Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Cacar Monyet Merebak, Negara-negara ini Kasus Terbanyak

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 24 August 2024 | Penulis: KabarBursa.com | Editor: Redaksi
Cacar Monyet Merebak, Negara-negara ini Kasus Terbanyak

KABARBURSA.COM -Virus cacar monyet, yang dikenal sebagai Monkeypox atau Mpox, kini tengah menjadi sorotan global, termasuk dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang telah menyatakan wabah ini sebagai keadaan darurat kesehatan internasional.

Terakhir kali Mpox dinyatakan sebagai darurat kesehatan pada Mei 2022, dengan kasus-kasus yang tergolong ringan. Namun, setelah WHO menurunkan tingkat kewaspadaan, wabah ini meledak kembali di Afrika satu tahun kemudian.

Mpox, meskipun tidak seberapa menular seperti cacar, tetap merupakan penyakit yang berbahaya. Gejala awal dari Mpox mirip dengan gejala flu, meliputi demam, nyeri otot, kelelahan, dan pembengkakan kelenjar getah bening.

Beberapa hari setelah demam muncul, ruam dapat berkembang menjadi pustula atau lesi berisi cairan yang muncul di berbagai bagian tubuh, termasuk area genital dan anus.

Meskipun gejalanya biasanya lebih ringan dibandingkan cacar, Mpox masih dapat berakibat fatal. Sementara tingkat kematian cacar mencapai 30 persen, tingkat kematian Mpox berkisar antara 3 persen hingga 6 persen.

Penyebaran Mpox di Kongo

Di Kongo, wabah Mpox, yang dipicu oleh strain virus yang mengalami mutasi, telah menyebar ke enam negara Afrika. Wabah ini memiliki dampak signifikan pada anak-anak dan remaja, dengan hampir 500 kematian terkait infeksi dilaporkan dalam waktu kurang dari setahun di Republik Demokratik Kongo.

Menanggapi situasi ini, Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) mengimbau masyarakat Indonesia untuk tetap waspada. Mereka mengingatkan bahwa Mpox dapat menular melalui hubungan seksual berisiko, sehingga penting untuk menjaga kehati-hatian.

Situasi di Pakistan dan Swedia

Pakistan melaporkan kasus pertama Mpox pada Jumat, 16 Agustus 2024, setelah wabah ini dinyatakan sebagai darurat kesehatan global. Kementerian Kesehatan Pakistan mengungkapkan bahwa pasien baru saja tiba dari Arab Saudi, meski jenis virus yang menginfeksi belum dapat dipastikan.

Di sisi lain, Swedia melaporkan kasus pertama Mpox setelah status darurat kesehatan global diumumkan. Kementerian Kesehatan Swedia mengonfirmasi bahwa kasus tersebut adalah strain virus Clade 1B, yang sama dengan yang ditemukan di Kongo dan Afrika Selatan sejak September 2023. Pasien tersebut terinfeksi setelah kunjungan ke Afrika, namun Mpox yang dirawat di Swedia tidak memengaruhi risiko terhadap populasi umum.

Penemuan di Thailand

Thailand menjadi negara pertama di Asia yang mendeteksi strain mutasi dari virus cacar monyet. Pasien yang teridentifikasi positif mengidap Clade 1B adalah seorang pria Eropa yang baru tiba di Bangkok dari Afrika. Departemen Pengendalian Penyakit Thailand telah mengidentifikasi 43 kontak dekat pasien berusia 66 tahun tersebut dan memasukkan mereka dalam pengawasan ketat untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.

Kondisi di Indonesia

Kementerian Kesehatan RI melaporkan bahwa hingga saat ini terdapat 88 kasus Mpox di Indonesia. Plh. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Yudhi Pramono menyatakan bahwa sebaran kasus terbesar berada di DKI Jakarta, diikuti Jawa Barat, Banten, dan beberapa wilayah lainnya. Dari total kasus yang terkonfirmasi, sebanyak 87 orang telah dinyatakan sembuh. Puncak kasus terjadi pada Oktober 2023, menurut data yang dikumpulkan dari 2022 hingga 2024.

