Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

BMRI Dorong Hilir Industri Lewat Kredit Manufaktur

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 21 August 2024 | Penulis: Pramirvan Datu | Editor: Redaksi
BMRI Dorong Hilir Industri Lewat Kredit Manufaktur

KABARBURSA.COM - Bank Mandiri, sebagai salah satu pilar pembangunan dan BUMN, terus memperlihatkan komitmen solid dalam mendukung hilirisasi industri nasional. Melalui berbagai langkah strategis, Bank Mandiri berperan aktif dalam mengakselerasi pertumbuhan sektor hilir dengan menyalurkan kredit yang difokuskan pada sektor manufaktur.

Corporate Secretary Bank Mandiri, Teuku Ali Usman, menilai bahwa sektor hilirisasi memiliki potensi bisnis yang menjanjikan di masa depan.

Tercatat, hingga Juni 2024, Bank Mandiri telah menyalurkan kredit sebesar Rp177,37 triliun ke sektor manufaktur, mengalami pertumbuhan 15,66 persen secara year on year (YoY) dengan kualitas kredit yang tetap terjaga optimal.

"Sebagian besar kredit tersebut kami salurkan ke sub-sektor industri makanan dan minuman, industri logam dan perdagangan besar, industri pupuk dan pestisida, industri pulp & paper, serta industri kimia," jelas Ali dalam keterangan resminya, Rabu 21 Agustus 2024.

Lebih lanjut, bank dengan kode emiten BMRI ini menegaskan bahwa hingga akhir 2024, Bank Mandiri akan terus melanjutkan strategi yang sudah berjalan, yakni memperkuat dominasi di segmen nasabah utama (wholesale) dan bertumbuh melalui pendekatan ecosystem driven growth serta sektor-sektor unggulan di berbagai wilayah. Langkah ini sejalan dengan strategi Bank Mandiri untuk mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan berbasis kerakyatan.

"Kami optimistis, dengan strategi ini, kami bisa mencapai pertumbuhan kredit secara konsolidasi di kisaran 16 persen-18 persen hingga akhir tahun, dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian demi menjaga kualitas kredit pada level optimal," pungkas Ali.

Aset Terbesar Di Indonesia

 PT Bank Mandiri Persero Tbk optimistis menghadapi paruh kedua 2024, setelah bank dengan kode saham BMRI itu menempati posisi puncak dalam Fortune Indonesia 100.

Capaian tersebut didapat setelah Fortune Indonesia mencatat Bank Mandiri sebagai perusahaan dengan aset terbesar di Indonesia. Dalam data yang dirangkum oleh Fortune Indonesia, pada 2023 Bank Mandiri tercatat memiliki total aset sebesar Rp2.174,21 triliun.

Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi menegaskan, dalam menghadapi paruh kedua tahun 2024, pihaknya optimis dapat melanjutkan tren positif dengan fokus pada penguatan posisi pasar, peningkatan kualitas layanan, dan inovasi produk.

Salah satu inisiatif yang tengah digalakkan adalah pengembangan solusi keuangan berbasis teknologi, yang tidak hanya memudahkan nasabah, namun juga memberikan keunggulan kompetitif bagi Bank Mandiri dalam persaingan di industri.

“Kami akan terus berinovasi dan mengembangkan layanan yang dapat memenuhi kebutuhan nasabah, serta berkontribusi langsung pada pertumbuhan ekonomi nasional berbasis kerakyatan,” kata Darmawan dalam keterangannya dikutip Sabtu, 17 Agustus 2024.

Adapun pertumbuhan bisnis Bank Mandiri sendiri menguat hingga paruh pertama 2024. Dari sisi total aset, pada kuartal II 2024 Bank Mandiri mendorong perolehan aset menembus Rp2.258 triliun secara konsolidasi, naik 15 persen secara year on year (YoY).

Darmawan Junaidi menjelaskan, hal ini ikut didorong oleh penyaluran kredit konsolidasi mencapai Rp1.532 triliun pada kuartal II 2024, tumbuh 20,5 persen secara tahunan. Pertumbuhan ini melampaui rata-rata industri perbankan yang tumbuh sebesar 12,36 persen YoY per Juni 2024.

Realisasi kredit tersebut turut diikuti oleh pencapaian laba bersih Bank Mandiri secara konsolidasi yang tumbuh 5,23 persen YoY menjadi Rp26,6 triliun pada akhir Kuartal II 2024.

“Untuk mendorong pertumbuhan kredit, Bank Mandiri berfokus pada perluasan ekosistem dan optimalisasi potensi di setiap wilayah, guna mencapai hasil maksimal sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan nasabah,” kata Darmawan.

Rasio Kredit Bermasalah

Selain itu, Bank Mandiri juga berhasil menurunkan rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) dari 1,53 persen menjadi 1,01persen.

Penurunan itu menunjukkan pengelolaan risiko yang efektif oleh Bank Mandiri dalam menjaga kualitas kredit di tengah kondisi pasar yang fluktuatif.

Fungsi intermediasi tersebut diimbangi dengan pertumbuhan DPK secara konsolidasi yang tumbuh sebesar 15,4 persen YoY menjadi Rp1.651 triliun di Kuartal II 2024.

Darmawan menuturkan, pertumbuhan DPK yang positif didorong oleh peningkatan dana murah sebesar 17,9 persen secara tahunan, yang ditopang oleh pertumbuhan giro sebesar 23 persen YoY menjadi Rp612 triliun dan tabungan yang meningkat 13,4 persen YoY menjadi Rp626 triliun.

Pertumbuhan tersebut pun berkontribusi mendorong komposisi rasio dana murah (CASA Ratio) terus meningkat mencapai 79,7 persen secara bank only, level tertinggi dalam sejarah Bank Mandiri. Pencapaian tersebut, ikut berkontribusi menjaga biaya dana atau Cost of Fund (CoF) bank only di level yang rendah sebesar 2,08 persen .

“Dengan aset yang terus bertumbuh dan kinerja yang semakin kuat, kami berkomitmen untuk terus memberikan kontribusi positif bagi perekonomian nasional dan memenuhi kebutuhan nasabah dengan layanan yang inovatif dan berkualitas,” tegasnya.(*)