Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Saham BREN Jadi Pantauan Manager Investasi

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 11 December 2023 | Penulis: KabarBursa.com | Editor: Redaksi
Saham BREN Jadi Pantauan Manager Investasi

KABARBURSA.COM - Melesatnya saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) membuka peluang besar bagi saham yang dimiliki oleh konglomerat Prajogo Pangestu ini untuk menjadi objek minat Manajer Investasi (MI).

Bila performanya terus menonjol, tidak ada alasan bagi MI untuk tidak mempertimbangkan BREN masuk ke dalam portofolio mereka. Dengan kapitalisasi pasar yang mencapai Rp 1.076 triliun, berdasarkan data RTI Business pada Jumat, 8 Desember, BREN hampir saja menyalip saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang berada di posisi pertama dengan kapitalisasi pasar Rp 1.078 triliun.

Harga saham BREN terus menunjukkan tren positif dan saat ini berada di posisi Rp 8.050 sejak listing perdana pada 9 Oktober 2023. Penguatan sekitar 54 persen dalam sebulan terakhir memberikan sinyal kuat mengenai ketangguhan saham ini.

Guntur Putra, CEO Pinnacle Investment Indonesia PT Pinnacle Persada Investama, mengungkapkan kesiapannya untuk mengevaluasi potensi penambahan saham yang mengalami penguatan signifikan, termasuk BREN. Dalam menjalankan analisis mendalam, Pinnacle selalu mempertimbangkan apakah suatu saham memiliki kriteria kinerja yang solid dan dapat menjadi bagian dari portofolio ke depannya.

Pinnacle tidak hanya membuka peluang untuk menambah saham BREN, tetapi juga saham-saham lain yang memiliki potensi pertumbuhan. Meski BREN bukan bagian dari saham indeks LQ45, Pinnacle tetap membuka peluang untuk memasukkannya ke dalam portofolio, sejalan dengan prinsip diversifikasi.

Meskipun Pinnacle tidak memasukkan saham BREN atau CUAN milik Prajogo Pangestu ke dalam portofolio hingga saat ini, hal ini bukan karena kurangnya potensi. Sebaliknya, keputusan ini didasarkan pada kriteria pemilihan universe di Pinnacle yang sangat ketat. Faktor-faktor seperti likuiditas yang nyata dan potensi overvaluation menjadi pertimbangan utama, memastikan bahwa saham yang dipilih dapat dengan mudah dijangkau.

Guntur menegaskan bahwa sebagai Manajer Investasi, Pinnacle memiliki kewajiban fidusiari terhadap para investor untuk melakukan yang terbaik demi kepentingan mereka. Fokus Pinnacle tetap pada memberikan kinerja portofolio yang konsisten, dengan mengutamakan tingkat likuiditas yang tinggi.

Reza Fahmi, SVP Head of Retail Product Research Distribution Division di Henan Putihrai Asset Management (HPAM), melihat potensi keuntungan tinggi dalam penerimaan saham seperti BREN atau CUAN. Peningkatan pesat dapat memberikan keuntungan yang signifikan jika saham diakuisisi sebelum terjadinya kenaikan.

Menambah porsi saham non-LQ45 seperti BREN ke dalam portofolio juga dapat membantu diversifikasi, mengurangi risiko yang terkonsentrasi pada saham-saham indeks. Namun, Reza memberikan peringatan bahwa risiko likuiditas mungkin menjadi kendala, terutama karena saham di luar indeks LQ45 cenderung lebih volatil.

Reza juga menyoroti kemungkinan overvaluation pada saham-saham di luar indeks LQ45 yang mengalami kenaikan pesat. Hal ini menandakan bahwa harga saham mungkin tidak selalu mencerminkan nilai intrinsik perusahaan.

Apabila saham seperti BREN masuk ke dalam indeks LQ45, ini dapat meningkatkan minat Manajer Investasi, dianggap lebih likuid dan stabil. Indeks LQ45, sebagai kumpulan saham perusahaan terbaik yang sudah diseleksi secara ketat, memberikan keyakinan ekstra bagi MI untuk mempertimbangkan saham-saham tersebut.

Sebagai kesimpulan, potensi pertumbuhan yang tinggi dari saham seperti BREN menjadi daya tarik tersendiri bagi MI. Meski begitu, risiko likuiditas dan potensi overvaluation perlu diakui dan dinilai dengan hati-hati dalam rangka memastikan stabilitas dan performa optimal dari portofolio investasi.