KABARBURSA.COM - PT Bumi Resources (BUMI) mencatatkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk USD84,91 juta sepanjang semester I-2024. Angka tersebut naik tipis 3,76 persen dari sebelumnya USD81,82 juta pada periode yang sama tahun lalu.
Kenaikan laba per saham tersebut menjadi USD0,23 per 30 Juni 2024. Dari sebelumnya USD0,35 per akhir Juni 2023 silam. Namun di sisi kenaikan laba, justru pendapatan Bumi Resources (BUMI) melemah ke USD 595,84 juta pada Januari hinggq Juni 2024.Angka tersebut turun dibandingkan periode semester I-2023 di posisi USD 886,27 juta.
Adapun beban pokok pendapatan Bumi Resources juga menjadi USD542,09 juta. Dari sebelumnya USD 777,61 juta di periode enam bulan pertama tahun lalu. Selain itu, laba bruto Bumi Resources melemah ke USD 53,74 juta di paruh pertama tahun ini. Di periode yang sama tahun lalu angka laba bruto sebesar USD108,65 juta.
Dari segi lainnya, laba usaha BUMI menurun ke level USD12,31 juta di periode enam bulan pertama 2024. Sedangkan di semester I-2023 nilainya USD 68,32 juta
Sebelumnya, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) bersama dengan unit usahanya, PT Kaltim Prima Coal (KPC) dan PT Arutmin Indonesia (Arutmin), meraih tiga penghargaan bergengsi dalam ajang Anugerah Ekonomi Hijau 2024 yang diselenggarakan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) di Jakarta pada 30 Juli 2024.
Direktur PT Bumi Resources Tbk, Dileep Srivastava, menyatakan, BUMI bersama anak perusahaannya, KPC dan Arutmin, berkomitmen tinggi dalam mitigasi perubahan iklim melalui upaya penurunan emisi yang dihasilkan dari operasionalnya.
“Komitmen BUMI terlihat dari laporan keberlanjutan BUMI yang disusun sesuai dengan standar nasional dan internasional, dan untuk menjaga kredibilitas, laporan keberlanjutan BUMI diberikan jaminan oleh pihak ketiga yang independen,” ungkap manajemen BUMI.
Penghargaan yang didapatkan, yaitu:
Selain itu, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) juga optimistis kinerja operasional pada tahun ini dapat tercapai seiring capaian positif sepanjang kuartal I 2024.
Direktur dan Sekretaris Perusahaan BUMI Dileep Srivastava mengatakan, membukukan produksi 19,5 juta ton atau tumbuh 21 persen dari raihan periode sama di tahun sebelumnya yang sebesar 16,1 juta ton. Raihan ini terdiri dari produksi PT Kaltim Prima Coal (KPC) sebesar 14,5 juta ton dan PT Arutmin Indonesia sebesar 5,1 juta ton.
"Dari jumlah tersebut, kami merencanakan 70 persen untuk ekspor dan memasok 30 persen untuk pasar domestik," tulis manajemen BUMI.
Untuk tahun ini BUMI membidik produksi batubara mencapai 80 juta ton dimana sebanyak 70 persen di antaranya untuk pasar ekspor.
Adapun sejumlah faktor yang mempengaruhi pasar ekspor antara lain keseimbangan pasokan dan permintaan batubara, harga batubara, biaya bahan bakar hingga efisiensi modal kerja.
"Salah satu faktor paling penting (mempengaruhi kinerja) yakni kelebihan pasokan secara global," tutupnya.
PT Bumi Resources Tbk (BUMI) didirikan pada tahun 1973 sebagai bagian dari Grup Bakrie, dan sejak itu berkembang menjadi salah satu perusahaan pertambangan terbesar di Indonesia. Awalnya, kegiatan perusahaan mencakup deposit batu bara serta eksplorasi dan eksploitasi minyak. Seiring waktu, BUMI bertransformasi menjadi perusahaan induk yang memiliki sejumlah anak perusahaan yang bergerak di sektor pertambangan, khususnya batu bara.
BUMI menjadi salah satu produsen batu bara terkemuka di Indonesia melalui anak perusahaannya seperti PT Kaltim Prima Coal (KPC) dan PT Arutmin Indonesia. Kedua perusahaan ini berperan penting dalam produksi batu bara dengan kapasitas besar yang diekspor ke berbagai negara. Fokus utama BUMI adalah pada penambangan batu bara termal, yang merupakan komoditas penting untuk pembangkit listrik di seluruh dunia.
Perusahaan ini terus memperluas operasi dan kapasitas produksinya melalui investasi dalam teknologi dan efisiensi operasional. Selain batu bara, BUMI juga telah melakukan diversifikasi ke sektor energi lainnya, termasuk eksplorasi minyak dan gas.
PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mencatatkan peningkatan laba periode berjalan sebesar 3,76 persen pada semester I-2024, mencapai USD84,91 juta. Namun, pendapatan perusahaan menurun tajam menjadi USD595,84 juta dibandingkan dengan USD886,27 juta pada periode yang sama tahun lalu. Beban pokok pendapatan juga menurun, tetapi laba bruto dan laba usaha mengalami penurunan signifikan.
Meskipun menghadapi penurunan pendapatan, BUMI optimistis dengan target produksi batu bara 2024 yang mencapai 80 juta ton, dengan 70 persen untuk pasar ekspor. Selain itu, BUMI bersama anak perusahaannya, KPC dan Arutmin, meraih penghargaan Anugerah Ekonomi Hijau 2024 atas komitmen terhadap konservasi lingkungan dan mitigasi perubahan iklim.(*)