Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

BMRI Catatkan Penyaluran Kredit Capai Rp1.532 Triliun di Q2

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 15 August 2024 | Penulis: Pramirvan Datu | Editor: Redaksi
BMRI Catatkan Penyaluran Kredit Capai Rp1.532 Triliun di Q2

KABARBURSA.COM - Bank Mandiri mencatatkan penyaluran kredit sebesar Rp1.532 triliun pada kuartal II 2024, tumbuh 20,5 persen secara year on year (YoY), jauh melampaui rata-rata industri perbankan yang berada di angka 12,36 persen.

Berdasarkan laporan keuangan, kinerja positif tersebut didorong oleh konsistensi Bank Mandiri dalam menjaga dua segmen utama kreditnya: wholesale dan retail. Strategi pertumbuhan di segmen retail ditempuh melalui pendekatan ecosystem approach dan pemanfaatan sektor unggulan di setiap wilayah.

Di segmen korporasi, Bank Mandiri mencatatkan lonjakan penyaluran kredit sebesar 29,7 persen YoY, mencapai Rp561 triliun pada kuartal II 2024. Pertumbuhan serupa juga terlihat di segmen komersial, yang naik 21,7 persen menjadi Rp262 triliun, dan segmen konsumer yang meningkat 9,02 persen ke Rp116 triliun. Sementara itu, kredit untuk UMKM juga tumbuh 6,3 persen menjadi Rp127 triliun.

Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi, menegaskan bahwa pertumbuhan kredit di segmen korporasi menjadi kontributor utama dalam kinerja perusahaan sepanjang paruh pertama 2024. "Fokus kami adalah memperluas ekosistem dan mengoptimalkan potensi di setiap wilayah untuk menjawab kebutuhan masyarakat dan nasabah," ujar Darmawan.

Penyaluran kredit investasi juga terus menunjukkan tren positif seiring dengan pemulihan ekonomi yang mendorong peningkatan permintaan kredit. Hingga akhir Juni 2024, total kredit investasi Bank Mandiri mencapai Rp528,69 triliun, tumbuh 24,32 persen YoY. Sektor manufaktur, perdagangan, dan jasa menjadi pendorong utama pertumbuhan ini.

Bank Mandiri optimistis dapat mencapai target pertumbuhan kredit di kisaran 16-18 persen hingga akhir tahun, dengan tetap berpegang pada prinsip kehati-hatian untuk menjaga kualitas kredit. Strategi yang diambil meliputi pengembangan teknologi, digitalisasi, penguatan kolaborasi, serta optimalisasi ekosistem bisnis di setiap wilayah.

Kinerja positif tersebut juga ditunjang oleh pengelolaan kualitas kredit yang baik, terutama di tiga indikator utama: non-performing loan (NPL), coverage ratio, dan loan-to-deposit ratio (LDR). Bank Mandiri berhasil menjaga NPL di level 1,01 persen, jauh di bawah rata-rata industri perbankan yang mencapai 2,33 persen. Sementara itu, coverage ratio perseroan tercatat di angka 292,63 persen, melampaui standar minimal perbankan.

Darmawan menambahkan, kemampuan Bank Mandiri dalam menjaga kualitas aset terlihat dari pencadangan optimal yang mencapai NPL coverage ratio sebesar 332 persen hingga Juni 2024. Disiplin dalam penerapan manajemen risiko juga membuat cost of credit (CoC) berhasil ditekan ke level 0,86 persen, turun dari 0,98 persen pada Juni 2023.

Di sisi aset, Bank Mandiri berhasil mencatatkan total aset konsolidasi sebesar Rp2.258 triliun pada paruh pertama 2024, tumbuh 15 persen secara tahunan. Capaian ini mengukuhkan posisi Bank Mandiri sebagai bank dengan aset konsolidasi terbesar di Indonesia.

Keberhasilan ini, menurut Darmawan, merupakan hasil dari strategi bisnis yang terukur dan kehati-hatian dalam menjaga kualitas aset. Bank Mandiri berkomitmen memperluas ekosistem dan mengoptimalkan potensi ekonomi di setiap wilayah, dengan tetap fokus pada peningkatan akses keuangan dan memenuhi kebutuhan masyarakat.

Darmawan menyimpulkan, kinerja positif Bank Mandiri didukung oleh stabilitas ekonomi nasional dan kemampuan perusahaan dalam beradaptasi dengan dinamika global. Ke depan, Bank Mandiri akan terus berinovasi dan menyesuaikan layanan dengan kebutuhan konsumen seiring perkembangan zaman, demi menjaga daya saing dan keberlanjutan bisnis.

Portofolio Kredit Usaha Mikro

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk melaporkan bahwa penyaluran Kredit Usaha Mikro (KUM) telah mencapai angka Rp32,7 triliun hingga Juli 2024, menyentuh lebih dari 294 ribu pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di seluruh penjuru Indonesia.

Bank Mandiri mencatat, pertumbuhan penyaluran kredit ini terus menunjukkan tren positif dengan portofolio KUM yang meningkat sebesar 10,74 persen secara tahunan (YoY). Salah satu sektor unggulan yang didukung oleh Bank Mandiri adalah sektor pertanian. Bank ini menyediakan fasilitas KUM untuk para petani tebu yang menjadi mitra utama PT Sinergi Gula Nusantara (SGN), anak perusahaan dari PTPN III (Persero) Holding Perkebunan.

Dalam pernyataan tertulisnya di Jakarta, Senin, Executive Vice President Corporate Banking VI Bank Mandiri, Budi Purwanto, menggarisbawahi potensi besar sektor pertanian dalam menggerakkan roda ekonomi nasional. Kerja sama dengan SGN, menurut Budi, merupakan bagian dari strategi besar Bank Mandiri dalam memperluas ekosistem pertanian melalui digitalisasi dan inovasi layanan keuangan.

“Kami berkomitmen menciptakan ekosistem yang inklusif dan berkelanjutan melalui digitalisasi dan kemitraan strategis seperti yang dilakukan dengan SGN. Ini memungkinkan para petani untuk mengakses pembiayaan yang sesuai dengan kebutuhan mereka,” ujar Budi.

Kemitraan antara Bank Mandiri dan SGN diresmikan melalui penandatanganan perjanjian kerja sama di Surabaya. Fasilitas KUM yang dirancang khusus untuk petani tebu ini menggunakan skema pembayaran berdasarkan masa panen, memungkinkan para petani tebu yang menjadi mitra SGN untuk mengatur arus kas mereka dengan lebih fleksibel, menyesuaikan kewajiban pembayaran dengan waktu panen mereka.

Lebih lanjut, Budi menjelaskan bahwa kerja sama ini tidak hanya mencakup pembiayaan bagi petani, tetapi juga untuk supplier dan vendor melalui mekanisme Accepted Invoice Financing. Langkah ini diharapkan dapat memperkuat rantai pasokan atau value chain dalam ekosistem SGN, sehingga operasional bisnis dapat berjalan lebih efisien dan efektif.(*)