KABARBURSA.COM - Nusantara Pelabuhan Handal (PORT) menyampaikan bahwa telah menggelar Rapat Umum Para Pemegang Saham Luar Biasa pada tanggal 15 Agustus 2024.
Rapat Umum Pemegang Saham Telah memenuhi kuorum karena dihadiri oleh pemegang saham yang mewakili 2.240.975.185 saham atau 79,64 persen dari seluruh saham dengan hak suara yang sah.
Corporate Secretary PORT Lina dalam keterangan tertulisnya menuturkan bahwa RUPSLB agenda I menyetujui untuk memberhentikan dengan hormat Paul Krisnadi sebagai Direktur Utama, Lina sebagai Direktur dan Iwan Suyudhie Amri sebagai Komisaris Utama.
Kemudian memberhentikan Amelia Kurniawan dan Ir. Eddy Kuntadi sebagai Komisaris dan Komisaris Independen terhitung sejak ditutupnya Rapat ini.
Selanjutya RUPSLB juga menyetujui untuk mengangkat Chan Jolly sebagai Komisaris Utama Perseroan, Iwan Suyudhie Amri dan Wang Haisu masing-masing sebagai Komisaris dan Direktur Utama Perseroan selanjutnya mengangkat Li Xiaopeng, Dong Gui dan Paul Krisnadi sebagai Direktur Perseroan.
Dengan demikian, susunan Direksi dan Komisaris PORT adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Chan Jolly
Komisaris : Iwan Suyudhie Amri
Komisaris Independen : Bernadet Mariani Siswanto.
Direksi
Direktur Utama : Wang Haisu
Direktur : Paul Krisnadi
Direktur : Li Xiaopeng
Direktur : Sony Sutanto
Direktur : Dong Gui.
Seperti diketahui China Merchant Port Holding Company resmi telah menjadi Pemegang Saham Pengendali (PSP) PT Nusantara Pelabuhan Handal Tbk (PORT) sejak tanggal 28 Juni 2024.
Sebelumnya, PT Nusantara Pelabuhan Handal Tbk (PORT) mengumumkan bahwa China Merchant Port Holding Company resmi telah menjadi Pemegang Saham Pengendali (PSP) sejak tanggal 28 Juni 2024.
Investor asal Tiongkok itu membeli 1.435.110.412 lembar atau 51 persen porsi saham pada emiten operator infrastruktur pelabuhan dari PSP lama, PT Episenta Utama Investasi.
Menurut keterangan resmi dari PORT, nilai transaksi tersebut senilai Rp 660 per saham atau total nilai pembayaran sebesar Rp 947,17 miliar.
Untuk diketahui, China Merchant Company bergerak di bidang induk usaha dengan badan hukum Hong Kong.
Sebelumnya, PT Episenta Utama Investasi akan menjual sebanyak 1.435.110.412 lembar saham atau 51 persen porsi kepemilikan pada PT Nusantara Pelabuhan Handal Tbk ( PORT) kepada China Merchants Port Company Limited dengan harga jual Rp657 per lembar. Nilai transaksi tersebut akan mencapai USD61,2 juta atau setara dengan Rp 943,6 miliar.
Dalam aksi korporasi ini Episenta milik pengusaha Garibaldi Thohir atau Boy Thohir melepas 1,43 miliar saham atau sekitar 51 persen yang dimiliki di PORT. Sebelum akuisisi Episenta tercatat memiliki 74,2 persen saham. "Mengakibatkan CMIPD (HK) menjadi pengendali baru atas perseroan," tulis manajemen dalam keterbukaan informasi.
Merujuk laporan keuangan PORT semester I 2021 PORT, Episenta Utama merupakan entitas induk perusahaan yang secara tidak langsung dikendalikan oleh Boy Thohir. Pemegang saham PORT lainnya adalah PT Prima Permata Cakrawala sebesar 5,4 persen dan masyarakat sebanyak 20,5 persen. Manajemen China Merchants menjelaskan akuisisi dilakukan dalam rangka melanjutkan rencana strategis perusahaan untuk mengembangkan jaringan Pelabuhan di Indonesia. Pengalihan saham telah rampung dilakukan pada 28 Juni 2024.
PT Nusantara Pelabuhan Handal Tbk (PORT) telah melakukan penjualan saham River Ports Investments Pte Ltd (RPI) pada tanggal 3 Mei 2024.
Direktur dan Sekretaris Perusahaan PORT, Lina menjelaskan bahwa PORT, melalui anak usahanya PT Parvi Indah Persada (PIP), telah menjual 48.990.001 lembar saham RPI yang merupakan 100 persen dari modal disetor dan ditempatkan RPI yang dimiliki seluruhnya oleh PIP kepada Thor Soon Hock senilai USD200.000. Seperti dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa 7 Mei 2024.
Lina menjelaskan bahwa nilai penjualan disesuaikan dengan penyesuaian yang disepakati oleh Para Pihak berdasarkan Laporan Keuangan yang diaudit pada tanggal 31 Desember 2023.
Perhitungan harga saham dilakukan dalam Dolar Amerika Serikat dan transaksi serta pembayaran dilakukan dalam Rupiah dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia (JISDOR) pada tanggal perjanjian jual beli.
“Transaksi ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa RPI telah mengalami kerugian selama bertahun-tahun dan PORT lebih fokus pada operasi terminal di Indonesia serta tidak ada hubungan afiliasi antara PORT dan Thor Soon Hock,” ungkap Lina.
PIP, yang berkedudukan di Jakarta Utara, merupakan anak usaha PORT dengan kepemilikan saham 99,99 persen, sedangkan RPI, yang berkedudukan di Singapura, adalah anak usaha PIP dengan kepemilikan saham 100 persen. Sedangkan Thor Soon Hock adalah warga Singapura.
Lina menambahkan bahwa transaksi ini dianggap sebagai Transaksi material sesuai dengan regulasi OJK dalam POJK 17/2020 karena total aset yang menjadi objek transaksi melebihi 20 persen namun kurang dari 50 persen dari total aset PORT berdasarkan Laporan Keuangan Konsolidasian pada tanggal 31 Desember 2023.(*)
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.