KABARBURSA.COM - Kondisi Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG hari ini terancam gangguan profit taking. Phintraco Sekuritas memprediksi IHSG diperkirakan bergerak dalam kisaran resistance di 7.450, pivot di 7.400, dan support di 7.340. Dalam situasi ini, Phintraco Sekuritas melihat adanya peluang cuan di lima saham pilihan, salah satunya adalah ANTM.
Profit taking, atau yang dikenal juga dengan istilah take profit, merupakan tindakan menjual saham yang telah dibeli atau dimiliki ketika harga saham tersebut mencapai level target yang telah direncanakan sebelumnya. Langkah ini menjadi esensial dalam investasi maupun trading, karena take profit merupakan tujuan utama dari kedua aktivitas ini.
Dalam dunia investasi saham, keputusan untuk melakukan profit taking sama pentingnya dengan keputusan untuk membeli saham. Menentukan kapan waktu yang tepat untuk mengambil keuntungan sangat bergantung pada profil Anda sebagai investor atau trader, karena hal ini terkait dengan jangka waktu investasi. Seorang trader mungkin cenderung melakukan take profit dalam jangka pendek, sementara seorang investor yang berorientasi jangka panjang akan mempertimbangkan potensi pertumbuhan saham sebelum mengambil keuntungan.
Dalam risetnya, Phintraco Sekuritas menjelaskan bahwa IHSG saat ini rentan terhadap pullback akibat aksi profit taking jangka pendek. "Secara teknikal, koreksi yang terjadi pada Kamis, 15 Agustus 2024, membuka peluang pembentukan death cross di area oversold pada indikator Stochastic RSI, serta adanya strong resistance di level 7.450," tulis Phintraco Sekuritas.
Phintraco juga mencatat bahwa pergerakan IHSG di hari sebelumnya mencerminkan respons pasar yang beragam terhadap data ekonomi domestik. Neraca Perdagangan Indonesia (NPI) mengalami penurunan signifikan, dari USD2,39 miliar di Juni 2024 menjadi USD470 juta pada Juli 2024.
Meski demikian, Phintraco Sekuritas menambahkan bahwa penurunan ini diimbangi oleh peningkatan nilai ekspor dan impor yang jauh melebihi ekspektasi pasar. Nilai ekspor tumbuh 6,46 persen year-on-year (yoy) pada Juli 2024, dibandingkan dengan ekspektasi 3,85 persen yoy. Di sisi lain, nilai impor melonjak 11,07 persen yoy, jauh di atas ekspektasi pasar yang hanya sebesar 0,04 persen yoy.
"Peningkatan nilai ekspor ini sejalan dengan perbaikan data ekspor yang sebelumnya dicatatkan oleh China," tambah Phintraco.
Selain itu, dari sisi domestik, pasar kini mengantisipasi keputusan suku bunga Bank Indonesia (BI) yang akan diumumkan pekan depan. Ada spekulasi bahwa BI mungkin akan mengambil langkah lebih awal untuk memangkas suku bunga, mendahului pemangkasan suku bunga acuan The Fed yang diperkirakan akan terjadi pada September 2024.
"Hal ini membuat pasar berspekulasi bahwa BI berpeluang memangkas suku bunga acuan dalam pertemuan tersebut," jelas Phintraco Sekuritas.
Untuk mengoptimalkan peluang cuan, Phintraco Sekuritas merekomendasikan lima saham yang dianggap menjanjikan, yaitu ANTM, INCO, TINS, PANI, dan JPFA.
Emiten produsen emas, PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM), menunjukkan kinerja yang mengesankan pada kuartal II/2024 dengan mencatatkan laba bersih sebesar Rp1,31 triliun, mengalami lonjakan hingga 450 persen secara kuartalan (QoQ). Peningkatan luar biasa ini didorong oleh penjualan yang melonjak sebesar 68 persen dari Rp8,62 triliun pada kuartal pertama menjadi Rp14,56 triliun pada kuartal kedua.
