KABARBURSA.COM - Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas memprediksi para investor di semua sektor akan merespons positif transisi kepemimpinan Joko Widodo (Jokowi) kepada Prabowo Subianto.
Menurut Sukarno, presiden terpilih Prabowo Subianto telah menyampaikan sejumlah kebijakan strategis yang diperkirakan akan memberikan dampak positif bagi para investor. Tentunya, upaya ini untuk merangsang pertumbuhan ekonomi nasional.
"Untuk prediksi respons para investor bisa positif seperti pemerintah Prabowo menyiapkan kebijakan yang merangsang ekonomi (seperti program makan siang gratis) yang membuat sektor bersangkutan positif," ujar Sukarno kepada Kabar Bursa, Rabu, 28 Agustus 2024.
Program makan siang gratis ini, tutur Sukarno, diharapkan akan memperkuat sektor konsumer nonsiklikal, termasuk industri barang konsumsi, produk susu, dan agrikultur. Dengan bertambahnya daya beli masyarakat, lanjut dia, terutama bagi mereka yang memanfaatkan program ini, sektor-sektor tersebut diharapkan dapat mengalami peningkatan permintaan yang signifikan.
"Selain itu rencana pembangunan IKN (Ibu Kota Nusantara) dan sektor infrastruktur lainnya keberlanjutan potensi merangsang ekonomi selanjutnya," jelasnya.
Lebih lanjut, Sukarno menuturkan, dengan tekad pemerintah untuk memastikan bahwa pembangunan IKN tetap pada jalurnya, sektor infrastruktur diperkirakan akan tetap menarik bagi para investor. Investasi dalam infrastruktur dapat memberikan peluang besar bagi perusahaan konstruksi dan penyedia bahan bangunan, serta menciptakan efek pengganda positif di seluruh perekonomian.
Kendati demikian, menurut Sukarno, pada tahun pertama pemerintahan Prabowo akan menjadi periode yang menarik untuk dicermati. Pemerintah mendatang diperkirakan akan menunjukkan kinerja maksimalnya, meskipun menghadapi berbagai tantangan baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
"Tahun pertama berpotensi akan menarik untuk dicermati karena yang pasti tahun pertama pemerintah akan memperlihatkan kinerja yang maksimal meskipun banyak tantangan baik itu dari domestik dan eksternal," papar Sukarno.
Dengan berbagai kebijakan yang bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan pengembangan infrastruktur, sektor-sektor yang terkait dengan konsumsi, transportasi, dan pembangunan infrastruktur diharapkan akan mengalami pertumbuhan yang positif.
"Investor diharapkan dapat melihat peluang yang menjanjikan seiring dengan implementasi kebijakan-kebijakan strategis ini," tukasnya.
Nafan Aji Gusta, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, mengatakan bahwa rotasi kepemipinan ini diharapkan akan terus berlanjut dan hal ini sangat bergantung pada sentimen pasar serta kinerja fundamental masing masing sektor.
“Rotasi itu berlangsung ke depan. Jadi sebenarnya ini semuanya akan kembali ke sentiment dan saya tidak menyapukan terkait dengan sektor-sektor yang kurang menarik atau bagaimana,” ujar Nafan kepada Kabar Bursa, Senin, 26 Agustus 2024.
Meskipun beberapa sektor mungkin tampak kurang menarik saat ini, hampir semua sektor masih memiliki potensi menarik selama kinerja fundamentalnya kuat dan prospeknya menjanjikan ke depan.
Kunci dari keberhasilan rotasi sektor ini adalah bagaimana kebijakan pemerintah dapat mempengaruhi pasar. Dalam hal ini, perhatian tertuju pada potensi kebijakan yang akan diambil oleh Presiden terpilih, Prabowo Subianto.
Jika Pak Prabowo dapat menjaga kebijakan yang mendukung penciptaan lapangan kerja, pertumbuhan ekonomi, pemerataan, perlindungan lingkungan, dan pembangunan, ini akan memberikan dampak positif bagi pasar saham.
“Selama Pak Prabowo mampu nanti sebagai presiden, mampu menjaga kebijakan pro-jobs, pro-growth, pro-pooran, pro-environment, pro-development. Jadi itu tentunya akan memberikan analisis positif untuk market,” jelasnya. Investor tentunya akan mengapresiasi jika pemilu berjalan dengan aman, damai, dan demokratis.
Para ekonom mengingatkan agar pemerintahan Prabowo Subianto berhati-hati dalam mengelola Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), mengingat utang negara yang kini mencapai Rp8.353 triliun serta defisit yang terus melebar.
Salah satu langkah strategis yang disarankan adalah menghindari pembentukan kabinet yang terlalu gemuk.
Belum lama ini, Badan Anggaran (Banggar) DPR memberikan persetujuan terhadap permintaan Menteri Keuangan Sri Mulyani untuk menggunakan Saldo Anggaran Lebih (SAL) guna menutupi defisit APBN 2024 yang ternyata melampaui perkiraan. Sri Mulyani mengklaim bahwa penggunaan SAL dapat mengurangi kebutuhan pembiayaan negara dari utang.
Namun, Drajad Wibowo, Anggota Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, berpendapat bahwa defisit APBN disebabkan oleh belanja yang membengkak menjelang akhir masa jabatan pemerintah sebelumnya, serta upaya untuk memenuhi target pembangunan seperti Ibu Kota Nusantara (IKN).
Banggar DPR menyetujui penggunaan SAL setelah mendengar penjelasan dari Sri Mulyani. Menurutnya, penggunaan SAL sebesar Rp100 triliun dari tahun sebelumnya diharapkan dapat menekan penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) dan mengurangi pembiayaan melalui utang luar negeri. (*)
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.