Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

IHSG Cerah, Mengapa Indeks BUMN20 Masih Anjlok?

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 20 August 2024 | Penulis: KabarBursa.com | Editor: Redaksi
IHSG Cerah, Mengapa Indeks BUMN20 Masih Anjlok?

KABARBURSA.COM - Indeks BUMN20 terus menunjukkan performa negatif sejak awal tahun 2024. Berdasarkan data yang dirilis di laman BEI, indeks ini mencatat penurunan sebesar 2,17 persen year to date (YtD).

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) baru-baru ini mengungkapkan bahwa BUMN telah menyetorkan dividen sebesar Rp 68,3 triliun ke kas negara hingga akhir Juli 2024.

Ini merupakan sekitar 79,6 persen dari target APBN 2024. Angka ini mencerminkan peningkatan 13,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yang tercatat sebesar Rp 60,2 triliun.

Peningkatan setoran dividen ini banyak didorong oleh BUMN di sektor non-komoditas, khususnya dari sektor perbankan.

Kementerian BUMN menargetkan total setoran dividen dari laba tahun buku 2024 sebesar Rp 85,5 triliun, naik Rp 5 triliun dari target sebelumnya yang sebesar Rp 80,8 triliun.

Pengamat Pasar Modal dari Universitas Indonesia, Budi Frensidy, menjelaskan bahwa penurunan indeks BUMN20 terutama disebabkan oleh penurunan saham-saham besar dalam indeks, terutama dari sektor perbankan dan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM).

Misalnya, saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) turun 13,54  YtD dan saham TLKM mengalami penurunan 24,94 persen YtD.

“Secara keseluruhan, lebih banyak saham yang mengalami penurunan dibandingkan yang mengalami kenaikan harganya year to date,” ujar Budi, Selasa 20 Agustus 2024.

Meski demikian, Budi optimis bahwa kinerja indeks BUMN20 bisa membaik di semester II 2024. Beberapa emiten konstituen yang menunjukkan kinerja fundamental solid adalah PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT Jasa Marga Tbk (JSMR), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).

“Laporan keuangan mereka di semester pertama menunjukkan kinerja yang baik dengan earning per share (EPS) yang juga meningkat,” tuturnya.

Menurut data RTI, saham PGAS naik 44,69 persen YtD dengan EPS sebesar 317,3. Saham JSMR meningkat 11,91 persen YtD dengan EPS sebesar 646,75, sementara saham BBNI naik 1,86 persen YtD dengan EPS sebesar 571,24.

Target setoran dividen dari BUMN sebesar Rp 85,5 triliun pada tahun 2024 diperkirakan bisa tercapai jika kinerja emiten tetap solid di semester kedua.

“Namun, jika payout tidak ditingkatkan, target ini mungkin tidak tercapai. Sektor perbankan kemungkinan masih akan mendominasi setoran dividen,” jelasnya.

Martha Christina, Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas, mengungkapkan bahwa penurunan indeks BUMN20 sebagian besar dipengaruhi oleh koreksi saham BBRI dan TLKM yang memiliki bobot besar terhadap indeks. “Kinerja BBRI memang tumbuh terbatas pada semester pertama, sedangkan TLKM justru mengalami penurunan,” ujarnya, katanya Selasa 20 Agustus 2024.

Di semester kedua, Martha memperkirakan kinerja indeks BUMN20 akan menunjukkan arah positif, didorong oleh kemungkinan penurunan suku bunga oleh The Fed yang dapat memberikan sentimen positif terhadap ekonomi secara keseluruhan. “Sektor perbankan diharapkan tetap mendukung kinerja indeks BUMN20,” tambahnya.

Martha juga melihat potensi investasi menarik pada PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), JSMR, PT Timah Tbk (TINS), dan PT Elnusa Tbk (ELSA) berkat kinerja keuangan yang baik di semester pertama dan valuasi saham yang masih menarik.

Oktavianus Audi, Head Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas Indonesia, mencatat bahwa kinerja indeks BUMN20 masih tertekan akibat kondisi ekonomi makro dan kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) sepanjang semester pertama 2024. Sektor keuangan, yang mencakup lebih dari 50 persen komposisi indeks, sangat sensitif terhadap perubahan kebijakan suku bunga.

“Meskipun setoran dividen tahun lalu meningkat 102,5 persen menjadi Rp 81 triliun, pertumbuhan laba masih mengalami perlambatan,” ujarnya.

Dilihat dari sisi kinerja saham year to date, sektor bahan baku dan migas menunjukkan performa unggul. Saham TINS menguat 60,47 persen YtD, PGAS naik 44,69 persen YtD, dan ELSA meningkat 26,29 persen YtD, berkat kenaikan harga komoditas energi.

“Emiten dengan risiko keuangan rendah dan kinerja baik, seperti TINS, PGAS, BMRI, dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), patut dicermati,” tuturnya.

Dengan stabilitas ekonomi makro, potensi pelonggaran kebijakan moneter, dan rotasi aset investasi di semester kedua 2024, indeks BUMN20 diharapkan dapat didorong oleh sektor keuangan, energi, dan infrastruktur hingga akhir tahun 2024. “Arus investasi ke sektor siklis akan semakin besar,” ungkapnya.

Audi merekomendasikan beli untuk BBRI dengan target harga Rp 5.500 per saham, BMRI Rp 7.350 per saham, BBNI Rp 5.525 per saham, TLKM Rp 3.750 per saham, dan PGAS Rp 1.660 per saham.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan rekor penutupan tertinggi sepanjang masa (all-time high/ATH) pada Selasa 20 Agustus 2024, melambung 67,15 poin (0,9 persen) ke level 7.533,9. Lonjakan ini menjadikannya sebagai salah satu pencapaian saham terbesar, dengan salah satu yang menonjol adalah BABP.

Pencapaian ini melanjutkan tren penguatan selama tiga hari berturut-turut dan menjadi rekor kesembilan kalinya sepanjang 2024. Selain itu, IHSG juga memecahkan rekor intraday ATH hari ini, menyentuh level 7.538. Sebelumnya, rekor penutupan dan intraday IHSG tertinggi terjadi pada 19 Agustus 2024 dengan level 7.466,8.

Sebanyak 362 saham tercatat menguat, 195 saham mengalami penurunan, dan 227 saham stagnan. Total nilai transaksi bursa hari ini mencapai Rp19,2 triliun, dengan volume perdagangan mencapai 21,85 miliar saham dan frekuensi transaksi sebanyak 1.178.124 kali.

Seluruh sektor saham mengalami penguatan pada penutupan pasar hari ini. Kenaikan terbesar terjadi di sektor barang konsumsi non-primer sebesar 1,75 persen, diikuti sektor keuangan yang meningkat 1,48 persen, sektor kesehatan 1,29 persen, sektor infrastruktur 1,1 persen, dan sektor properti 1,05 persen.

Sementara IHSG mencatatkan rekor baru, indeks saham Asia menunjukkan pergerakan yang bervariasi. Nikkei (Jepang) melonjak 1,8 persen, dan Straits Times (Singapura) meroket 0,43 persen. Sebaliknya, Shanghai (China) merosot 0,93 persen, dan Hang Seng (Hong Kong) melemah 0,33 persen. (*)