KABARBURSA.COM - PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) menargetkan penjualan motor listrik Electrum sebanyak 5.000 hingga 7.000 unit sepanjang tahun 2024. Electrum merupakan hasil joint venture antara TOBA dan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO).
Juli Oktarina, Direktur TOBA, menyampaikan bahwa target penjualan motor listrik tahun ini berada dalam kisaran tersebut. Ia menambahkan bahwa perusahaan berencana meluncurkan model terbaru dari Electrum, meskipun detail mengenai peluncuran ini belum sepenuhnya terungkap.
“Perkembangan bisnis motor listrik kami cukup positif. Selain model terbaru yang sudah diluncurkan, yaitu H3, kami juga merencanakan peluncuran model baru lainnya,” ujar Juli.
Saat ini, sistem penjualan Electrum tidak hanya fokus pada B2B (business-to-business) tetapi juga merambah ke konsumen langsung.
“Kami berharap penjualan akan semakin cepat dengan pendekatan ini,” tambahnya.
Namun, kontribusi sektor kendaraan listrik terhadap kinerja keuangan TOBA masih sangat kecil. Juli menyebutkan bahwa perusahaan patungan ini masih berada dalam tahap rintisan dan memerlukan investasi lebih lanjut.
“Kontribusinya secara finansial belum signifikan karena kami masih dalam tahap pengembangan,” jelasnya.
Dalam laporan keuangan TOBA hingga kuartal pertama tahun 2024, pendapatan terbesar masih berasal dari penjualan batu bara, dengan nilai ekspor mencapai USD88,37 juta dan lokal USD15,86 juta. Pendapatan dari sektor ketenagalistrikan sebesar USD14 juta, serta dari treatment dan pembuangan limbah sebesar USD3,22 juta. Penjualan TBS, inti sawit, dan CPO mentah menyumbang USD1,54 juta, sedangkan pendapatan dari sewa kendaraan listrik adalah USD1,22 juta.
PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) melaporkan kenaikan laba bersih sebesar 12,3 persen menjadi USD16,4 juta pada kuartal pertama tahun 2024. Selain itu, perusahaan mencatatkan peningkatan EBITDA yang disesuaikan sebesar 14,5 persen secara tahunan (YoY) menjadi USD38,0 juta.
Direktur TOBA, Mufti Utomo, menjelaskan bahwa stabilitas keuangan perusahaan didorong oleh operasi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di PLTU Sulbagut-1 (2x50MW) di Gorontalo Utara dan PLTU Sulut-3 (2x50MW) di Minahasa Utara. Kontribusi dari sektor PLTU ini sangat signifikan, terutama di tengah fluktuasi harga batubara.
"Keputusan kami untuk memasuki sektor pembangkit listrik telah memberikan dampak positif yang signifikan, dengan kontribusi 44 persen terhadap EBITDA yang disesuaikan," kata Mufti.
Selain itu, TOBA juga mencatat peningkatan EBITDA sebesar USD1,3 juta dari lini bisnis hijau setelah akuisisi sektor pengelolaan limbah, yaitu ARAH Group dan Asia Medical Enviro Services (AMES).
Mufti menambahkan bahwa peningkatan volume produksi dan penjualan batubara sebesar 28,6 persen serta pengurangan Stripping Ratio sebesar 25,5 persen telah membantu perusahaan mencatatkan arus kas positif dan EBITDA yang solid. Langkah strategis ini menunjukkan kemampuan TOBA untuk beradaptasi di tengah fluktuasi harga batubara.
Perusahaan juga menyoroti diversifikasi strategisnya, termasuk investasi dalam proyek energi terbarukan seperti PLTS Terapung Batam berkapasitas 46 MWp dan pengembangan motor listrik Electrum H5. Di sektor kendaraan listrik, Electrum telah mencapai pencapaian penting dengan 1.000 motor listrik yang beroperasi dan penambahan 147 Stasiun Swap Baterai.
Direktur Electrum, Juli Oktarina, menambahkan bahwa strategi diversifikasi yang telah diterapkan semakin menunjukkan hasilnya. Peningkatan efisiensi operasional, bersama dengan pencapaian dalam sektor kendaraan listrik, memperkuat komitmen TOBA untuk mengembangkan bisnis yang berkelanjutan.
Pada perdagangan 19 Agustus 2024, saham PT TBS Energi Utama Tbk. (TOBA), emiten yang berafiliasi dengan Pandu Sjahrir, mencatat kenaikan signifikan sebesar 19,53 persen ke level Rp404 per saham. Kenaikan ini terjadi dengan volume transaksi mencapai 250,3 juta saham dan nilai transaksi sebesar Rp97,78 miliar. Investor asing juga tercatat melakukan pembelian bersih sebesar Rp7,05 miliar di seluruh pasar.
Beberapa broker besar tercatat sebagai pembeli utama saham TOBA, termasuk CGS International Sekuritas, yang membeli sebanyak 17,7 juta saham, UBS Sekuritas Indonesia dengan volume pembelian 13,3 juta saham, dan JP Morgan dengan 8,9 juta saham. Di sisi lain, Mirae Asset Sekuritas (kode broker YP) menjadi penjual terbesar, menjual sebanyak 19,6 juta saham, diikuti oleh BRI Danareksa Sekuritas (kode broker OD) yang menjual lebih dari 14,7 juta saham TOBA.
Dalam sepekan terakhir, saham TOBA telah menguat sebesar 53,03 persen. Menanggapi volatilitas harga saham ini, Direktur Utama TOBA, Dicky Yordan, menjelaskan bahwa perseroan tidak mengetahui adanya informasi atau fakta tertentu yang mempengaruhi nilai saham TOBA atau keputusan investasi investor. Namun, Dicky menyebut bahwa TOBA sedang mempertimbangkan untuk melakukan aksi korporasi dalam tiga bulan mendatang sebagai bagian dari rencana dan strategi perusahaan.
TOBA berkomitmen untuk tetap mematuhi peraturan dan ketentuan pasar modal yang berlaku, termasuk keterbukaan informasi terkait rencana kegiatan korporasi yang sedang dipertimbangkan.(*)
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.