KABARBURSA.COM - Menyusul PT Indosat Tbk, sejumlah emiten di pasar modal akan melakukan stock split atau aksi pemecahan saham. Mereka adalah PT MNC Digital Entertainment Tbk (MSIN) dan PT Lippo General Insurance Tbk (LPGI). Apa yang dilakukan para emiten ini merupakan langkah strategis yang banyak diperhatikan oleh pelaku pasar.
Berikut ini jadwal pemecahan saham yang akan dilakukan MSIN, ISAT, dan LPGI:
Sebelum ketiga emiten tersebut, beberapa emiten lain sudah lebih dulu melaksanakan aksi stock split tahun ini, seperti PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) dan PT Indospring Tbk (INDS) dengan rasio 1:10, serta PT Panca Budi Idaman Tbk (PBID) yang melakukan stock split dengan rasio 1:4.
Riska Afriani, pengamat dan praktisi pasar modal, melihat bahwa aksi stock split adalah langkah yang wajar dan sering dilakukan oleh emiten untuk meningkatkan likuiditas saham mereka. Terlebih lagi, dengan semakin banyaknya investor muda, terutama Gen Z, yang mulai mendominasi pasar modal, stock split menjadi langkah yang tepat untuk menarik lebih banyak kalangan investor.
"Strategi ini dapat menjangkau lebih banyak investor, tetapi pada akhirnya kembali pada preferensi masing-masing investor," ujar Riska.
Sukarno Alatas, Head of Equity Research di Kiwoom Sekuritas Indonesia, menambahkan bahwa daya tarik saham yang akan atau telah melakukan stock split tergantung pada kondisi fundamental, kinerja keuangan, dan valuasi saham tersebut, serta sentimen di sektor industrinya.
Analis Stocknow.id, Abdul Haq Alfaruqy, menyebutkan bahwa stock split mempermudah akses investor dalam membeli saham, terutama saham yang harganya sudah tinggi, seperti DSSA yang pernah menjadi saham termahal di Bursa Efek Indonesia. Setelah melakukan stock split, DSSA mengalami lonjakan transaksi dan penguatan harga yang signifikan. Hingga 16 Agustus, harga saham DSSA tercatat di Rp40.350 per saham, naik 404,38 persen secara year to date.
Namun, Abdul Haq juga mengingatkan bahwa stock split tidak selalu langsung meningkatkan likuiditas atau mendorong harga saham emiten.
"Pada akhirnya, minat investor terhadap fundamental dan teknikal saham itulah yang menentukan," katanya.
William Hartanto, Founder WH-Project, melihat bahwa biasanya tren harga saham sebelum dan sesudah stock split cenderung selaras.
"Respons positif biasanya sudah terlihat sebelum split, dan tren harga berlanjut setelahnya," jelas William.
Oleh karena itu, menurutnya, pelaku pasar perlu memperhatikan tren awal emiten sebelum melakukan stock split.
Di antara emiten yang akan stock split, William menilai ISAT dan MSIN menarik untuk dikoleksi dengan strategi trading buy, sementara untuk LPGI, strategi wait and see lebih disarankan.
Kepala Riset FAC Sekuritas Indonesia, Wisnu Prambudi Wibowo, menilai bahwa ketiga emiten yang akan melakukan stock split, yaitu ISAT, MSIN, dan LPGI, menunjukkan kinerja yang positif pada semester pertama 2024, sehingga ada peluang bagi pelaku pasar untuk merespons secara positif terhadap aksi korporasi ini.
Abdul Haq memberikan rekomendasi beli untuk saham ISAT dengan target harga di kisaran Rp11.925 hingga Rp12.325 dan stoploss di area Rp10.800. Sukarno Alatas juga optimis terhadap ISAT, memprediksi potensi kenaikan hingga 10 persen, sementara untuk MSIN, ia menyarankan wait and see.
PT Indosat Tbk (ISAT) berencana akan melakukan pemecahan nilai saham atau stock split dengan rasio 1:4 untuk semua saham seri B perusahaan, yang saat ini berjumlah 8,06 juta saham.
Sebagai ilustrasi, jika mengacu pada harga saham ISAT pada penutupan perdagangan Jumat, 9 Agustus 2024 yang sebesar Rp10.200, maka setelah pemecahan saham (stock split), harga saham perusahaan telekomunikasi tersebut akan turun menjadi Rp2.550.
“Perusahaan berencana melakukan pemecahan saham untuk mengatasi rendahnya likuiditas saham. Dengan pemecahan saham, perusahaan berharap dapat meningkatkan likuiditas dan menarik minat investor ritel, terutama investor muda,” ungkap manajemen Indosat dalam pernyataan resminya kepada otoritas bursa yang dikutip, Minggu, 11 Agustus 2024.
Indosat menyatakan telah mengajukan permohonan persetujuan prinsip pemecahan saham ke Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 15 Juli 2024 lalu. Dan, telah mendapat persetujuan prinsip dari BEI pada tanggal 2 Agustus 2024.
Kemudian, tanggal 4 Agustus 2024, ISAT memberitahukan agenda rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK).(*)