KABARBURSA.COM - Penerbitan obligasi korporasi diprediksi akan menjadi sorotan pada tahun 2024 dengan estimasi mencapai Rp140 triliun. Proyeksi ini didasarkan pada ekspektasi penurunan suku bunga acuan.
Isfhan Helmy, Head of Institutional Research Sinarmas Sekuritas, menyatakan bahwa ramainya korporasi yang akan menerbitkan surat utang tahun depan berpotensi melampaui capaian sepanjang 2023.
"Kami berpandangan bahwa penerbitan obligasi korporasi dan sukuk korporasi pada tahun 2024 bisa mencapai Rp130 triliun hingga Rp140 trilliun, lebih besar dari estimasi penerbitan obligasi korporasi dan sukuk pada 2023," ujar Isfhan.
Dia menambahkan bahwa penerbitan surat utang korporasi diperkirakan akan lebih banyak pada semester II 2024 seiring ekspektasi penurunan suku bunga acuan, yang diharapkan dimulai pada Juni 2024. Bank Sentral AS (Federal Reserve) dan Bank Indonesia (BI) masih berhati-hati dalam menaikkan suku bunga acuan, menciptakan peluang bagi penerbitan obligasi.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat sepanjang 2023 mencapai 107 emisi senilai Rp117,80 triliun. Hingga akhir Oktober 2023, terdapat 17 emisi dari 11 penerbit EBUS yang masih berada di pipeline obligasi BEI.
Menurut Pefindo, surat utang korporasi yang akan jatuh tempo pada 2024 mencapai Rp146,12 triliun, menjadi risiko tersendiri bagi perusahaan. Suhindarto, Kepala Divisi Riset Ekonomi Pefindo, menyatakan bahwa jumlah nilai jatuh tempo pada 2024 merupakan yang tertinggi kedua dalam sejarah, setelah posisi tahun 2022.
Penerbitan obligasi korporasi diharapkan menjadi salah satu strategi perusahaan untuk mengelola risiko keuangan dan memanfaatkan kondisi pasar yang berpotensi mendukung. Dalam konteks tersebut, proyeksi penerbitan obligasi pada tahun 2024 menjadi krusial untuk menavigasi dinamika ekonomi global dan nasional.