Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Kejar Target PHE, Temukan Cadangan Minyak Baru

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 18 August 2024 | Penulis: KabarBursa.com | Editor: Redaksi
Kejar Target PHE, Temukan Cadangan Minyak Baru

KABARBURSA.COM - PT Pertamina Hulu Energi (PHE) intensifkan upaya eksplorasi untuk meningkatkan kinerja produksi minyak dan gas bumi (migas).

Corporate Secretary PHE, Arya Dwi Paramita, mengungkapkan bahwa awal tahun ini, perusahaan berhasil menemukan cadangan migas baru melalui pengeboran di Sumur Anggrek Violet (AVO)-001 di Sumatera Selatan, sumur Pinang East (PNE)-1 di Riau, dan sumur Julang Emas (JLE)-001 di Sulawesi Tengah.

Selama periode Januari hingga Juni 2024, PHE mencatat produksi migas sebesar 1,05 juta BOEPD (barel setara minyak per hari), dengan rincian produksi minyak sebesar 556 ribu BOPD (barel minyak per hari) dan gas sebesar 2,86 miliar SCFD (standar kaki kubik per hari), ujar Arya Dwi Paramita dalam rilis pers, Sabtu (17/8).

Kontribusi signifikan juga datang dari PT Pertamina Hulu Rokan (PHR), yang menemukan cadangan migas baru di Blok Rokan dengan potensi produksi mencapai 3.000 BOPD. PHR melakukan pengeboran Sumur Eksplorasi Astrea-1 di Kecamatan Tanah Putih, Kabupaten Rokan Hilir, Riau, serta melaksanakan proyek Multi Stage Fracturing (MSF) pada sumur horizontal di lapangan Kotabatak, Kabupaten Kampar, Riau.

Dengan inovasi ini, PHR berhasil melakukan eksekusi sumur MSF Kotabatak yang menghasilkan produksi di atas 500 BOPD. Proyek MSF pada sumur horizontal ini dikerjakan selama kurang lebih tiga bulan sejak April 2024 dan mulai diproduksikan pada 27 Juli 2024.

Di sisi lain, Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) terus mengoptimalkan potensi cadangan migas domestik. Salah satu strategi yang diterapkan adalah mengaktifkan kembali platform LES yang terletak 25 kilometer lepas pantai Cilamaya, Kabupaten Karawang. Platform ini diperkirakan menyimpan potensi minyak sebesar 0,34 Million Stock Tank Barrels (MMSTB) dan gas sebesar 24,23 Billion Standard Cubic Feet (BSCF).

Dari wilayah Kalimantan, PT Pertamina Hulu Mahakam baru-baru ini meresmikan tiga proyek di wilayah kerja Mahakam, yakni Proyek Bekapai Artificial Lift (Bekapai AL), Proyek Peciko 8A, dan 8B. Tiga proyek ini diharapkan dapat menambah kapasitas produksi gas sebesar 36 MMSCFD serta minyak dan kondensat sebesar 16.000 BOPD, dengan puncak produksi gas mencapai 11,9 MMSCFD dan minyak serta kondensat sebesar 2.025 BOPD.

Dalam mendukung transisi energi ke gas, PHE melalui anak usahanya, PT Badak NGL, meluncurkan inovasi di Kilang LNG Bontang, Kalimantan Timur melalui program LPG Production Booster System (LPBS). Program ini berhasil meningkatkan produksi LPG hingga 323 persen, mengurangi ketergantungan pada impor nasional.

Di wilayah Indonesia Timur, Pertamina EP Donggi Matindok Field memulai pengeboran sumur eksplorasi Tedong (TDG)-001 sebagai bagian dari Sulawesi Drilling Campaign Regional Indonesia Timur Subholding Upstream Pertamina. PHE juga menyelesaikan survei seismik 3D Offshore di wilayah Bone seluas 821 km² dalam 37 hari, serta Southeast (SE) Seram seluas 700 km² dalam 60 hari, bekerja sama dengan PT Elnusa Tbk dan China Oilfield Services Ltd.

