KABARBURSA.COM - PT Bank Central Asia (BBCA) atau BCA berhasil mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 15,5 persen secara year on year (yoy) menjadi Rp50 triliun.
Angka terus menunjukan tren yang positif dan jauh di atas rata- rata industri. Tentunya pertumbuhan kredit ini didukung berbagai segmen nasabah.
Direktur BCA Vera Eve Lim menjelaskan segmen nasbah berbentuk korporasi menjadi penopang kredit dengan pertumbuhan sebesar 20 persen secara yoy hingga Juni 2024. Sedangkan segmen UMKM tumbuh 12,7 persen.
"Jika dibandingkan dengan industri di luar mikro karena pertumbuhan ini jauh di atas rata-rata dan bahkan pertumbuhan UMKM di luar Jakarta lebih besar dibanding Jakarta," terang Vera menerangkan pada, Rabu 28 Agustus 2024.
Sedangkan segmen konsumen terdapat dua pendorongnya, yang pertama adalah KPR BCA tumbuh tahun ini sekitar 10,8 persen. Dan yang kedua adalah pelaksanaan BCA expoversary 2024 di bulan Februari 2024. Selanjutnya adalah pembiayaan mobil dan sepeda motor yang pertumbuhannya pada kuartal II tahun 22024 sebesar Rp11,9 triliun.
"Rata-rata saat ini pembiayaan per kuartal untuk KKB atau kredit kendaraan bermotor sebesar Rp11 triliun hingga Rp12 triliun," ungkapnya.
Vera menegaskan, BCA optimistis untuk terus mendorong penyaluran kredit di berbagai sektor ekonomi dengan tetap mempertimbangkan prinsip kehati-hatian. Kredit untuk bisnis tercatat tumbuh dengan solid, baik di segmen korporasi maupun UMKM.
Kinerja perbankan transaksi BCA tumbuh secara berkelanjutan selaras dengan komitmen kuat perseroan untuk memberikan keamanan dan kenyamanan kepada berbagai segmen nasabah dalam bertransaksi.
"Total dana giro dan tabungan (CASA) BCA terus membukukan pertumbuhan dan mendukung pertumbuhan dana pihak ketiga secara keseluruhan. Total dana pihak ketiga (DPK) naik 5,0 persen YoY menjadi Rp1.125 triliun," kata Vera Eve Lim memaparkan.
Sementara itu, cost pandemi sangat meningkat , sekitar tiga hingga empat tahun hampir revenue net income mencatatkan kenaikan sebelum pra pandemi.
Cost pandemi salah satu ini indikasi pertama bagi perbankan, sehingga jika ekonomi baik maka pertumbuhan akan baik. Perseroan merasa terkejut setelah pre pandemi mengalami recovery yang sangat bagus dari estimasi yang sudah ditentukan
"Semua ini juga karena pemerintah dan semua pihak yang mendorong penangan atau penanganan pandemi lebih cepat dan recovery, ditandai dengan pertumbuhan kredit yang sangat meningkat" ungkap Vera.
Jika semua ini akan berlanjut terus maka pertumbuhan kredit di semua bank akan terus berlanjut. Vera menyebutkan, tren selama kurang lebih tiga tahun berturut-turut terdapat pertumbuhan kredit di BCA. Salah satu tolak ukurnya adalah kredit UMKM dan kredit konsumen yang mengalami return loan.
"Kami optimis bahwa pertemuan ekonomi akan terus berlanjut di Indonesia, karena Indonesia itu berbentuk negara demokrasi yang merupakan aset yang luar biasa, " tuturnya.
Bahkan, seiring dengsn membaiknya kondisi ekonomi, BCA mampu membuka berbagai cabang di berbagai daerah dan pertumbuhan yang sangat signifikan.
Di sisi lainnya, BBCA menerangkan peraturan POJK terbaru, yaitu Nomor 13 Tahun 2024 tentang suku bunga dasar kredit adalah acuan suku bunga.
Kata Vera, dalam memberikan kredit bank bukan hanya melihat suku bunga tetapi melihat lebih jauh bagaimana calon debitur tersebut, melihat bagaimana bisnis calon debitur tersebut sehingga berpengaruh terhadap cash flow kedepan. Selanjutnya melihat dari karakter debitur tersebut.
"Jadi bukan hanya berpacu dengan suku bunga, karena tidak semua kreditur memiliki suku bunga yang sama," tegasnya.
Sementara itu, lanjut Vera, kinerja digital banking BCA terus mengalami peningkatan. Digital banking yang digunakan BCA adalah channel-channel untuk men-support nasabah yaitu mobile banking, namun sebenarnya banyak channel yang digunakan untuk men-support nasabah, selain mobile banking baik dari sisi B2B maupun B2C
"Channel-channel ini sangat penting supaya ekosistem tetap bertumbuh, dalam waktu kurun enam bulan bisa mengumpulkan transaksi sebanyak Rp17 miliar," jelas Vera.
"Capaian ini naik 21 persen dibandingkan tahun lalu, karena support dari investasi kami untuk mengembangkan channel tersebut. Atau dalam lima tahun tumbuh empat kali lipat. Khusus mobile banking , transaksi user tersebut tumbuh 24 persen," terangnya.
Sebelumnya, laporan keuangan bulanan BBCA dinyatakan memuaskan investor. Menurut laporan perusahaan, laba bersih kuartal kedua 2024 mencapai Rp14 triliun, naik 8,7 persen secara kuartalan (qoq) dan 10,6 persen secara tahunan (yoy). Dalam enam bulan pertama tahun ini (semester pertama 2024), BCA telah mencatat laba bersih Rp26,9 triliun, naik 11 persen dibandingkan dengan angka di periode sama tahun 2023.
Di sisi lain, adanya kenaikan kredit bermasalah (NPL) menjadi 2,2 persen bisa menjadi pertanda bahwa adanya kenaikan penyaluran kredit sedikit memberikan tekananan terhadap loan quality yang diberikan oleh BBCA.
Pertumbuhan laba bersih perusahaan disokong oleh penyaluran kredit sebesar Rp835,7 triliun. Penyaluran kredit ini naik 17,1 persen yoy pada Maret 2024. Sementara rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) berada di level 1,9 persen.
BCA juga menorehkan laba bersih Rp24,2 triliun atau naik 34 persen yoy pada semester I 2024. Artinya, laba bank swasta terbesar di Indonesia ini rata-rata naik dua digit secara tahunan. Namun pada periode tersebut, total kredit BCA naik satu digit atau 9 persen yoy menjadi Rp735,9 triliun pada semester I 2023. (*)
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.