KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka cenderung menguat pada awal perdagangan sesi I Jumat, 30 Agustus 2024. Menguatnya IHSG berbarengan dengan tumbuhnya perekonomian Amerika Serikat (AS) pada kuartal II-2024 berdasarkan data perkiraan kedua.
Pada pembukaan perdagangan hari ini, IHSG dibuka menguat 0,31 persen ke posisi 7.651,13. Selang lima menit setelah dibuka, penguatan IHSG cenderung terpangkas sedikit yakni menguat 0,29 persen ke 7.649,43.
Nilai transaksi indeks pada awal sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 626 miliar dengan volume transaksi mencapai 866 juta lembar saham dan sudah ditransaksikan sebanyak 53.667 kali.
Hal lain yang mendukung penguatan IHSG adalah perilaku pasar yang cenderung merespon dari rilis data perkiraan kedua pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal II-2024.
Untuk kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 1,92 poin atau 0,20 persen ke posisi 944,05.
Sementara itu, pergerakan sejumlah indeks saham di Asia juga berada di zona hijau. Nikkei tercatat menguat 0,49 persen, Hang Seng Index menguat 1,08 persen, Shanghai Composite Index minus 0,46 persen, Straits Times menguat 0,52 persen, sementara LQ45 menguat 0,13 persen.
Di pasar valuta asing, nilai tukar rupiah hari ini bergerak melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Kurs rupiah terhadap dolar AS pada pukul 08.57 WIB berada di Rp 15.423 atau melemah 1,50 poin (0,01 persen)
Tiga saham yang memimpin top gainers, yakni PT Atlas Resources Tbk (ARII) naik 14,56 persen di Rp362, PT Trimuda Nuansa Citra Tbk (TNCA) menanjak 7,74 persen di Rp362, dan PT Pelayaran Nasional Bina Buana Raya Tbk (BBRM) naik 4,82 persen di Rp87.
Sementara, tiga top losers-nya adalah PT Soraya Berjaya Indonesia Tbk (SPRE) turun 9,79 persen di Rp258, PT Dewi Shri Farmindo Tbk (DEWI) merosot 6,17 persen di Rp76, dan PT MNC Kapital Indonesia Tbk (BCAP) koreksi 5,30 persen di Rp125.
Menurut analis Mirae Asset Sekuritas Indoneia IHSG berpeluang bergerak beragam, dengan rentang perdagangan di level 7596 hingga 7657. Support di level 7500.
IHSG ditutup melemah ke level 7,628 atau -0.41 persen. Hanya sektor barang konsumsi nonprime yang menguat tipis sebesar 0.05 persen Sektor barang baku dan sektor transportasi dan logistic merosot paling dalam sebesar 1.38 persen dan 1,21 persen , masing masing. Investor asing tercatat melakukan net buy sebesar IDR1.41tr dengan saham net buy terbesar di BBRI, BMRI dan CUAN.
Pendorong utama net buy yang kuat dan kenaikan IHSG ke ATH bulan ini adalah sikap The Fed yang cenderung dovish dan berpotensi untuk melakukan pemotongan suku bunga dalam pidatonya di Jackson Hole. Ini mendorong investor institusi beralih ke risk on dengan membeli obligasi dan saham. Hal ini memperkuat rupiah karena inflow institusi kembali, yang diharapkan akan memperbaiki kinerja emiten.
Pasar saham Amerika Serikat ditutup bervariasi. Indeks Dow Jones menguat sebesar 243.63 poin atau +0.59 persen , S&P 500 melemah tipis sebesar -0.22 poin atau -0.004 persen dan Nasdaq juga mengalami pelemahan sebesar 39.6 poin atau 0.23 persen PDB tumbuh 3 persen pada kuartal terakhir, lebih tinggi dari perkiraan.
Klaim tunjangan pengangguran mencapai 231.000, sedikit di bawah perkiraan. NVIDIA melampaui ekspektasi dengan laba kuat dan buyback saham USD 50 miliar, namun panduan mereka mengecewakan karena proyeksi pertumbuhan melambat menjadi sekitar 80 persen YoY.
Dari global, investor menanti rilis data penting Core PCE & PCE Price Index AS bulan Juli 2024 yang dijadwalkan akan rilis pada Jumat, 30 Agustus 2024. Core PCE Price Index Juli 2024 diperkirakan akan sedikit meningkat di 2.7 persen YoY dari yang sebelumnya 2.6 persen pada Juni 2024.
Sementara PCE Price Index turut diperkirakan sedikit meningkat menjadi 2.6 persen YoY pada Juli 2024 dari yang sebelumnya 2.5 persen YoY pada Juni 2024. Meskipun terjadi peningkatan pada Core & PCE, level tersebut masih menunjukkan peningkatan inflasi yang kian melandai.
Hal tersebut sejalan dengan proyeksi Personal Spending yang diperkirakan akan meningkat 0.5 persen MoM pada Juli 2024 (Juni 2024: 0.3 persen MoM). Secara keseluruhan, rilis data PCE diharapkan akan meningkatkan keyakinan the Fed terhadap prospek inflasi untuk melonggarkan kebijakan moneter pada September 2024.
Di sisi lain, di Euro Area juga terdapat rilis data Inflation Flash bulan Agustus 2024 pada hari ini yang diperkirakan akan menurun ke level 2.2 persen YoY dari yang sebelumnya di level 2.6 persen YoY, sedangkan Core Inflation diperkirakan sedikit menurun pada level 2.8 persen YoY pada Agustus 2024 (prev: 2.9 persen YoY).
Hal tersebut menandai ekspektasi pasar bahwa lonjakan inflasi yang terjadi bulan Juli akan mereda pada Agustus dan kian mendekati target yang ditetapkan oleh ECB (2 persen). Adapun ekspektasi melambatnya inflasi disebabkan oleh penurunan harga energi pada Agustus 2024 secara YoY atau base effects.
Dari regional, pasar menantikan sejumlah data yang akan rilis hari ini di Jepang. Retail sales pada Juli 2024 diperkirakan sebesar 2.9 persen YoY, turun dari yang sebelumnya 3.7 persen YoY pada Juni 2024. Di sisi lain, Industrial Production Juli 2024 diperkirakan akan tumbuh positif 3.3 persen MoM dari yang sebelumnya mengalami kontraksi -4.2 persen MoM pada Juni 2024
Rekomendasi saham secara teknikal dari Mirae Aset Sekuritas pada hari ini adalah:
1. DOID: trading buy
Support : 715
Resistance : 750
Target price : 780 (+7.59 persen)
Cut loss : 680
2. PGAS: trading buy
Support : 1540
Resistance : 1580
Target price : 1690 (+9.03 persen)
Cut loss : 1525
3. ELSA, trading buy
Support : 470
Resistance : 486
Target price : 515 (+8.65 persen)
Cut loss : 466.(*)
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.