PT Pertamina Internasional Eksplorasi dan Produksi (PIEP), PT Elnusa Tbk, dan Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI) telah menandatangani MoU kerja sama internasional untuk meningkatkan sinergi dan memberdayakan anak perusahaan hulu. PIEP, yang merupakan Regional Internasional Subholding Upstream Pertamina, membuka kantor cabang baru di Dubai, Uni Emirat Arab pada 2 Juli 2024. Kantor ini adalah cabang ketiga PIEP di luar negeri, setelah sebelumnya di Algeria dan Kuala Lumpur.

Di Timur Tengah, Pertamina beroperasi di Irak dengan kepemilikan 20 persen hak partisipasi di Blok West Qurna 1, menyumbang sekitar 70 persen dari total produksi PIEP. Blok minyak ini terletak di bagian selatan Irak, dekat Basra.

Pada awal tahun 2024, Subholding Upstream melalui PT Pertamina Malaysia Eksplorasi Produksi (PMEP) bersama mitra memenangkan lelang blok eksplorasi SK510 dalam Malaysia Bid Round (MBR) 2023, sebagai bagian dari investasi luar negeri untuk mendukung kinerja finansial dan pertumbuhan perusahaan.

Arya menegaskan, PHE berkomitmen untuk terus menjalankan praktik bisnis sesuai dengan tren investasi berkelanjutan dan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) serta mengutamakan keselamatan.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, mengungkapkan bahwa pencapaian target produksi minyak sebesar 1 juta barel per hari (bph) pada tahun 2030 mungkin akan menghadapi tantangan berat. Hal ini disebabkan oleh penurunan produksi minyak yang terus berlanjut saat ini.

Meski demikian, pemerintah tetap optimis dapat memenuhi target tersebut melalui pencarian cadangan Migas Non-Konvensional (MNK). Salah satu langkahnya adalah pengeboran perdana sumur MNK Gulamo di Blok Rokan.

Sebelumnya, Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, menyatakan bahwa telah dilakukan diskusi dengan para ahli mengenai target 1 juta bph untuk 2030. Berdasarkan pembicaraan tersebut, target ini kemungkinan akan diundur menjadi tahun 2032 atau 2033.

"Diharapkan angka 1 juta barel tetap menjadi milestone, dengan penyesuaian waktu sekitar 2-3 tahun. Kebutuhan memang meningkat, namun waktunya yang mungkin bergeser," ujar Dwi usai Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VII DPR RI,  Maret 2024 lalu.

Dwi menambahkan, tinjauan terhadap target 1 juta barel perlu mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk dampak pandemi Covid-19 dan kondisi geopolitik yang telah memengaruhi produksi domestik.

"Ketika kami merencanakan pada 2019, pandemi Covid-19 yang terjadi pada 2020 mengganggu kegiatan di lapangan, yang menyebabkan pencapaian tidak sesuai harapan. Kami perlu melakukan evaluasi kembali, karena kondisi geopolitik juga sangat mempengaruhi," jelas Dwi.

Sementara itu, Anggota Komisi VII DPR RI, Ramson Siagian, menilai bahwa target produksi minyak mentah sebesar 1 juta barel per hari pada 2030 tidak realistis. Penurunan lifting minyak mentah dalam negeri dari tahun ke tahun menjadi faktor utama.

"Saya usulkan agar target 2030 untuk lifting minyak diubah. Target 1 juta barel per hari pada tahun 2030 sebaiknya tidak dilanjutkan. Harus ada evaluasi lebih realistis, seperti menurunkan target menjadi 800-850 ribu barel per hari," tegas Ramson dalam RDP Komisi VII dengan SKK Migas, di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu 13 Maret 2024.

Ramson menekankan perlunya penyesuaian target dengan margin of error yang lebih kecil, agar perencanaan tidak meleset dari kenyataan. (*)