KABARBURSA.COM - PT Diagnos Laboratorium Utama Tbk (DGNS) mencatatkan pendapatan sebesar Rp81,04 miliar hingga 30 Juni 2024, meningkat dibandingkan Rp71,21 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Dalam laporan keuangan yang dirilis pada Jumat, beban pokok pendapatan tercatat naik menjadi Rp45,00 miliar dari sebelumnya Rp42,66 miliar, sementara laba bruto meningkat menjadi Rp36,04 miliar dari Rp28,54 miliar.
Laba sebelum pajak tercatat sebesar Rp48,92 juta, setelah pada periode sebelumnya mengalami kerugian sebelum pajak sebesar Rp7,79 miliar. Laba tahun berjalan mencapai Rp1,15 miliar, membalikkan posisi dari rugi tahun berjalan sebesar Rp7,73 miliar.
Total liabilitas meningkat menjadi Rp93,93 miliar hingga 30 Juni 2024, dari Rp75,88 miliar pada 31 Desember 2023. Total aset juga mengalami kenaikan menjadi Rp290,33 miliar hingga 30 Juni 2024, dari Rp271,47 miliar pada 31 Desember 2023.
Perusahaan laboratorium klinis, PT Diagnos Laboratorium Utama Tbk (DGNS), sedang merencanakan penambahan modal melalui rights issue dengan rencana penerbitan sebanyak 921 juta saham. Dengan harga pelaksanaan Rp505 per saham, total dana yang diharapkan dari rights issue ini mencapai Rp465 miliar.
Dalam prospektus yang dirilis pada Selasa, 27 Agustus 2024, DGNS mengungkapkan bahwa sebagian dari dana tersebut akan digunakan untuk mengakuisisi 97,9 persen saham Asa Ren Pte, Ltd, sebuah perusahaan medis asal Singapura.
Untuk mewujudkan rencana ini, DGNS akan mengajukan permohonan persetujuan kepada investor dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang dijadwalkan pada 2 Oktober 2024. Investor yang berhak untuk mengikuti RUPSLB harus terdaftar sebagai pemegang saham paling lambat pada 9 September 2024.
Selain akuisisi Asa Ren, sisa dana dari rights issue ini akan dialokasikan sebagai modal kerja perusahaan. Perlu dicatat bahwa investor yang tidak menggunakan haknya dalam rights issue ini berpotensi mengalami penurunan kepemilikan saham hingga maksimal 41,91 persen.
Sebelumnya, isu akuisisi ini muncul pertama kali pada 13 Maret 2024. Mengacu keterbukaan informasi BEI, DGNS akan menerbitkan 921 juta saham baru dengan harga pelaksanaan Rp505 per lembar melalui aksi Penambahan Modal Dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) I atau rights issue. Nantinya, DGNS akan menguasai 97,97 persen saham Asa Ren Pte Ltd, pemilik PT Asa Ren Global Nusantara.
Nilai dari rencana akuisisi itu sebesar USD24,1 juta atau setara Rp357,89 miliar, menggunakan kurs Rp14.850 per dolar AS. Rinciannya, nilai rencana inbreng sebesar US$21,69 juta atau setara Rp322,1 miliar.
Sementara nilai rencana pembelian saham oleh DGNS sebesar USD2,4 juta atau sekitar Rp35,78 miliar. Adapun, PT Bundamedik Tbk (BMHS) selaku pemegang 41,2 persen saham DGNS akan mengalihkan HMETD-nya kepada pemilik Asa Ren, sedangkan PT Bunda Investama Indonesia selaku pemegang 38,8 persen saham DGNS akan menebus sebagian HMETD-nya yakni sebanyak 80.49 juta saham.
Sementara itu, sebanyak 258.374.200 saham lainnya akan dialihkan kepada 15 pemegang saham Asa Ren lainnya. Alhasil, melalui rencana pengambilalihan tersebut, DGNS akan menjadi pemegang saham mayoritas pada Asa Ren.
Manajemen DGNS mengatakan bahwa Asa Ren merupakan mitra teknologi yang sempurna untuk mengembangkan bisnis serta meningkatkan layanan produk dan jasa perseroan. “Melalui kerja sama ini, perseroan berharap dapat mengakses pasar yang lebih luas dan membuka peluang baru yang belum pernah perseroan jelajahi sebelumnya dengan menggunakan akses teknologi dan kemampuan genetik yang dimiliki Asa Ren,” ujar Manajemen DGNS dalam keterangannya.
PT Diagnos Laboratorium Utama Tbk (DGNS) menunjukkan performa yang menggembirakan pada kuartal pertama tahun 2024 dengan berhasil membalikkan kerugian sebesar Rp3,46 miliar dari periode yang sama tahun lalu menjadi laba sebesar Rp217,84 juta.
Berdasarkan laporan keuangan per 31 Maret 2024, DGNS, yang tergabung dalam grup Rumah Sakit Bunda, mencatatkan total pendapatan sebesar Rp41,74 miliar. Angka ini mencerminkan kenaikan 10,92 persen dibandingkan kuartal I 2023, yang tercatat sebesar Rp37,63 miliar.
Pertumbuhan pendapatan terlihat merata di hampir seluruh segmen usaha. Pendapatan dari referensi dokter pihak berelasi mengalami kenaikan tipis sebesar 0,77 persen, dari Rp26,69 miliar menjadi Rp26,89 miliar. Namun, pendapatan dari klien korporasi pihak berelasi mengalami penurunan signifikan sebesar 69,72 persen, turun menjadi Rp201,32 juta dari sebelumnya Rp664,82 juta.
Sebaliknya, pendapatan dari klien korporasi pihak ketiga meningkat pesat sebesar 76,74 persen, dari Rp3,85 miliar menjadi Rp6,82 miliar. Pendapatan dari referensi dokter pihak ketiga juga mengalami pertumbuhan yang signifikan, naik 44,11 persen dari Rp3,25 miliar menjadi Rp4,69 miliar pada kuartal I 2024.
Sejalan dengan kenaikan pendapatan, beban pokok DGNS meningkat sebesar 3,96 persen, dari Rp21,93 miliar menjadi Rp22,80 miliar. Meskipun demikian, laba kotor perusahaan tetap tumbuh sebesar 20,64 persen year-on-year (yoy), dari Rp15,69 miliar pada kuartal I 2023 menjadi Rp19,05 miliar pada akhir Maret 2024.
Setelah mempertimbangkan berbagai beban yang dapat diefisiensikan, DGNS berhasil membalikkan kerugian dari Rp3,43 miliar pada kuartal I 2023 menjadi laba sebesar Rp217,84 juta pada tiga bulan pertama 2024. Selain itu, total aset DGNS meningkat sebesar 6,20 persen, dari Rp271,47 miliar di akhir tahun 2023 menjadi Rp288,30 miliar pada akhir Maret 2024.
Namun, liabilitas perusahaan juga meningkat sebesar 21,89 persen, dari Rp75,88 miliar pada 31 Desember 2023 menjadi Rp92,49 miliar pada kuartal I 2024. Di sisi lain, kas dan setara kas akhir periode mengalami penurunan drastis sebesar 70 persen, dari Rp22,06 miliar menjadi Rp6,61 miliar.(*)