Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Saham-saham LQ45 ini Justru Terbanyak Dilepas Asing

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 20 August 2024 | Penulis: KabarBursa.com | Editor: Redaksi
Saham-saham LQ45 ini Justru Terbanyak Dilepas Asing

KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan penguatan pada awal pekan ini.

Menurut data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG mengalami kenaikan sebesar 34,74 poin atau 0,47 persen, mencapai level 7.466,83 pada penutupan perdagangan, Senin 19 Agustus 2024 kemarin.

Volume perdagangan saham di BEI pada hari yang sama mencapai 15,60 miliar saham dengan nilai transaksi sebesar Rp 9,28 triliun.

Selama kenaikan IHSG, terdapat 318 saham yang mengalami kenaikan, 276 saham yang turun, dan 207 saham yang tetap stagnan.

Investor asing terus melakukan aksi beli bersih dengan total mencapai Rp 599,53 miliar di seluruh pasar. Akumulasi net buy asing dalam sepekan terakhir telah mencapai Rp 2,95 triliun.

Namun, di tengah tren tersebut, terdapat juga penjualan saham oleh investor asing di awal pekan.

Reza Priyambada, Direktur Reliance Sekuritas, menambahkan bahwa kinerja saham yang cenderung bervariasi juga berdampak pada fluktuasi harga saham.

ASII menghadapi penurunan kinerja semesteran, sejalan dengan penurunan penjualan kendaraan dan alat berat. Sementara itu, BUKA menunjukkan pertumbuhan pada pendapatan, namun mengalami penurunan laba bersih akibat biaya operasional yang melonjak.

Penurunan harga saham ini menjadikan valuasi sejumlah emiten blue chip tergolong murah. Cheryl Tanuwijaya, Kepala Riset Mega Capital Sekuritas, menilai bahwa TLKM dan ASII kini berada pada tingkat valuasi yang sangat menarik.

Cheryl menjelaskan bahwa kedua saham ini berada di bawah minus dua standar deviasi dari Price Earning (PE) rata-rata lima tahun terakhir. Meskipun demikian, pilihan sahamnya terfokus pada ASII dan BBRI, karena dampak negatif yang mereka alami lebih bersifat sementara.

ASII tertekan oleh kompetisi ketat dengan kendaraan listrik yang terjangkau dan penurunan daya beli konsumen. Sedangkan BBRI terpengaruh oleh suku bunga tinggi, mengingat portofolio utamanya yang didominasi oleh UMKM, jelasnya.

Dalam perhitungan Cheryl, target harga ASII ditetapkan di Rp 5.600, dengan batas stop loss di Rp 4.500. Sementara untuk BBRI, target harga ada di Rp 6.000 per saham, dengan batas stop loss di Rp 4.500.

Sementara itu, Sukarno Alatas menyatakan bahwa TLKM, BBRI, ASII, dan SMGR secara umum tergolong murah dari segi valuasi jika dibandingkan rata-rata historis. Kiwoom Sekuritas merekomendasikan untuk hold atau beli BBRI dengan target harga Rp 5.700, TLKM di Rp 3.500, ASII di Rp 5.400, dan SMGR di Rp 4.750.

Sementara itu, pilihan saham Reza Priyambada termasuk BBRI dengan target harga Rp 5.650, PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) di Rp 9.300, PT Barito Pacific Tbk (BRPT) di Rp 1.350, dan PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) di Rp 4.530.

Bursa Efek Indonesia (BEI) mengumumkan serangkaian pencapaian signifikan dalam periode perdagangan 12-16 Agustus 2024. Selama lima hari tersebut, bursa saham nasional mencatat beberapa rekor baru, mulai dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga kapitalisasi pasar.

IHSG menorehkan rekor penutupan tertinggi pada level 7.436,039, dengan puncak sepanjang masa (ATH) di angka 7.460,38. Rekor sebelumnya, pada 14 Maret 2024, adalah 7.433,315, seperti yang diungkapkan oleh Sekretaris Perusahaan BEI, Kautsar Primadi Nurahmad, pada Sabtu 17 Agustus 2024.

Kapitalisasi pasar saham juga mencatatkan rekor baru sebesar Rp12.601 triliun, melampaui rekor sebelumnya yang tercatat pada 12 Juli 2024 sebesar Rp12.478 triliun.

Dalam pekan tersebut, BEI juga mencatat penerbitan Obligasi Berkelanjutan I Kereta Api Indonesia Tahap II Tahun 2024 dan Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Kereta Api Indonesia Tahap II Tahun 2024 oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero), yang dicatat pada Senin 12 Agustus 2024.

Pada akhir perdagangan Jumat 16 Agustus 2024 lalu, IHSG ditutup menguat 0,3 persen atau naik 22,58 poin ke posisi 7.432,09. Secara year-to-date (YTD), IHSG telah mencatatkan kenaikan sebesar 2,19 persen.

Namun, penurunan saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) telah menggerus IHSG hingga 115,55 poin. Sepanjang tahun 2024 hingga Jumat 16 Agustus 2024, TLKM merosot sebesar 25,06 persen.

Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang mengalami penurunan 25,63 persen YTD juga memberikan dampak negatif pada IHSG sebesar 85,77 poin. Tak ketinggalan, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) turut menyumbang penurunan IHSG sebesar 68,48 persen.

Selain itu, saham PT Bayan Resources Tbk (BYAN) dan PT Astra International Tbk (ASII) masing-masing telah menggerus IHSG sebesar 45,08 dan 31,46 poin sepanjang tahun ini.

Sukarno Alatas, Kepala Riset Kiwoom Sekuritas, mengungkapkan bahwa penurunan harga saham blue chip umumnya disebabkan oleh faktor fundamental, yaitu kinerja yang tidak sesuai dengan ekspektasi.

Contohnya, TLKM melaporkan peningkatan pendapatan tahunan sebesar 2,47 persen menjadi Rp 75,29 triliun per Juni 2024, namun laba bersihnya justru turun 7,80 persen YoY menjadi Rp 11,76 triliun.

"Selain itu, prospek pelaku pasar yang dianggap bisa mempengaruhi kinerja di masa depan juga menjadi pertimbangan. Faktor valuasi dan teknikal yang dianggap sudah terlalu tinggi turut menjadi penyebab," jelas Sukarno akhir pekan lalu.

Berikut adalah 10 saham dengan net sell terbesar oleh investor asing pada hari Senin 19 Agustus 2024 kemarin:

  1. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) – Rp 161,96 miliar
  2. PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) – Rp 63,2 miliar
  3. PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) – Rp 62,67 miliar
  4. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) – Rp 56,18 miliar
  5. PT Victoria Investama Tbk (VICO) – Rp 44,9 miliar
  6. PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) – Rp 25,32 miliar
  7. PT MNC Land Tbk (KPIG) – Rp 23,9 miliar
  8. PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) – Rp 23,57 miliar
  9. Aspirasi Hidup Indonesia Tbk (ACES) – Rp 12,38 miliar
  10. PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) – Rp 7,09 miliar. (*)