KABARBURSA.COM - Emas batangan kembali mencuri perhatian. Harga spot emas di pasar global kemarin ditutup di level USD2.518,03 per troy ounce, yang menjadi penutupan tertinggi sepanjang sejarah.
Sebelumnya, dalam perdagangan intraday, harga emas sempat menyentuh rekor USD2.531 per troy ounce pada 20 Agustus, meski akhirnya ditutup sedikit lebih rendah.
Pagi ini, di pasar Asia, harga emas terkoreksi tipis dan diperdagangkan di kisaran USD2.513,66 per troy ounce pada pukul 08:10 WIB.
Harga emas diperkirakan masih akan tetap kokoh dan memiliki potensi untuk mencetak rekor baru, seiring meningkatnya ekspektasi penurunan suku bunga The Fed, bank sentral Amerika Serikat (AS).
Sejumlah bank investasi global bahkan memperkirakan harga emas bisa melonjak hingga USD3.000 per troy ounce tahun depan. Sementara dalam jangka pendek, atau sampai akhir tahun ini, harga emas diproyeksikan bisa mencapai USD2.600 per troy ounce.
Sinyal dari The Fed
Mary Daly, Gubernur The Fed San Francisco, menyatakan keyakinannya bahwa sudah saatnya bagi bank sentral AS untuk memangkas suku bunga.
Pernyataan ini sejalan dengan komentar Gubernur The Fed, Jerome Powell, yang minggu lalu di simposium Jackson Hole menyebutkan bahwa inflasi kini berada di jalur yang tepat untuk kembali ke 2 persen, sehingga saatnya tiba bagi kebijakan untuk disesuaikan.
Di sisi lain, Gubernur The Fed Richmond, Thomas Barkin, masih melihat risiko kenaikan inflasi meskipun ia mendukung penurunan suku bunga.
Pasar pekan ini akan menantikan sejumlah data penting dari AS, termasuk pertumbuhan ekonomi, laporan konsumsi dan belanja, serta inflasi PCE yang akan dirilis pada Jumat.
Dengan sinyal pemangkasan suku bunga The Fed yang semakin kuat, peluang terjadinya pelonggaran moneter secara global terbuka lebar. Ini membuat harga emas berpotensi untuk melanjutkan tren kenaikan dan mencetak rekor baru.
Perlu diperhatikan, Kebijakan suku bunga The Fed adalah salah satu faktor utama yang mempengaruhi harga emas. Suku bunga yang lebih tinggi cenderung menekan harga emas karena biaya peluang untuk memegang emas meningkat, sementara suku bunga yang lebih rendah biasanya mendukung harga emas.
Pernyataan The Fed tentang prospek ekonomi, inflasi, dan kebijakan moneter dapat memberikan petunjuk tentang arah harga emas. Panduan forward atau proyeksi tentang masa depan kebijakan suku bunga dapat mempengaruhi sentimen pasar terhadap emas.
Langkah-langkah yang diambil oleh The Fed dalam hal pelonggaran kuantitatif atau program pembelian aset juga dapat mempengaruhi harga emas.
Berikut prediksi harga emas dari beberapa bank investasi global yang patut dicermati:
Goldman Sachs
Bank investasi asal Amerika Serikat ini memperkirakan harga emas global bisa menyentuh USD2.700 per troy ounce. Prediksi ini muncul pada April lalu, ketika ekspektasi terhadap penurunan suku bunga The Fed belum sekuat saat ini.
Menurut Nicholas Snowdon, emas berada dalam zona bull market yang kokoh. Lonjakan harga terutama didorong oleh pembelian besar-besaran dari bank sentral di pasar negara berkembang dan juga minat konsumen ritel di Asia.
Awalnya, Goldman Sachs memproyeksikan harga emas akan berada di level USD2.300 pada akhir tahun ini. Namun, kombinasi berbagai faktor—termasuk potensi penurunan suku bunga The Fed—membuat harga emas berpeluang mencapai USD2.700 hingga akhir tahun.
Citigroup
Citigroup memproyeksikan harga emas bisa menembus USD3.000 per troy ounce pada pertengahan 2025. Ini didorong oleh arus modal yang signifikan ke Exchange Trade Fund (ETF) emas selama lebih dari 12 bulan terakhir.
Selain dampak kebijakan moneter yang lebih longgar, risiko resesi di berbagai negara besar juga menjadi pemicu kenaikan harga emas.
UBS Group
Menurut UBS Group AG, aliran besar ke ETF dan meningkatnya permintaan spekulatif bisa membawa harga emas mencapai USD2.600 per troy ounce pada kuartal terakhir tahun ini, terutama ketika The Fed benar-benar memangkas suku bunga.
Wayne Gordon, pakar strategi komoditas di UBS Global Wealth Management, menyebutkan bahwa meningkatnya risiko geopolitik juga akan meningkatkan permintaan portofolio lindung nilai.
Sebelumnya, UBS memperkirakan harga emas akan mencapai USD2.700 pada pertengahan tahun depan. Faktor pendorong utama adalah kebijakan The Fed yang lebih longgar, aksi beli emas oleh bank sentral, serta kebutuhan hedge fund akan instrumen lindung nilai.
ANZ Group Holdings
Analis dari ANZ Group Holdings memperkirakan target harga emas terdekat berada di kisaran USD2.550 per troy ounce, terdorong oleh strategi investasi para pemodal seiring dengan mulai turunnya suku bunga The Fed.
Menurut analisis dari Soni Kumari dan Daniel Hynes, merujuk pada sejarah siklus penurunan suku bunga The Fed sejak 1990, harga emas biasanya meningkat sekitar 5 persen-6 persen sejak penurunan suku bunga pertama kali dilakukan. (*)