Jika ditelusuri lebih lanjut, segmen emas masih menjadi kontributor utama, dengan menyumbang 77 persen dari total pendapatan perusahaan, atau sekitar 77,10 persen. Segmen emas juga terus mencatatkan pertumbuhan yang atraktif, dengan kenaikan lebih dari 40 persen QoQ.
Yang paling mencolok adalah pertumbuhan di segmen nikel. Pada kuartal II/2024, pendapatan dari segmen ini melonjak hingga 434 persen secara kuartalan, mencapai Rp2,95 triliun.
Rincian lengkap dari kinerja berbagai segmen ANTM menunjukkan diversifikasi yang kuat dalam portofolio perusahaan, yang tidak hanya bergantung pada penjualan emas, tetapi juga pada segmen lainnya seperti nikel yang menunjukkan pertumbuhan pesat. Kinerja ini menunjukkan bagaimana ANTM berhasil memanfaatkan peluang di berbagai lini bisnisnya untuk memperkuat posisi di pasar.
Pada pembukaan perdagangan hari ini, mencatatkan kenaikan sebesar 0,52 persen menjadi Rp3.830 per lembar saham, dari sebelumnya Rp3.810 per lembar saham.
Vale Indonesia adalah perusahaan tambang dan pengolahan nikel terintegrasi yang beroperasi di Blok Sorowako, Desa Sorowako, Kecamatan Nuha, Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan. Sebagai salah satu pemain utama dalam industri nikel di Indonesia, PT Vale Indonesia merupakan bagian dari Vale, perusahaan multinasional asal Brasil yang dikenal sebagai salah satu perusahaan tambang terbesar di dunia.
Operasi Vale Indonesia mencakup penambangan, pengolahan, dan produksi nikel yang digunakan dalam berbagai aplikasi industri, termasuk pembuatan baterai untuk kendaraan listrik. Dengan cadangan nikel yang melimpah di kawasan Sorowako, PT Vale Indonesia memainkan peran penting dalam memenuhi kebutuhan nikel global, terutama dalam mendukung peralihan dunia menuju energi yang lebih bersih dan ramah lingkungan.
Melalui pengelolaan sumber daya yang berkelanjutan, perusahaan ini terus berkontribusi terhadap pertumbuhan industri nikel di Indonesia sekaligus memperkuat posisinya sebagai salah satu pemimpin di sektor tambang global.
Kinerja PT Timah Tbk (TINS) diproyeksikan akan terus menunjukkan tren positif sepanjang 2024. Produsen timah milik negara ini berhasil mencatatkan peningkatan signifikan dalam produksi pada semester pertama tahun ini, yang secara langsung mendorong pertumbuhan di berbagai aspek bisnisnya.
Pendapatan PT Timah mengalami kenaikan sebesar 14,25 persen secara tahunan (YoY), dari Rp4,56 triliun pada semester I-2023 menjadi Rp5,21 triliun pada semester I-2024. Lebih mengesankan lagi, perusahaan ini mampu mengurangi beban pokok pendapatannya sebesar 4,08 persen, yang turun menjadi Rp3,99 triliun. Hal ini menghasilkan laba bruto sebesar Rp1,21 triliun, meningkat drastis hingga 198,18 persen dibandingkan Rp407,15 miliar yang dicatatkan pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Laba bersih PT Timah mencatat lonjakan luar biasa, tumbuh sebesar 2.571,95 persen secara tahunan, dari Rp16,26 miliar menjadi Rp434,46 miliar pada semester I-2024. Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Timah, Fina Eliani, menyatakan bahwa keberhasilan ini tidak lepas dari perbaikan tata kelola pertambangan dan kegiatan niaga timah di Indonesia, yang semakin efisien dan terstruktur.
Dengan momentum kuat ini, PT Timah tampaknya siap melanjutkan performa positifnya sepanjang tahun 2024, didukung oleh optimalisasi operasional dan pengelolaan sumber daya yang lebih baik.(*)