KABARBURSA.COM - Jumlah bank yang terjun ke bisnis produk menunda pembayaran atau buy now paylater (BNPL) akan segera bertambah dengan kehadiran anak usaha BUMN PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS), yang tengah mengembangkan produk fintech tersebut. BSI saat ini berada dalam tahap pengajuan fitur BNPL ke regulator dan merencanakan peluncurannya secara terpisah dari superapp BSI, yang dijadwalkan akan rilis tahun ini.
Saut Parulian Saragih, SEVP Digital Banking BSI, menyampaikan bahwa peluncuran fitur paylater mungkin akan terjadi tahun depan. Namun, pihaknya tidak akan terburu-buru untuk meluncurkannya, karena mereka fokus pada penyelesaian superapp terlebih dahulu. BSI berupaya menghindari potensi perburukan aset pinjaman atau dampak negatif lain pada bisnis bank dengan peluncuran yang hati-hati.
BSI melihat peluang dalam bisnis paylater sebagai cara untuk menarik nasabah baru, khususnya mereka yang belum menjadi nasabah bank. Meskipun BSI berhati-hati dalam penilaiannya, Saut Parulian Saragih menekankan pentingnya pendekatan yang cermat dalam meluncurkan fitur tersebut.
Sebelumnya, beberapa bank besar dan menengah seperti BCA, Bank Mandiri, CIMB Niaga, BTPN, dan Allo Bank telah meluncurkan layanan paylater, menunjukkan minat dan pertumbuhan dalam sektor ini.
Meski banyak pertimbangan yang harus diperhatikan sebelum meluncurkan layanan baru, Saut Parulian Saragih berharap bahwa fitur paylater BSI bisa segera diluncurkan ke publik. Saut menjelaskan bahwa BSI tertarik terjun ke bisnis paylater karena dapat menjadi strategi untuk menarik nasabah baru yang belum menjadi pelanggan mereka.
Ia menambahkan bahwa ada potensi untuk menjangkau nasabah yang selama ini belum bisa diakses langsung oleh bank. Namun, BSI tetap melakukan penilaian yang hati-hati untuk memastikan peluncuran layanan ini berjalan dengan baik.
Saut juga mencatat bahwa meskipun BSI masih dalam proses pengembangan fitur paylater, jumlah nasabah BSI telah mengalami pertumbuhan yang signifikan. Hingga saat ini, jumlah nasabah BSI telah mencapai 20 juta, dengan pertumbuhan yang pesat pada pengguna BSI Mobile.
Pada Juni 2024, BSI Mobile mencatatkan pertumbuhan transaksi sebesar 45,02 persen secara tahunan. Jumlah pengguna BSI Mobile mencapai 7,1 juta, dengan total transaksi mencapai 247,5 juta dan volume transaksi sebesar Rp299 triliun, meningkat dibandingkan pencapaian Juni 2023.
Direktur Utama BSI, Hery Gunardi, menambahkan bahwa fee based income (FBI) dari BSI Mobile mencapai Rp178,2 miliar sepanjang Januari hingga Juni 2024, tumbuh 37,09 persen secara tahunan. Melihat minat yang terus meningkat terhadap BSI Mobile, Hery menegaskan komitmen BSI untuk berinovasi dan mempercepat akselerasi transaksi digital melalui aplikasi BSI Mobile, dengan fokus pada layanan perbankan digital yang inklusif, modern, dan terintegrasi.
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) melaporkan bahwa layanan buy now pay later miliknya, Paylater BCA, menunjukkan kinerja yang semakin baik pada semester I 2024, baik dari sisi pertumbuhan pengguna maupun total outstanding.
Menurut EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn, per Juni 2024, pengguna Paylater BCA hampir mencapai 119.000 nasabah, meningkat 125 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
“Secara outstanding, nilai transaksi mencapai Rp250 miliar per Juni 2024, naik 111 persen dibandingkan tahun sebelumnya,” ujarnya, dikutip Minggu, 28 Juli 2024.
Paylater BCA menawarkan limit kredit hingga Rp20 juta dengan suku bunga cicilan kompetitif, mulai dari 0 persen per bulan untuk tenor 1 dan 3 bulan, serta 1,25 persen per bulan untuk tenor 6 dan 12 bulan yang berlaku hingga September 2024.
“Nasabah dapat memanfaatkan fitur ini sebagai alternatif untuk melakukan pembayaran dengan menggunakan QRIS minimal Rp100.000,” kata Hera.
Untuk menggunakan layanan Paylater BCA, nasabah perlu melakukan registrasi di aplikasi myBCA. Setelah itu, BCA akan melakukan penilaian dan nasabah yang memenuhi kriteria dapat memanfaatkan fasilitas ini.
Hera menegaskan bahwa BCA selalu menyalurkan kredit, termasuk Paylater, dengan prinsip kehati-hatian, seiring dengan prospek pertumbuhan ekonomi yang positif pada 2024.
“Kami berharap transaksi menggunakan Paylater BCA akan terus meningkat sehingga berdampak pada pertumbuhan kredit konsumsi BCA,” tambahnya.
Sebagaimana diketahui, BCA dan entitas anak membukukan peningkatan total kredit sebesar 15,5 persen secara tahunan menjadi Rp850 triliun per Juni 2024. Pertumbuhan total kredit tersebut berada di atas rata-rata industri.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan kredit untuk bisnis tercatat tumbuh dengan solid, baik di segmen korporasi maupun UMKM. “Peningkatan juga terjadi di segmen kredit konsumer, ditopang pelaksanaan BCA Expoversary 2024. Event yang diselenggarakan sekitar dua bulan tersebut berhasil mengumpulkan total aplikasi KPR dan kredit kendaraan bermotor (KKB) sekitar Rp50 triliun,” katanya.
Kredit korporasi menjadi segmen dengan pertumbuhan tertinggi per Juni 2024, naik 19,9 persen yoy mencapai Rp388,6 triliun. Kredit komersial tumbuh 7,9 persen yoy menjadi Rp127,8 triliun, dan kredit UKM naik 12,7 persen yoy hingga menyentuh Rp114,4 triliun.
Sementara itu, portofolio kredit konsumer meningkat 13,6 persen yoy menjadi Rp210,2 triliun, didorong penyaluran KPR yang tumbuh 10,8 persen yoy mencapai Rp126,9 triliun serta pertumbuhan KKB sebesar 18,4 persen yoy menjadi Rp62,1 triliun. Kenaikan outstanding pinjaman konsumer lainnya (sebagian besar kartu kredit) tercatat sebesar 20,2 persen yoy mencapai Rp17,8 triliun.(*)
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.