Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Aksi Profit Taking Membayangi IHSG Pekan Ini

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 05 December 2023 | Penulis: KabarBursa.com | Editor: Redaksi
Aksi Profit Taking Membayangi IHSG Pekan Ini

KABARBURSA.COM - Pada penutupan perdagangan kemarin, Senin (4/12/2023), kebahagiaan merayapi pasar keuangan Indonesia. Baik pasar saham maupun nilai tukar rupiah mengakhiri sesi dengan penuh kekuatan. Hari ini, investor menantikan sejumlah data berdampak tinggi yang bisa menggoyangkan kebijakan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat, menginduksi fluktuasi di ranah keuangan. Temukan lebih banyak informasi di halaman tiga newsletter pagi ini.

IHSG Kembali Menerangi Pasar

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menorehkan catatan positif pada perdagangan Senin (4/12/2023). Sentimen positif di pasar global dan praktik window dressing turut menguatkan IHSG.

IHSG berakhir dengan kenaikan 0,48 persen, mencapai 7.093,6 poin. IHSG bahkan menembus level psikologis 7.100 pada sesi pertama. Namun, kegembiraan ini bersifat singkat.

Transaksi IHSG mencapai sekitar Rp 13 triliun pada penutupan, melibatkan 34 miliar saham dalam 1,4 juta kali transaksi. Dari saham yang diperdagangkan, 257 menguat, 297 melemah, dan 214 stagnan.

Sektor teknologi menjadi penopang terkuat IHSG, mencapai 1,29 persen.

Peningkatan data ekonomi global, dari meredanya inflasi negara maju hingga harapan penurunan suku bunga global, menjadi pendorong kembalinya semangat IHSG.

Penguatan ini juga terkait dengan arus dana investor asing yang terus mengalir ke pasar keuangan Indonesia. Data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan pembelian bersih asing sebesar Rp 214,05 miliar hingga Jumat pekan lalu.

Menurut Bank Indonesia (BI), pada periode 27-30 November, investor asing melakukan net buy sebesar Rp 15,92 triliun, yang merupakan rekor tertinggi sepanjang tahun 2023.

Dana asing mengalir deras setelah pasar semakin yakin bahwa Federal Reserve (The Fed) Amerika Serikat akan merelaksasi kebijakan moneter. Faktor ini tercermin dalam prediksi CME FedWatch yang menunjukkan 97,1 persen pelaku pasar meyakini The Fed akan mempertahankan suku bunga pada Desember, tetap di kisaran 5,25-5,50 persen hingga akhir tahun.

Keyakinan tersebut mendorong prediksi bahwa The Fed akan melakukan pemotongan suku bunga pada Maret 2024. Sentimen positif ini muncul setelah melambatnya inflasi AS dan data Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) AS.

Arus dana asing yang masuk juga memberikan dorongan pada nilai tukar rupiah. Rupiah ditutup menguat di level Rp15.450/US$ atau mengapresiasi sebesar 0,19 persen, sejalan dengan penguatan pada Jumat (1/12/2023) sebesar 0,16 persen.