KABARBURSA.COM - Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto, memaparkan proyeksinya terkait pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk tahun depan. Dalam analisanya, ia menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi diperkirakan hanya mampu mencapai 4,8 persen, sebuah angka yang signifikan di bawah target pemerintah sebesar 5,2 persen.
"Target 5,2 persen itu susah payah. Dari hidung-itungan kita untuk mencapai yang lebih realistis menurut kami adalah 4,8 persen, dengan berbagai tantangan kondisi baik di dalam negeri maupun di luar negeri," ungkapnya dalam Seminar Proyeksi Ekonomi Indonesia 2024 pada Rabu (6/12/2023).
Listiyanto menyoroti kompleksitas situasi ekonomi, menciptakan pandangan yang realistis mengenai upaya mencapai pertumbuhan yang diinginkan. Terlepas dari proyeksi tersebut, dia menegaskan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia masih relatif lebih tinggi daripada rata-rata global, yang diprediksi berada di level 2,8 persen. Hal ini dipengaruhi oleh krisis geopolitik antara Rusia-Ukraina dan Israel-Palestina yang diperkirakan akan berlanjut pada 2024.
Sementara itu, proyeksi inflasi untuk tahun depan juga menjadi sorotan. Listiyanto memproyeksikan tingkat inflasi yang lebih tinggi dari asumsi makro pemerintah yang sebesar 2,8 persen. Dalam pandangannya, inflasi diproyeksikan mencapai 3,2 persen, terutama dipengaruhi oleh volatilitas sektor pangan.
"Asumsi makro itu 2,8 persen. Kita proyeksikan 3,2 persen, yang untuk tahun depan terutama memang penyumbangnya masih tetap volatile food," terangnya.
Proyeksi inflasi yang tinggi menciptakan landasan bagi kewaspadaan ekonomi, di mana volatilitas sektor pangan menjadi titik kritis yang perlu mendapatkan perhatian serius. Dengan begitu, proyeksi ekonomi Indonesia 2024 mengajak untuk melihat jauh ke depan, memahami tantangan global, dan merumuskan strategi yang tepat untuk memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan.
Prices | Actual | Q4/23 | Q1/24 | Q2/24 | Q3/24 |
---|---|---|---|---|---|
2.86 | 2.9 | 3.2 | 3 | 3.1 | |
0.38 | 0.5 | 0.6 | 0.3 | 0.2 | |
116.08 | 117 | 118 | 118 | 119 | |
1.87 | 2.3 | 2.5 | 2.8 | 2.6 | |
113.05 | 114 | 115 | 116 | 116 | |
169.47 | 176 | 177 | 175 | 175 | |
117.03 | 118 | 119 | 119 | 121 | |
6.71 | 3.5 | 3.4 | 3.2 | 3.8 | |
3.55 | 3.8 | 3.6 | 3 | 4.1 | |
108.07 | 111 | 111 | 111 | 111 | |
121.59 | 122 | 123 | 123 | 124 |
Trading Economic
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.