KABARBURSA.COM – PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) membidik pendapatan di tahun 2024 sebesar Rp18 tirliun. Sementara untuk laba bersih, HRTA menargetkan sebesar Rp410 miliar sepanjang tahun 2024.
Adapun di semester I tahun 2024, HRTA sendiri membukukan laba bersih sebesar Rp205,63 miliar atau naik 10,83 persen dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar Rp185,53 miliar.
“Target top line perusahaan tahun ini sebesar Rp18 triliun dengan bottom line sebesar Rp410 miliar,” ungkap Direktur Keuangan HRTA, Ong Deny dalam Public Expose, Jum’at, 30 Agustus 2024.
Dari sisi penjualan, Deny menuturkan terdapat perbedaan angka pendapatan dari masin-masing segmen penjualan perhiasan. Dia menyebut, emas batangan lebih mendominasi penjualan perhiasan HRTA.
“Tahun ini perbandingan antara penjualan emas batangan itu 62 persen kira-kira. Untuk ekspor sebesar 18 persen dan untuk perhiasan pasar domestik sebesar 20 persen,” jelasnya.
Di sisi lain, Deny juga tidak menutup kemungkinan Perseroan akan menambah porsi hutangnya hingga akhir 2024. Hal tersebut berkaitan dengan upaya peningkatan volume penjualan di segmen logam mulia dan kinerja ekspor.
"Rencana kami untuk tetap meningkatkan volume penjualan khususnya dari sisi logam mulia dan juga mengekspor yang mana memang modal kerja yang dibutuhkan untuk keperluan tersebut masih tinggi. Jadi dalam waktu dekat ini kemungkinannya memang kami masih akan menambah porsi hutang," ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama, CEO HRTA, Sandra Sunanto menuturkan, Perseroan tengah melakukan inovasi tidak hanya pada produk yang dihasilkan, melainkan juga pada metode kerja, proses produksi hingga pelayanan.
Sandra menyebut, inovasi yang dilakukan HRTA saat ini untuk meningkatkan margin laba Perseroan ke depan. Selain itu, dia juga mengungkap HRTA tengah meningkatkan dan memperluas cakupannya di pasar domestik.
”Dari sisi operasional perusahaan terutama untuk kita dapat meningkatkan margin dan salah satunya strategi yang bagi kami cukup efektif meningkatkan margin adalah memperluas dan memperluas pasar ritel domestik kami di Indonesia,” ungkapnya.
Dalam rangka memperluas cakupan di pasar domestik, tutur Sandra, HRTA sendiri berencana melanjutkan ekspansinya tahun ini dengan menargetkan 100 gerai dari 85 gerai yang resmi dibuka pada 2023.
Sandra juga mengungkap pembelian perhiasan, khususnya emas, saat ini telah kembali menemukan geliatnya. Pasalnya, pada masa pandemi Covid-19 geliat pasar perhiasan mengalami penurunan terhitung sejak tahun 2020 hingga 2023.
"Kita melihat pada saat situasi pandemi di mana masyarakat memang sangat terbatas mobilitasnya. Konsumsi pada perhiasan mereka anggap sebagai sesuatu yang memang tidak terlalu diperlukan pada saat itu," jelasnya.
Kendati demikian, prospek bisnis emas batangan masih tetap stabil lantaran konsumen melihatnya sebagai investasi yang tahan terhadap resesi dan kondisi ekonomi yang tidak menentu. "Masyarakat Indonesia mulai mengalihkan konsumsi produk emasnya dari perhiasan ke produksi emas batangan karena melihat dari sisi investasi," ungkapnya.
Lebih jauh, Sandra mengungkap, perseroan tengah fokus melakukan re-branding dan terus berinovasi untuk mendongkrak konsumsi emas dan perhiasan di pasar domestik. Apalagi, kata dia, minat pasar terhadap emas dan perhiasan kembali menggeliat paska Covid-19.
Pede Bagikan Dividen
Direktur Investor Relations HRTA, Thendra Crisnanda mengaku optimistis Perseroan dapat membagikan dividen tahun buku 2023 di 2025 pada para pemegang sahamnya. Optimisme itu lahir sebagai bentuk konsistensi HRTA yang selalu memberikan dividen pada para pemegang saham.
Dia mengungkap, HRTA berencana membagikan dividen tahun buku 2024 dengan payout rasio hingga 25 persen dari perolehan laba bersih tahun ini. “Untuk di bagian dividen, Hartadinata membagikan dividen itu dengan dividend payout ratio mencapai 20 sampai 25 persen,” jelasnya.
Diketahui, pembagian dividen HRTA tahun 2024 dari tahun buku 2023 tercatat meningkat, yakni sebesar Rp69,07 miliar kepada setiap pemegang saham sebesar Rp15 per lembar saham di Mei 2024 lalu. Jika dibandingkan dengan tahun buku 2022, pembagian dividen HRTA meningkat dari 21,82 persen menjadi 22,73 persen dari laba bersih.
Emiten perhiasan, PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA), kembali menandatangani perjanjian kerja sama ekspor perhiasan dengan Bright Metal Refiners (BMR), dengan nilai mencapai Rp465,21 miliar. Pada 15 Desember 2023, HRTA dan BMR secara resmi menyepakati perjanjian ekspor perhiasan emas, dengan pemesanan sebanyak 500 kg emas dalam jangka waktu 3 bulan, mulai 15 Desember hingga 15 Maret 2024, atau sampai jumlah pemesanan terpenuhi.
Transaksi ini diperkirakan mencapai US$30,02 juta, setara dengan Rp465,21 miliar. Meskipun besarnya transaksi ini signifikan, namun tidak lebih dari 20 persen dari nilai ekuitas HRTA, sehingga tidak termasuk dalam kategori transaksi material, sesuai peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal.(*)
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.