Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Empat Saham Emiten ini Menggelembung di saat Rupiah Menguat

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 24 August 2024 | Penulis: Yunila Wati | Editor: Redaksi
Empat Saham Emiten ini Menggelembung di saat Rupiah Menguat

KABARBURSA.COM - Penguatan nilai tukar rupiah dan inflasi yang terkendali telah menjadi angin segar bagi emiten-emiten di sektor konsumer dan perbankan. Mirae Asset Sekuritas Indonesia merekomendasikan saham-saham unggulan seperti ICBP, MYOR, ACES, dan BBRI sebagai pilihan menarik bagi para investor.

Sepanjang pekan ini, nilai tukar rupiah dan indeks komposit pasar saham bergerak naik bersama-sama. Indeks harga saham gabungan (IHSG) menunjukkan tren positif sepanjang Agustus 2024, mencapai rekor tertinggi sepanjang masa dan untuk pertama kalinya berhasil menembus level 7.500.

Pada saat yang sama, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat, turun di bawah level 15.500 untuk pertama kalinya sejak Januari tahun ini, tepatnya pada Selasa, 20 Agustus 2024.

Dalam risetnya, analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Rully A. Wisnubroto dan Andreas K. Saragih, mengungkapkan bahwa aliran modal asing yang masuk ke Indonesia semakin menguat sejak Juli, dengan total mencapai Rp14,4 triliun (USD1,9 miliar) per 20 Agustus 2024. Arus masuk yang kuat ke pasar saham Indonesia dan obligasi pemerintah turut mendukung tren apresiasi rupiah.

Selain itu, perekonomian dalam negeri tetap menunjukkan ketahanan yang kuat pada semester I/2024, didukung oleh inflasi yang stabil. Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia juga konsisten tumbuh di atas 5 persen selama tiga kuartal terakhir, menunjukkan fondasi ekonomi yang solid.

Menurut Mirae Asset Sekuritas, kondisi ini menopang kinerja perusahaan-perusahaan pada semester I/2024, sesuai dengan ekspektasi pasar. Rully dan Andreas menyatakan bahwa faktor-faktor ini berpotensi membuka jalan bagi pemulihan konsumsi yang didorong oleh peningkatan daya beli masyarakat. Proyeksi ini dipandang sebagai katalis positif bagi pasar ekuitas pada semester II/2024.

"Kami memperkirakan penurunan suku bunga di masa mendatang akan memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi," ujar mereka.

Mirae Asset Sekuritas juga mengantisipasi kinerja positif di sektor perbankan, konsumen, farmasi, industri, dan telekomunikasi pada semester II/2024. Mereka telah melakukan penyesuaian portofolio, menggantikan CPIN dengan ICBP, karena diperkirakan harga DOC (day old chick) dan broiler akan terus mengalami kontraksi hingga akhir tahun.

Beberapa sektor yang diperkirakan akan memberikan dampak positif pada semester II/2024 meliputi perbankan (BMRI, BBRI, dan BBCA), konsumen non-siklikal (ICBP dan MYOR), konsumen siklikal (ACES dan MAPI), farmasi (SIDO), industri (ASII), dan telekomunikasi (TLKM).

Kinerja Saham ACES

Berdasarkan data perdagangan RTI Business, saham ACES dalam satu semester tumbuh hingga 3,40 persen dengan rata-rata harga Rp725 hingga Rp995 per lembar saham.

Di semester pertama tahun 2024, saham ACES mencatat volume share sebanyak 6,6 miliar dengan jumlah saham yang diperdagangkan senilai Rp5,6 triliun. Adapun frekuensi saham yang diperdagangkan sebanyak 615,213 dalam satu semester terakhir.

Sementara itu, menurut data Stockbit, revenue ACES sebesar Rp4,13 miliar dengan gross profit sebesar Rp2,007 miliar. Adapun Earnings Before Interest Taxes Depreciation and Amortization (EBITDA) ACES berada pada level Rp1,537,87 miliar dengan net income sebesar Rp366 miliar.

Kinerja Positif MYOR

PT Mayora Indah Tbk (MYOR) mencatatkan kinerja positif pada kuartal I 2024. Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis di Bursa Efek Indonesia (BEI), MYOR berhasil mengantongi laba bersih sebesar Rp1,11 triliun pada kuartal I 2024. Angka ini meningkat signifikan dibandingkan periode yang sama pada 2023, yang hanya mencapai Rp727,2 miliar.

Peningkatan laba bersih ini sejalan dengan kenaikan pendapatan MYOR sebesar 3,6 persen, menjadi Rp8,76 triliun dari sebelumnya Rp8,45 triliun pada kuartal I 2023. Laba bruto MYOR juga mengalami peningkatan sebesar 5,1 persen, menjadi Rp2,43 triliun.

Jumlah aset MYOR turut meningkat sebesar 8,8 persen pada kuartal I 2024, mencapai Rp25,9 triliun, dibandingkan Rp23,8 triliun pada periode yang sama di 2023. Liabilitas MYOR pada tiga bulan pertama 2024 tercatat sebesar Rp9,50 triliun, sementara ekuitas perusahaan mencapai Rp16,41 triliun.

Edi Chandren, Investment Analyst Lead di Stockbit, mencatat bahwa setelah earnings call kuartal I 2024 pada 3 Mei 2024, kinerja MYOR secara keseluruhan menunjukkan perbaikan. Ia juga memprediksi pemulihan kinerja ekspor MYOR, meskipun sebelumnya mengalami pelemahan yang menyebabkan lambatnya pertumbuhan total pendapatan MYOR pada kuartal I 2024.

Manajemen MYOR menjelaskan bahwa pelemahan ekspor disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk penyesuaian stok di Thailand dan Filipina, pergantian nama distributor di Thailand, serta pelemahan ekonomi di beberapa negara ASEAN.

Meski demikian, pasar domestik tetap kuat, dengan pendapatan tumbuh di atas 10 persen YoY selama empat bulan pertama 2024, dan 9 persen YoY pada kuartal I 2024. Manajemen MYOR optimis dengan prospek pertumbuhan pendapatan sebesar high-single digit pada FY24.

Edi juga menjelaskan bahwa efisiensi pengeluaran iklan dan promosi belum berdampak negatif terhadap market share perusahaan. Menurut manajemen MYOR, meski pengeluaran iklan dan promosi secara nominal masih besar, porsinya terhadap pendapatan mulai menurun seiring dengan skala perusahaan yang semakin besar.

Dengan pertumbuhan laba dan pendapatan yang signifikan, serta prospek pasar ekspor dan domestik yang positif, kinerja MYOR di kuartal I 2024 menunjukkan tanda-tanda pemulihan dan optimisme yang kuat untuk sisa tahun ini.(*)