KABARBURSA.COM - PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), melalui anak usahanya, PT Telkom Data Ekosistem (NeutraDC) akan menyelenggarakan konferensi internasional, NeutraDC Summit 2024.
Acara yang mempertemukan para pelaku industri teknologi dan inovasi digital ini akan membahas mengenai “The Other Side of AI”.
Direktur Group Business Development Telkom, Honesti Basyir menyampaikan pentingnya acara ini sebagai bukti komitmen pihaknya dalam mendorong transformasi digital yang berkelanjutan.
"NeutraDC Summit 2024 akan membahas peran penting pusat data dalam mendukung perkembangan AI yang semakin pesat," kata Honesti dalam keterangannya dikutip, Selasa, 20 Agustus 2024.
Dikatakan Honesti, AI tidak hanya mengubah cara bekerja, tetapi juga membuka peluang baru di berbagai sektor. Menurutnya, infrastruktur digital menjadi pondasi utama untuk mewujudkan potensi tersebut.
Sementara itu CEO NeutraDC, Andreuw menjelaskan bahwa gelaran internasional NeutraDC Summit ini bertujuan untuk terus mendorong diskusi mengenai perkembangan teknologi dunia.
"Tema tahun ini, 'The Other Side of AI', menyoroti tantangan dan peluang yang muncul dari penerapan AI di berbagai sektor. Di satu sisi, AI mendorong otomatisasi dan memperkuat pengambilan keputusan," kata Andreuw.
Namun di sisi lain, lanjut dia, AI juga menghadirkan isu penting seperti etika, privasi, dan keberlanjutan. Andreuw ingin pihaknya memberikan perspektif yang lebih holistik tentang AI, mendorong peserta untuk tidak hanya melihat teknologi ini sebagai sesuatu yang canggih, tetapi juga sebagai entitas yang membutuhkan regulasi dan tanggung jawab sosial.
Andreuw turut menambahkan bahwa acara ini akan memberikan insight dan solusi inovatif untuk masa depan. "
"NeutraDC berkomitmen untuk menjadi yang terdepan dalam menyediakan solusi pusat data yang scalable, aman, dan berkelanjutan," lanjut Andreuw.
Di sisi lain, PT Metrodata Electronic Tbk (MTDL) memproyeksikan bahwa bisnis Artificial Intelligence (AI) akan melesat pesat di masa depan.
Presiden Direktur Metrodata Electronics, Susanto Djaja, menyatakan bahwa sejumlah perusahaan kini mulai mengintegrasikan AI ke dalam operasional bisnis mereka.
“Pertumbuhan bisnis AI ini akan semakin tinggi, terutama karena banyak perusahaan kini tengah mengadopsi solusi AI,” ujar Susanto kepada KabarBursa di Jakarta, Senin, 12 Agustus 2024.
Susanto mencermati bahwa perusahaan-perusahaan di Indonesia kini mulai menyadari pentingnya AI dalam era modern ini. Menurutnya, penerapan AI dapat mempercepat proses bisnis sekaligus membuka peluang baru bagi perusahaan yang memanfaatkannya.
“Jika mereka terus bekerja dengan metode konvensional, mereka akan tertinggal dari perusahaan yang sudah mengadopsi AI,” tegasnya.
Lebih lanjut, Susanto menambahkan bahwa AI akan membuat proses penjualan lebih presisi dan membantu menghindari kelebihan atau kekurangan stok.
“Misalnya, jika perusahaan memiliki banyak outlet, seringkali penjualan tidak merata, yang menyebabkan overstock atau understock. AI dapat membantu mengalokasikan stok ke outlet lain dengan memperhitungkan biaya, yang akan sangat berguna bagi perusahaan yang sebelumnya hanya mengandalkan insting,” jelas dia.
Saham TLKM Dinilai Telah Bangkit dari Sentimen Negatif
PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) menghadapi berbagai tantangan dalam kinerjanya, namun diklaim telah mulai bangkit kembali.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan bahwa TLKM beberapa waktu lalu tengah dibayang-bayangi dengan sentimen dinamika Starlink yang baru masuk ke Indonesia.
“Sentimen Telkom terkait dengan dinamika Starlink di Indonesia, kinerja laporan keuangan, ini kan membuat harga saham Telkom waktu itu mengalami penurunan,” kata dia kepada Kabar Bursa, Senin, 19 Agustus 2024.
Meski begitu, Nafan melihat pergerakan kinerja Telkom pada pekan lalu telah membaik karena sentimen negatif yang disebut di atas, sudah mulai melandai.
“Kalau saya amati Telkom relatif terapresiasi pada pekan lalu ya karena sentimen negatifnya mulai mereda,” ujar Nafan.
Aancaman dan kerentanan data paling umum yang dihadapi perusahaan: