Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Peluang Bitcoin Menghijau di Tengah Memerahnya Pasar Kripto

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 19 August 2024 | Penulis: Yunila Wati | Editor: Redaksi
Peluang Bitcoin Menghijau di Tengah Memerahnya Pasar Kripto

KABARBURSA.COM - Pasar kripto mengalami tekanan pada Senin, 19 Agustus 2024, dengan Bitcoin mengalami penurunan 1,82 persen ke level USD58.425,62. Meskipun secara mingguan Bitcoin masih berada di zona merah dengan penurunan 0,55 persen, beberapa indikator menunjukkan bahwa pemulihan harga semakin dekat.

Ethereum sedikit menguat 0,02 persen dalam 24 jam terakhir dan mencatatkan kenaikan sebesar 2,31 persen dalam sepekan. Sebaliknya, XRP melemah 0,39 persen secara harian, meskipun masih mencatatkan apresiasi 1,54 persen dalam sepekan. Dogecoin turun lebih tajam, mengalami penurunan 2,57 persen dalam 24 jam dan terkoreksi 1,24 persen dalam tujuh hari terakhir.

CoinDesk Market Index (CMI), yang mengukur kinerja kapitalisasi pasar dari aset digital, turun 1,07 persen menjadi 2.192,72, sementara nilai open interest pasar kripto juga terdepresiasi 0,83 persen menjadi USD52,13 miliar. Indeks Fear & Greed menunjukkan angka 45, yang mencerminkan fase netral di pasar kripto, mencerminkan ketidakpastian di kalangan investor.

Menurut Cointurk News, sejak Mei 2024, Bitcoin belum berhasil melewati level USD70.000, dan sempat berada di bawah level USD50.000 pada awal Agustus. Namun, indikator seperti rasio kerugian investor yang telah menurun ke level terendah sejak awal tahun menunjukkan potensi pemulihan.

Rasio nilai pasar terhadap nilai terealisasi (MVRV) juga mencerminkan pola serupa, dengan level rendah yang menunjukkan peluang untuk rebound. Selain itu, cadangan penambang Bitcoin telah meningkat kembali ke 1,91 juta, menandakan bahwa para penambang mulai kembali ke fase akumulasi.

Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Bitcoin (BTC) kembali melemah, turun 0,58 persen dalam 24 jam terakhir, namun masih mencatatkan kenaikan tipis sebesar 0,06 persen secara mingguan. Saat ini, Bitcoin diperdagangkan di level USD 59.052 atau sekitar Rp926,5 juta per koin (asumsi kurs Rp15.690 per dolar AS).

Ethereum (ETH) menunjukkan tren positif dengan kenaikan 0,89 persen dalam sehari terakhir dan 2,60 persen selama sepekan. Harga ETH saat ini berada di level Rp41,2 juta per koin.

Binance Coin (BNB) mengalami penurunan 1,55 persen dalam 24 jam terakhir, namun masih naik 5,63 persen dalam sepekan. Harga BNB kini di level Rp8,37 juta per koin.

Cardano (ADA) juga berada di zona hijau dengan kenaikan 0,14 persen dalam 24 jam terakhir dan 2,17 persen dalam sepekan, diperdagangkan di level Rp5.279 per koin.

Solana (SOL) menguat 1,47 persen dalam sehari dan 1,23 persen sepekan, dengan harga Rp2,25 juta per koin. XRP naik tipis 0,41 persen dalam 24 jam dan 2,77 persem dalam sepekan, dengan harga Rp8.907 per koin. Dogecoin (DOGE) kembali melemah, turun 1,89 persen dalam 24 jam terakhir dan 0,08 persen sepekan, diperdagangkan di level Rp1.581 per token.

Stablecoin seperti Tether (USDT), USD Coin (USDC), dan Binance USD (BUSD) semuanya menguat 0,01 persen dalam 24 jam terakhir, dengan harga masing-masing bertahan di level USD1,00.

Kapitalisasi pasar kripto secara keseluruhan menguat sekitar 0,18 persen dalam sehari terakhir, mencapai USD2,09 triliun atau setara dengan Rp32.792 triliun.

Masih Menanti Pemangkasan Suku Bunga

Harga Bitcoin (BTC) mengalami pergerakan yang signifikan dalam beberapa hari terakhir setelah data Indeks Harga Konsumen (CPI) Amerika Serikat untuk Juli dirilis.

Sebelum data inflasi diumumkan, harga BTC sempat mencapai USD61.000 karena investor, baik institusi maupun ritel, aktif melakukan akumulasi. Namun, setelah data tersebut dirilis, harga Bitcoin menurun hingga mencapai USD58.885.

Inflasi tahunan CPI AS turun menjadi 2,9 persen dari 3 persen pada bulan Juni, berdasarkan data dari Biro Statistik Tenaga Kerja AS. Di sisi lain, inflasi inti CPI AS telah turun selama empat bulan berturut-turut, mencapai 3,2 persen, angka terendah sejak Maret 2021.

Analis Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, menjelaskan bahwa penurunan inflasi saat ini sebenarnya membuka peluang bagi Federal Reserve (The Fed) untuk mempertimbangkan pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat. Meski demikian, Fyqieh menekankan bahwa keputusan tersebut masih akan sangat bergantung pada data pekerjaan dan inflasi Personal Consumption Expenditures (PCE) yang akan dirilis dalam beberapa waktu mendatang.

Menurut Fyqieh, pasar telah mulai memperkirakan bahwa The Fed mungkin akan mengambil langkah lebih agresif dalam menurunkan suku bunga pada bulan September, terutama jika data ekonomi mendukung. Suku bunga yang lebih rendah sering kali mendorong minat investor terhadap aset berisiko seperti Bitcoin, karena penurunan imbal hasil dari instrumen yang lebih aman seperti obligasi pemerintah membuat aset-aset tersebut menjadi lebih menarik.

Fyqieh juga mencatat bahwa sentimen pasar terhadap Bitcoin dan aset kripto lainnya bisa semakin positif jika The Fed memberikan sinyal lebih kuat terkait pelonggaran kebijakan moneternya. Dalam kondisi seperti ini, investor cenderung mencari alternatif investasi dengan potensi keuntungan lebih tinggi, dan Bitcoin sering kali menjadi salah satu pilihan utama. Namun, Fyqieh juga memperingatkan bahwa volatilitas di pasar kripto tetap harus diwaspadai, terutama dengan ketidakpastian ekonomi global yang masih tinggi.

Menurut data CME FedWatch, ada kemungkinan 50 persen bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga sebesar 50 bps pada bulan September, dan bahkan ada kemungkinan penurunan total sebesar 100 bps sepanjang tahun ini.

Sentimen Negatif yang Menekan Bitcoin Meskipun data inflasi AS yang positif seharusnya memberikan sinyal pemulihan bagi pasar kripto, sentimen negatif tetap membayangi pergerakan Bitcoin. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah berita tentang pemerintah AS yang memindahkan 10.000 BTC ke Coinbase Prime.

Bitcoin tersebut diduga berasal dari kasus Silk Road dan disita oleh otoritas AS setelah transfer Bitcoin senilai USD2 miliar sebelumnya pada bulan Juli. Akibat berita ini, harga Bitcoin langsung turun, meskipun sempat naik sebelum rilis data inflasi AS.(*)