indonesia.

Total Dana Pihak Ketiga (DPK) juga meningkat menjadi Rp249,8 triliun atau naik 6,0 persen secara yoy. Pertumbuhan ini terutama didorong oleh peningkatan current account and savings account (CASA) sebesar 7,4 persen yoy menjadi Rp162,9 triliun.

Menurut Lani, hal ini merupakan hasil dari upaya untuk membina hubungan dengan nasabah dan meningkatkan pengalaman nasabah secara keseluruhan melalui layanan digital, yang pada akhirnya berkontribusi pada rasio CASA sebesar 65,2 persen.

Sementara itu, kredit/pembiayaan tumbuh sebesar 5,9 persen yoy menjadi Rp217,1 triliun. Pertumbuhan ini terutama berasal dari sektor Usaha Kecil Menengah yang naik 10,0 persen yoy, dan perbankan konsumer yang tumbuh 5,8 persen yoy.

Kenaikan terbesar dalam kredit/pembiayaan ritel disumbangkan oleh pertumbuhan Kredit Pemilikan Mobil (KPM) yang meningkat sebesar 13,1 persen yoy.

Di perbankan syariah, Unit Usaha Syariah (UUS) CIMB Niaga (CIMB Niaga Syariah) berhasil mempertahankan posisinya sebagai UUS terbesar di Indonesia. CIMB Niaga Syariah mencatatkan total pembiayaan sebesar Rp58,1 triliun atau naik 11,6 persen yoy dan DPK sebesar Rp48,1 triliun atau naik 8,1 persen yoy.

"Pertumbuhan pembiayaan yang signifikan ini sebagian besar berasal dari segmen ritel. CIMB Niaga Syariah tetap fokus pada peningkatan komposisi pendanaan, khususnya pendanaan murah, dengan terus mengembangkan jaringan komunitas," jelas Lani.

Selain itu, CIMB Niaga terus mendorong praktik bisnis yang sesuai dengan prinsip Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (ESG). CIMB Niaga turut mendukung penyaluran pembiayaan sebesar Rp300 miliar melalui skema Musyarakah Mutanaqisah (MMQ) dengan instrumen pembiayaan Sustainability-Linked Financing kepada Nirwana Wastu Pratama Property Group.

"Walaupun ini adalah transaksi keempat CIMB Niaga dengan skema terkait keberlanjutan, kerja sama ini adalah yang pertama menggunakan skema syariah. Ini menjadi tonggak penting bagi pertumbuhan berkelanjutan yang sesuai dengan prinsip syariah, sejalan dengan komitmen kami untuk menjaga kelestarian bumi," tambah Lani.

Ia menambahkan bahwa pada semester I-2024, hampir 26 persen dari total pembiayaan atau setara dengan Rp56,4 triliun mendukung transisi menuju ekonomi rendah karbon, Perjanjian Paris, dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG). (*)