Yudhi menambahkan bahwa dari total kasus, 54 di antaranya memenuhi kriteria untuk dilakukan Whole Genome Sequencing (WGS) guna mengetahui varian virus yang beredar. Data sebaran kasus Mpox di Indonesia adalah sebagai berikut:

  1. DKI Jakarta: 59 kasus
  2. Jawa Barat: 13 kasus
  3. Banten: 9 kasus
  4. Jawa Timur: 3 kasus
  5. Daerah Istimewa Yogyakarta: 3 kasus
  6. Kepulauan Riau: 1 kasus

Mpox di Indonesia telah dikategorikan sebagai Penyakit Emerging Tertentu Berpotensi Wabah. Penanggulangannya diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor Hk.01.07/Menkes/1977/2022. Upaya penanganan meliputi peningkatan pengawasan di pintu masuk negara dari daerah terjangkit, penguatan surveilans penyakit di wilayah, serta peningkatan koordinasi dan edukasi risiko kepada masyarakat. Kemenkes juga meningkatkan pengawasan terhadap orang, alat angkut, barang, dan lingkungan di pintu masuk negara untuk mencegah penyebaran Mpox lebih lanjut.

Perbedaan Cacar Monyet dan Covid-19

Mpox, yang sebelumnya dikenal sebagai cacar monyet, pertama kali muncul di Denmark pada tahun 1958 ketika virus ini terdeteksi pada monyet. Penularan ke manusia tercatat pertama kali di Republik Demokratik Kongo pada tahun 1970, dan sejak saat itu, wabah telah menyebar ke Afrika Barat dan Tengah.

Pada tahun 2022, Mpox dinyatakan sebagai darurat kesehatan global. Hingga kini, penyakit ini telah meluas ke lebih dari 70 negara. Sebaliknya, pandemi Covid-19 yang muncul pada tahun 2019 di Wuhan, China, berkembang pesat menjadi pandemi global, dipicu oleh virus baru SARS-CoV2 yang belum pernah teridentifikasi sebelumnya pada manusia.

Saat ini, pemahaman tentang Mpox jauh lebih mendalam dibandingkan dengan pengetahuan awal mengenai Covid-19 ketika penyakit ini pertama kali diumumkan sebagai masalah kesehatan masyarakat internasional.

Mpox tidak menular secepat Covid-19. Sementara kedua penyakit menular melalui kontak dekat, Covid-19 lebih cepat menyebar karena dapat ditularkan melalui udara. Menurut WHO, Covid-19 dapat menular melalui tetesan kecil cairan yang dikeluarkan saat orang yang terinfeksi batuk, bersin, berbicara, atau bahkan bernapas di dekat orang lain.

Sebaliknya, Mpox memerlukan kontak yang lebih intensif untuk penyebaran, seperti kontak kulit ke kulit, hubungan seksual, serta kontak dengan tempat tidur dan pakaian yang terkontaminasi. Gejala Mpox meliputi ruam yang menetap, demam, sakit kepala, nyeri tubuh, dan pembengkakan kelenjar getah bening.

Sebagai perbandingan, gejala klasik Covid-19 meliputi demam, menggigil, dan sakit tenggorokan.

Global, lebih dari 760 juta kasus Covid-19 dilaporkan antara Desember 2019 dan Agustus 2023, menurut WHO. Sebaliknya, Mpox mencapai 100.000 kasus secara global hanya dalam dua tahun sejak Mei 2022. Pada tahun 2024, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika mencatat 18.910 kasus Mpox dengan hampir 600 kematian.

Vaksin Mpox sudah tersedia, meskipun tidak sepopuler vaksin Covid-19 yang dikembangkan dalam waktu singkat selama pandemi. Vaksin Mpox terkait dengan vaksin cacar, yang telah memberantas cacar secara global pada tahun 1980. Vaksin yang sama yang melawan cacar juga memberikan perlindungan terhadap Mpox, terutama selama wabah besar tahun 2022.

“Vaksin ini tidak memberikan perlindungan 100 persen, namun berdasarkan wabah besar tahun 2022 di Eropa dan Amerika Utara, individu yang lebih tua tampaknya memiliki risiko lebih rendah, diduga karena perlindungan dari vaksin cacar,” kata Prof. Adam.

Selama wabah tahun 2022, Bavarian Nordic mendistribusikan lebih dari 15 juta dosis vaksin MVA-BN—vaksin Mpox yang berbasis pada vaksin cacar—ke lebih dari 76 negara di seluruh dunia. Ini menunjukkan komitmen global dalam menanggulangi penyebaran Mpox dan melindungi populasi dari risiko yang ditimbulkan oleh penyakit ini. (*)